Hai, Teman-Teman, kembali lagi pada pembahasan gaya bahasa kita kemarin. Kali ini Darapena akan membahas gaya bahasa ketiga, yaitu gaya bahasa pertautan.
3. Gaya Bahasa Pertautan adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mempertautkan suatu unsur dengan unsur lain. Gaya bahasa pertautan terbagi ke dalam 13 macam, yaitu:
Contoh:
– Ayah membeli Nissan keluaran terbaru.
– Aku sangat mengagumi Asma Nadia dibandingkan cerpenis lainnya.
Contoh Sinekdoke Pars Pro Toto:
– Lima ekor kambing telah dipotong untuk acara hari itu.
– Sudah lama aku tak melihat batang hidungnya.
Contoh Sinekdoke Totem Pro Parte :
– Dalam pertandingan itu Indonesia menang melawan Malaysia.
– SMP Negeri 27 Bandar Lampung menjadi panitia dalam pertandingan basket antar sekolah.
Contoh:
– Bandung adalah Paris Van Java.
– Tugu itu mengingatkan kita pada peristiwa Bandung Selatan.
Eufemisme, adalah gaya bahasa yang lebih halus sebagai pengganti kata-kata yang dirasa kasar, dianggap merugikan, dan tidak menyenangkan.
Contoh:
– Karena menggelapkan uang perusahaan, Pak Yono dibebastugaskan secara tidak hormat.
– Anak itu tinggal kelas karena agak terlambat dalam mengikuti pelajaran.
Contoh:
– Kekuatannya seperti si Pitung.
– Dewi Fortuna sedang berpihak pada tim basket kami.
Contoh:
– Raja Rimba memimpin dengan adil dan bijaksana.
– Si jago merah melahap lima ruko sekaligus.
Contoh:
– Kepala sekolah mengundang orang tua murid untuk menghadiri seminar.
– Ketua Osis mengajak seluruh anggota Osis untuk bekerja sama dengan baik.
Contoh:
– Tegakah membiarkan anak-anak Bapak dalam kesengsaraan?
– Apakah akan kita biarkan korupsi merajalela di negeri ini?
Contoh:
– Kaum pria dan kaum wanita memiliki hak dan kewajiban yang sama.
– Korupsi bukan hanya dikutuk, tetapi juga harus diberantas dari negara Pancasila ini.
Contoh:
– Andi ke Jakarta minggu lalu. (Pergi/berangkat)
– Saya sekarang sudah mengerti. (Permasalahannya/duduk perkaranya)
Contoh:
– Kita harus membangun, membangun jasmani dan rohani, rohani kuat dan tangguh, dengan ketangguhan itulah kita akan maju.
– Aku mempersembahkan cintaku padamu, cinta bersih dan suci, suci murni tanpa noda, noda yang selalu kujauhi dalam hidup ini.
Contoh:
– Meja, kursi, lemari dikeluarkan dari kamar itu.
– Ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah keluarga.
Contoh:
– Ibu menanam nangka dan jambu dan cengkeh dan pepaya di pekarangan rumah kami.
– Pembangunan membutuhkan sarana dan prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana.
Jika dibaca dengan teliti, banyak gaya bahasa di atas yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, ya, Teman-Teman. Namun, sepertinya belum lengkap kalau kita belum bahas gaya bahasa keempat yang akan diulas pada part selanjutnya.
Sekian dulu tulisan hari ini, saya Darapena, sampai jumpa pada tulisan lainnya.
Sumber referensi:
– KBBI V
– Ragam Gaya Bahasa, 2019
Comment Closed: 3+ Gaya Bahasa Kami harus Tahu part 3
Sorry, comment are closed for this post.