KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » 24 Hours of Mine

    24 Hours of Mine

    BY 30 Sep 2025 Dilihat: 5 kali
    24 Hours of Mine_alineaku..

    Gedoran di pintu rumah membuatku spontan berdiri dengan mata langsung terbelalak. Sembari bangun dari tempat tidur, sambil mengucek mata ku fokuskan pandangan pada jam tangan yang menunjukkan angka 01.20 sembari menyeret sandal dan memakai jaket, cepat-cepat ku tutup pintu dan berlari menuju arah pintu belakang puskesmas yang berada satu kompleks dengan rumah dinasku ini. 

    Pasien sudah melahirkan tapi sudah lebih dua jam plasenta belum keluar semuanya, dan perdarahan tak kunjung berhenti sementara pasien mulai menurun kesadarannya. Prosedur manual plasenta ku kerjakan dengan perlengkapan seadanya, bahkan sarung tangan panjang pun tak tersedia disini. Maklum, pedalaman… 

    Belum beres dengan pasien post partum, datang pula pasien kecelakaan lalu lintas tunggal. Pengendara motor yang mabuk menabrak pembatas jembatan dan nyungsep ke kali kecil dengan kondisi penurunan kesadaran juga akibat perdarahan dari perut yang masif. Lama katanya baru bisa dievakuasi dari tempat kejadian karena posisi motor menindih pengendara didalam kali sempit dan tidak adanya penerangan yang cukup di tempat kejadian yang tidak ada lampu jalannya. 

    Puskesmas rawat inap tempatku melayani ini, mencakup 3 kecamatan sebagai wilayah kerja karena di kecamatan tetangga tidak ada tenaga dokter. Dan hanya 2 orang tenaga dokter, 3 perawat dan 6 bidan saja yang bekerja disini. 

    Matahari telah bersinar di celah gunung Gergaji, mengusir kabut dari pandangan namun belum bisa terasa hangat di kulit. Suhu di tempat ini bisa mencapai 2*C pada bulan Agustus – Oktober setiap tahunnya. Benar-benar menusuk ke tulang dan terasa dingin sampai ke sumsum. Ketiadaan listrik membuat kami terpaksa beradaptasi dengan kondisi extrim ini.  Jam 06.30 aku masih berpiyama dan masih berkutat dengan Rekam Medis dan follow up pasien. 

    Segera ku berlari ke rumah setelah selesai dengan pekerjaan dokumen. Membuat api di tungku untuk menghangatkan badan yang membeku sambil menyiapkan sayuran dan lauk untuk memasak menu hari ini untuk suami dan anak-anakku untuk sarapan, makan siang sampai makan malam nanti. 

    Selagi suamiku menyuapi anak-anak sarapan, aku masih memanaskan air di dapur untuk kami semua pakai mandi. 

    Sebelum pergi kerja lagi jam 8 pagi, sudah ku siapkan materi pembelajaran anak-anak untuk mereka kerjakan hari ini, yang ku periksa saat puskesmas sudah tutup pelayanan rawat jalan di jam 4 sore nanti. Anak-anak belajar dengan dituntun ayah mereka, sembari ayahnya melayani di Mini Bank dan Depot Air Minum yang menjadi usaha sampingan kami disini. 

    Puskesmas melayani rawat jalan mulai jam 8 pagi dan berakhir jam empat sore, dengan rata-rata pasien 90-120 orang dalam sehari. Cukup menguras tenaga memang, tapi karena sudah bersumpah siap ditempatkan dimana saja, peran ini ku lakoni dengan tulus untuk membantu mereka yang sakit. Pelayanan rawat inap dan gawat darurat 24 jam membuatku kadang nanti pulang kerumah setelah hari gelap jika pasien ada banyak. 

    Syukurlah hari ini selesai pelayanan rawat jalan masih tergolong cepat. Jam 4 sore aku sudah sementara mencuci pakaian keluargaku dirumah setelah makan siang ala kadarnya. Anak-anak sudah menuntut haknya, minta dinilai pekerjaan mereka. Mulai dari pelajaran maupun pembagian tugas di rumah yang semuanya kami lakukan bersama tanpa ada bantuan tenaga pembantu rumah tangga. 

    Sementara aku memeriksa dan memberi nilai pada tugas anak-anak, pintu diketok lagi. Dengan berat hati ku sampaikan pada anak-anakku, mereka melanjutkan belajar di ruang perawat di puskesmas,  karena tugas mama memanggil. Pasien baru di gawat darurat ada beberapa orang dengan luka panah tembus di beberapa bagian tubuh akibat perang suku yang sementara berlangsung. Suamiku masih belum pulang dari lokasi proyek juga dikarenakan perang suku ini terjadi di jembatan dekat kali. Akibatnya, akses dari desa sebelah terputus untuk tiba di rumah menjadi hambatan untuk suamiku pulang malam ini. 

    Pasien-pasien korban perang suku sudah bisa teratasi dan stabil. Tak terasa diluar sudah gelap. Jam menunjukkan pukul 8 malam. Anak-anakku sudah sedari tadi menyelesaikan tugas pelajaran mereka dan kini menahan lapar menunggu aku selesaikan tugas. Kubawa mereka kembali kerumah, menghangatkan makanan dan makan malam bersama. Jam 9 malam waktunya membacakan cerita pengantar tidur sampai anak-anak terlelap beberapa menit setelahnya. Aku masih menunggu suamiku pulang, karena pastinya ia belum makan malam. 

    Mengisi waktu menunggu, aku membaca sambil menghangatkan makanan di tungku. Jam 10 malam suamiku pulang dengan kondisi basah kuyup dan kedinginan karena diluar hujan deras. Segera ku ambilkan handuk dan pakaian ganti, kemudian menemaninya makan sambil menghangatkan diri di tungku, sebelum akhirnya kami pun beranjak tidur. 

    Menjalankan peran sebagai istri, ibu dan tenaga medis di pedalaman bukanlah hal mudah bagiku. Tubuh ini kadang lelah, mental ini sering tertekan, tapi hati ini selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-NYA. 

    Bosan acap kali melanda, capek sering membuat ingin menyerah, tapi melihat pasien yang banyak tanpa ada pertolongan yang lain, membuatku bersyukur masih diberiNya pekerjaan untukku. 

    Lelah tak bisa dipungkiri, namun melihat antusiasme anak-anak untuk belajar dan mencari tahu berbagai hal membuat diri ini tak tega untuk tidak menjawab berjuta pertanyaan mereka. 

    Letih tak berujung, tak membuatku bosan memberi dukungan dalam usaha dan kerja suamiku, yang senantiasa tak putus-putusnya kubawa dalam doa. 

    Lesu sering menggerogoti diri, bermanja di pelukan suami adalah obatku yang paling mujarab, terasa menenangkan ditengah badai hidup yang sambung-menyambung setiap hari. 

    NikmatNya yang mana lagi yang hendak aku dustakan? Aku punya pekerjaan yang membantu banyak orang yang mencari kesembuhan, aku punya rumah yang hangat karena berisi mereka yang kusayangi dan menyayangiku, aku punya cukup makanan di meja yang tersaji setiap hari, aku punya anak-anak yang tumbuh sehat dan pintar serta aku punya suami yang pengertian, bahkan selalu menopang dalam setiap musim kehidupan kami. Puji Tuhan semesta alam, yang mengaruniakan semuanya ini padaku. Lelahku tak ada bandingnya dengan berkatNya yang kurasakan setiap hari. Thanks God!!!

     

     

    Kreator : Vidya D’CharV (dr. Olvina ML.L. Pangemanan, M.K.M.)

    Bagikan ke

    Comment Closed: 24 Hours of Mine

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021