KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » 7. Casing Nomor Kesekian, yang Penting Hatinya

    7. Casing Nomor Kesekian, yang Penting Hatinya

    BY 20 Nov 2024 Dilihat: 117 kali
    Cerita tentang Kami_alineaku

    Aku jadi teringat kalimat ‘Jangan lihat casing-nya tetapi lihat dulu isinya’ atau kalimat ‘Nggak penting casing-nya, yang penting isinya.’

    Secara fisik, Papaku memang mudah dikenali. Bukan karena kulit yang putih bersih. Justru sebaliknya, karena kulitnya yang hitam manis. 

                    Hitam, selain karena Papa beretnis orang Ambon juga karena teriknya mentari kota Surabaya yang membakar kulitnya sepanjang hari. Betapa sehari-hari Papa harus melintasi jalanan kota Surabaya dari rumah kami di Simomulyo Baru Ngesong menuju kampus IKIP Ketintang. Lalu membelah jalanan kota Surabaya menuju SMA Muhammadiyah 2 Pucang. Sekian jam kemudian, sudah menuju kampus IKIP Muhammadiyah Kapasan. 

                     Masih teringat dengan jelas betapa aku suka sekali memegang telapak tangan Papa yang hangat dengan punggung tangannya yang berwarna coklat kehitaman. Kontras dengan tangan Mama yang kuning bersih. Ha ha ha, aku jadi tersenyum sendiri mengingat betapa Nyong Ambon Manise ini yang berhasil memenangkan hati Mama. 

                    Mama pernah bercerita padaku di suatu malam yang hening saat aku sudah akan beranjak menuju ke negeri mimpi. 

            “Papamu itu, orang Ambon tapi njawani. Malah bisa dikata, ngalah-ngalahi wong Jowo lho, Mbak,” begitu kalimat Mama mengawali ceritanya.

            “Kok bisa Ma?” tanyaku penasaran.

            “Orang Ambon itu biasanya keras mbak, tipikal orang luar daerah. Nah kalau Papamu itu, hati dan sikapnya lembut, kalem, kayak orang Jawa. Justru sebaliknya, ada orang Jawa yang hati dan sikapnya malah keras,” jelas Mama panjang lebar dan penuh penghayatan. 

                    Tak akan pernah ku lupa, ekspresi Mama ketika menceritakan hal njawani ini. Masya Allah, penuh cinta dan sayang. Aku jadi tersenyum sendiri demi melihat ekspresi Mama malam itu. Mama … Mama, paling bisa romantis deh kalau sudah cerita tentang Papa, belahan jiwanya. Urusan ini, emang deh Papa seng (tidak) ada lawan. Seng  ada kecap nomor dua pokoknya, bagi Mama. 

     

     

    Kreator : Maryam Damayanti Payapo

    Bagikan ke

    Comment Closed: 7. Casing Nomor Kesekian, yang Penting Hatinya

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021