Waktu itu dan di sepanjang perjalanan hidupku sebelum menikah, kalau sakit, rasanya hatiku ini sedih banget. Sedih karena sudah tidak ada lagi yang merawat dan memperhatikan seperti perhatian yang Papa dan Mama berikan. Terlebih Papa. Sedih karena jadi kuangen buanget pada Papa. Sebagai satu-satunya anak perempuan Papa dan Mama, aku selalu merasa bahwa Papa sangat sayang padaku. Aku jadi kangen digendong Papa lagi. Masih kuingat, di saat aku masih duduk di kelas II SMP, Papa masih menggendongku saat aku sakit.
Waktu itu, seperti biasanya, kalau aku sakit, Papa selalu menyempatkan pulang dulu ke rumah di tengah kesibukan mengajar di IKIP Surabaya dan di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Pulang sebentar untuk membawakan aku makanan kesukaanku agar aku mau makan siang lalu minum obat. Juga untuk menyempatkan menggendongku sambil menyanyikan lagu-lagu Ambon sampai aku tertidur. Setelah sholat dzuhur, baru Papa berangkat kerja lagi, mengajar. Malamnya, baru kami ketemu lagi, dalam kondisi tubuhku yang sudah mulai membaik kembali.
Aku juga masih mengingat dengan baik pengalaman saat baru selesai operasi amandel di tahun 1979. Waktu itu, aku masih sekolah kelas VI SD. Setelah operasi, aku harus makan bubur rumah sakit dulu lalu nasi tim, yang menurutku sungguh tidak enak rasanya. Lalu, untuk menghiburku, Papa berikan kertas dan pulpen padaku. Papa minta aku menuliskan menu harian yang ingin aku makan. Maka jadilah daftar menu harian makanan yang ingin aku makan. Ada menu Gado-Gado, Soto Ayam, Sop Makaroni, Lontong Sate Ayam, Telur Dadar isi wortel dan daging cincang, Martabak, dan lain-lain. Wah, sungguh, aku benar-benar terhibur dengan cara Papa ini, menuliskan makanan apa yang diinginkan untuk disantap. Alhamdulillah, begitu aku sudah diizinkan dokter untuk makan makanan rumah, Papa wujudkan semua keinginanku itu, hari demi hari. Papaku tersayang emang paling TOP deh.
Kreator : Maryam Damayanti Payapo
Comment Closed: 3. Menjadi princess di Kala Sakit
Sorry, comment are closed for this post.