Pengalaman spiritual berkesan lainnya bagi kami bertiga adalah saat Papa mengajak kami sholat tarawih di bulan Ramadhan di rumah salah satu jamaah pengajian Papa. Kalau tidak salah ingat, di rumah keluarga pak Toyyib, seorang berdarah Madura yang soleh dan santun. Beliau mengundang Papa untuk menjadi imam sholat tarawih dan mengisi ceramah setelah shalat jamaah selesai. Rumah beliau di jalan Cipunegara, Surabaya.
Tentu ini menjadi pengalaman amazing bagiku, Mas Eko, dan Adek Erry. Betapa Papa dan Mama mengajarkan bahwa kewajiban dalam agama Islam ini adalah beribadah menyembah Allah SWT, Tuhan semesta alam juga melatih kami untuk bersosial. Ngena banget, untuk hablumminallah dan hablumminannaas kami.
Betapa sebagai hamba, kita tak boleh lupa untuk pandai bersyukur dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Walau saat itu, kami belum paham betul akan arti ibadah kami tetapi apa yang kami lihat dari yang Papa dan Mama teladankan sungguh membingkai hati kami dengan semangat pengen taat seperti beliau berdua.
Ramadhan pun berlalu, tibalah Hari Raya Idul Fitri. Semua umat Islam bergembira menyambut datangnya fajar 1 Syawal ini. Tak terkecuali keluarga kami. Setelah shalat Idul Fitri di Taman Bungkul, kami melanjutkan dengan bersilaturahmi ke rumah eyang Tardjo di Walikota Mustajab 74 Surabaya. Di sana telah berkumpul keluarga besar Mama. Ada pakde Jon dan keluarga. Berikutnya, pakde Wiwik sekeluarga. Ditambah keluarga Om Hardiman. Sayang Bude Titik dan keluarga di Jakarta. Pakde Didik dan keluarga di Bandung. Jadi, tidak setiap tahun bisa bergabung berlebaran di rumah Eyang Tardjo ini.
Malamnya, baru Papa dan Mama mengajak kami bersilaturahmi ke rumah tetangga dan ke rumah pak Toyyib. Aku ingat, malam itu, bu Toyyib menjamu kami dengan hidangan kue Spikoe yang sungguh enak dan lembut. Itu pengalaman pertama kami bertiga makan kue Spikoe. Ternyata memang lekker rasanya. Hemmm, masih teringat rasa kuenya yang terbagi dalam dua warna khas itu, coklat dan kuning dengan taburan kismis di dalamnya. Alhamdulillah, Ya Rabb.
Di masa itu, menjadi pengalaman pertama dan bermakna bagiku diajak tarawih berjamaah di rumah pak Toyyib (karena biasanya, kami sholat tarawih berjamaah di masjid). Plus, pengalaman tak terlupakan, bersilaturahmi lebaran ke rumah Pak Toyyib. Qodarullah, sekitar 20 tahunan kemudian, Allah perkenankan aku menginjak rumah pak Toyyib lagi. Bukan dalam kapasitas untuk bersilaturahmi kepada bu Toyyib (pak Toyyib ternyata sudah berpulang di tahun 1980-an). Tetapi aku ke rumah beliau dalam rangka silaturahmi dengan Mita, sahabatku waktu bersekolah di SDN Trunojoyo 2 Surabaya. Ternyatanya lagi, Mita menikah dengan putra pertama Pak Toyyib, Mas Rahmad. Alhamdulillah, sampai saat ini, aku masih sambung sapa dengan Mita lewat facebook. Mita dan keluarga berdomisili di Jakarta.
Papa dan Mama, terima kasih untuk pengalaman ruhani yang mengesankan ini. Tak akan terlupa sepanjang sisa usiaku.
Kreator : Maryam Damayanti Payapo
Comment Closed: 18. Sholat Tarawih dan Silaturahmi ke Rumah Pak Toyyib
Sorry, comment are closed for this post.