Masih membahas gaya bahasa, pada tulisan kali ini akan diulas tentang gaya bahasa terakhir, yaitu gaya bahasa perulangan.
4. Gaya Bahasa Perulangan adalah gaya bahasa yang mengandung perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa, ataupun bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam konteks yang sesuai. Gaya bahasa perulangan dibagi ke dalam 12 macam, yaitu:
Contoh:
– Duga dua duka
– Dara damba daku
Contoh:
– Muka muda mudah muram
– Jaga harga tahan raga
Contoh:
– Karena buah penanya itu, Rasya menjadi buah bibir.
– Bunga terlihat cantik mengenakan kemeja bermotif bunga.
Contoh:
– Aduh, orang kota berlagak desa, orang desa berlagak kota.
– Ia menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah.
Contoh:
– Kasihanilah, kasihanilah, sekali lagi kasihanilah orang tuamu yang telah mengorbankan harta benda untuk membiayai sekolahmu.
– Ingatlah kita harus bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat kepada Tuhan atas semua dosa-dosa kita.
Contoh:
– Kakanda mencintai adinda, adinda mencintai kakanda, kakanda dan adinda menjadi saling mencintai, adinda dan kakanda menjadi satu.
– Kau adalah aku, aku adalah kau, kau dan aku adalah sama.
Contoh:
– Berdosakah dia menyayangi dan mencintaimu? Berdosakah dia bermimpi dan merindukanmu? Berdosakah dia ingin selalu denganmu?
– Dengan giat belajar kamu bisa masuk sekolah favorit. Dengan giat belajar segala ujian bisa terselesaikan. Dengan belajar kamu dapat meraih cita-cita.
Contoh:
– Bahasa resmi adalah bahasa Indonesia. Bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia. Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia. – Kemarin adalah hari ini. Besok adalah hari ini. Hidup adalah hari ini.
Contoh:
– Ada selusin gelas ditumpuk ke atas. Tidak pecah.
Ada selusin piring ditumpuk ke atas. Tidak pecah.
Ada selusin barang lain ditumpuk ke atas. Tidak pecah.
Contoh:
– Anak merindukan orang tua.
Orang tua merindukan anak.
Pungguk merindukan bulan.
Ombak merindukan pantai.
Pendeknya, semua merindukan sesuatu dalam hidup ini.
Epanalepsis, adalah gaya bahasa repetisi berupa perulangan kata pertama baris, klausa, atau kalimat menjadi terakhir.
Contoh:
– Saya akan berusaha menggapai cita-cita saya.
– Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.
Contoh:
– Dalam mata ada kaca.
Dalam kaca ada adinda.
Dalam adinda ada asa.
Dalam asa ada cinta.
Dalam baju ada aku.
Dalam aku ada hati.
Dalam hati: Ah, tak apa jua yang ada.
Nah, itulah macam-macam gaya bahasa yang tergabung dalam gaya bahasa perulangan menurut Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan.
Jika Teman-Teman fokus membaca keempat gaya bahasa yang sudah diulas, banyak sekali gaya bahasa di atas yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti percakapan antara tetangga, dialog pembaca berita, puisi, narasi surat kabar, dll.
Sekian dulu tulisan kali ini. Saya Darapena, sampai jumpa pada tulisan lain berikutnya.
Sumber referensi:
– KBBI V
– Ragam Gaya Bahasa, 2019
Comment Closed: 3+ Gaya Bahasa Kami harus Tahu part 4
Sorry, comment are closed for this post.