KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » 14. Nasi Campur Bungkus Daun Pisang Itu

    14. Nasi Campur Bungkus Daun Pisang Itu

    BY 20 Nov 2024 Dilihat: 187 kali
    Cerita tentang Kami_alineaku

    Alhamdulillah, hari ini aku masih menyempatkan belajar di sela kesibukan mengajar mahasiswa PPG Dalam Jabatan Angkatan I Universitas Negeri Surabaya.  Belajar apa malam ini? Aku  ngikut acara zoom Belajar dari Bintang bersama Mbak Mia Chuz yang penulis novel Wedding Agreement itu. Moderatornya, Asma Nadia yang penulis best seller Indonesia. Alhamdulillah. Semoga ikhtiarku ini menjadi jalan bagi terwujudnya salah satu mimpiku, menjadi penulis inspiratif. Aamiin ya Rabbal’alamiin.

      Walau sudah 38 tahun, aku dan Mas Eko tak lagi bisa merasakan hangatnya telapak tangan Mama. Tak lagi bisa merasakan bahagianya makan dengan suapan dari tangan Mama. Tapi, kenangan bersama sekian puluh tahun lalu itu masih terbingkai manis dalam ruang memoriku.

      Aku masih mengingat dengan baik. Tanggal 1 awal bulan, tak seperti tanggal-tanggal lainnya di bulan yang sama. Sungguh, ia penuh arti dan kenangan manis. Betapa tidak, setiap sore di tanggal itu, aku, Mas Eko, dan Dik Erry selalu menunggu Mama pulang dari kantor dengan kegembiraan yang berbeda dengan hari-hari lainnya. Apa pasal? Yaa, karena di tanggal itu, pasti Mama pulang dari kantor dengan membawa bungkusan nasi campur uenak tenan berbungkus daun pisang.

    Setiap guru dan karyawan di sekolah, selalu mendapat jatah nasi bungkus daun pisang di tanggal 1 setiap bulannya. Betapa Mama mengalah untuk kami bertiga. Di saat teman-teman  lain  di kantor menyantap nasi bungkus itu, Mama tidak turut menyantapnya. Dengan hati-hati, Mama memasukkan nasi bungkus itu dalam kantong plastik dan rapikan dalam tas kerja. Mama berasa cukup kenyang menyantap bontotan makan siang sehari-hari yang biasa dibawa dari rumah.

      Nasi campur bungkus daun pisang ini memang lain dari yang lain. Selain karena lauknya yang memang menggugah selera, berupa empal daging bumbu merah, oseng tahu lombok ijo, dan kering tempe, juga karena ada cinta yang hangat di dalamnya. Kasih seorang ibu untuk ketiga anaknya yang sudah menanti di rumah.

      Seperti biasa, setelah Mama bersih diri dan sholat ashar, maka ritual makan nasi bungkus oleh-oleh Mama pun dimulailah. Masih aku ingat dengan jelas, Mama duduk bersila di karpet merah ruang keluarga kami. Lalu, duduk di hadapan Mama,  kami bertiga berurutan dari Mas Eko, aku, lalu Dik Erry. Sebelumnya, Mama tambahkan dulu nasi ke dalam bungkusan untuk mengimbangi porsi lauk yang cukup banyak untuk sebungkus nasi.

      Setelah mengawali dengan doa makan, akhirnya dilanjutkan dengan Mama menyuapi kami secara bergantian. Betapa tampak dari binar mata Mama yang indah itu kalau Mama sudah cukup merasa bahagia hanya dengan menyuapi kami dan melihat kegembiraan kami menikmati nasi yang Mama suapkan dari tangan  Mama yang selalu hangat itu. Sore itu, kami berempat tertawa bahagia menikmati kebersamaan yang ada. Sungguh, aku mengenang waktu-waktu itu sepenuh hati dan sampai kapan pun karena demikian berartinya bagiku.

      Kini, sudah tak ada lagi kebersamaan itu. Tak ada lagi kegembiraan menikmati suapan Mama. Namun, aku sambungkan kegembiraan dalam kebersamaan itu sesuai versiku … happy dengan melihat keceriaan anak-anakku ketika duduk di hadapanku dan menikmati makanan yang aku suapkan pada mulut mereka. Terlebih ketika aku tambah dengan cerita tentangmu Maa dan tentang kebahagiaan uminya makan nasi bungkus disuapin Mama. He he he, kadang mereka jadi agak konyol juga. Mama tahu apa kekonyolan mereka?

    “Umi, jadi pengen juga ngerasain disuapin Oma makan nasi campur bungkus daun pisang,” ucap mereka di sela-sela mengunyah makanan.

    “Ya seperti ini rasanya saat kalian menikmati suapan nasi dari telapak tangan umi,” begitu jawabku menutup kebersamaan kami itu. Terima kasih atas pengalaman indah dan berkesan di tanggal 1 setiap bulan itu tahun demi tahun. Always love u … Mama.

     

     

    Kreator : Maryam Damayanti Payapo

    Bagikan ke

    Comment Closed: 14. Nasi Campur Bungkus Daun Pisang Itu

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021