KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » 4+ Kiat Menghukum tanpa Kekerasan

    4+ Kiat Menghukum tanpa Kekerasan

    BY 23 Des 2022 Dilihat: 148 kali

    Oleh : Darapena

    Dalam proses pendidikan, baik di sekolah (oleh guru) dan di rumah (oleh orang tua), tentu para Teman-teman akan mendapat kendala saat mendapati sang anak melakukan kesalahan. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak bisa berupa:


    (1) Kesalahan pemahaman. Si anak tidak memiliki pemahaman yang benar tentang sesuatu, sehingga ia melakukan sebuah kesalahan. 


    (2) Kesalahan dalam aplikasi. Si anak tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan jari jemarinya tidak terlatih untuk melakukan sesuatu, sehingga dia melakukan kesalahan. 


    (3) Kesalahan sengaja. Kesalahan yang sengaja dilakukan oleh anak itu sendiri (jiwa memberontak). 


    Oleh karena itu, perlu sekali Teman-teman  untuk menjalankan berbagai metode teguran baik dari segi akal maupun kejiwaan dalam mengatasi kesalahan anak. Apabila metode teguran sudah dilakukan, tetapi belum berhasil, maka artinya anak memerlukan penanganan berupa hukuman.


    Tujuan hukuman bukanlah pembalasan dendam orang tua/pendidik kepada anak. Tujuan sebenarnya adalah pendidikan yang merupakan memberikan bimbingan atau perbaikan yang merupakan salah satu metode pendidikan.


    Banyak orang tua/pendidik yang lupa tujuan adanya hukuman, sehingga mereka kira dengan menggunakan kekerasan pada anak akan mendatangkan hasil baik. Padahal, kekerasan dalam pendidikan itu membuat anak didik menjadi sosok yang berjiwa beku, lemah berkehendak, bertubuh kurus, labil emosinya, lemah tekadnya, dan minim aktivitas dan vitalitasnya.


    Adapun tiga tahapan dalam menghukum anak adalah sebagai berikut :

    1. Memperlihatkan cambuk pada anak. Mayoritas anak takut melihat cambuk atau alat hukum lainnya. Maka, hanya dengan memperlihatkannya pada mereka, cukup untuk meluruskan dan mengoreksi kesalahan mereka.

    2. Menjewer daun telinga. Ini adalah hukuman fisik pertama pada anak. Pada tahap ini si anak mulai mengenali kepedihan akibat melakukan kesalahan, yaitu telinganya dijewer.

    3. Memukul anak. Jika memperlihatkan tongkat dan cambuk tidak berhasil dan menjewer anak tidak mendapatkan dampak yang positif, maka tahap ketiga ini diharapkan dapat meredam kenakalannya. 


    Namun, bukan berarti pemukulan harus dilakukan sesuai kemarahan Teman-teman tanpa panduan sama sekali, ya. Berikut ini kaidah-kaidah yang harus diikuti saat memukul anak sesuai petunjuk Islam: 

    Memukul dimulai dari usia 10 tahun. Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam tidak mengizinkan memukul sebelum usia sepuluh tahun. Hal ini karena jika anak masih berada dalam masa pertumbuhan jasmani dan rohani. Banyak dipukul akan berakibat fatal pada anggota tubuhnya, bahkan dapat merusak jiwa dan pola pikirnya. 


    Memukul tidak lebih dari tiga kali. Hukuman berbentuk pukulan bagi anak maksimal adalah tiga kali, sementara balasan (qishash) jika memukul anak lebih dari tiga kali adalah tiga sampai sepuluh kali. Sedangkan, untuk Hadd (Hukuman cambuk bagi pezina, fitnah, khamr, dll) adalah sepuluh kali.


    Alat pukul. Bentuk alat pukul haruslah sedang (antara ranting dan tongkat), kelembaban alat pukul harus sedang (tidak terlalu kering atau terlalu basah), dan jenis apapun bisa dipakai (kulit, akar, sendal, atau kain yang dipilin.


    Bagian tubuh. Tempat yang boleh dipukul adalah tangan dan kaki. Tidak boleh wajah, kepala, alat kemaluan bahkan bokong.


    Berhenti memukul saat anak menyebut nama Allah. Hal ini mungkin akan dimanfaatkan oleh sang anak untuk lari dari hukuman dan mengulangi perbuatannya. Namun, terdapat pengagungan nama Allah Subhanahu Wa Taala dalam diri sang anak. Di samping itu, menjadi obat bagi si pemukul dari keadaan marahnya yang besar.


    Islam memang memerintahkan untuk bersikap sayang dan lembut pada anak, tetapi Islam juga melarang untuk terlalu keras dan jahat pada anaknya. Semoga tulisan di atas bisa menjadi bahan pemikiran saat Teman-teman bingung bagaimana menghadapi emosi saat anak tidak bisa dikendalikan sesuai yang dianjurkan oleh Islam.


    Saya Darapena, sampai jumpa pada tulisan lainnya.


    Sumber referensi : 

    Islamic Parenting, 2010

    Prophetic Parenting, 2010


    Bagikan ke

    Comment Closed: 4+ Kiat Menghukum tanpa Kekerasan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021