Penulis : Rois Arifianto (Member KMO Alineaku)
(kisah nyata penghafal quran yang sering kerasukan jin, nama dan tempat disamarkan)
Gubrak, tiba -tiba pak eko yang sejak tadi duduk disampingku terjatuh, “waduh kena gangguan jin lagi dia “ ucap ustadz hafidz.
Saat itu ustadz hafidz sedang menyimak setoran pak slamet “ ini yang keberapa kali pak eko kerasukan “ tanyaku pada mas woko “ ini yang ketiga mas, dulu juga pernah dua kali kerasukan pas halaqoh tahfidz “ jawabnya
“Bapak – bapak dan mas – mas mari kita bacakan Al Quran bareng-bareng biar jinnya segera pergi “ perintah ustadz hafidz kepada kami. “ baik ustaz” jawab kami serentak
Kami adalah santri laki-laki sebuah rumah tahfidz kelas bapak – bapak. meskipun beberapa santri belum menikah, tapi kelasnya dinamakan kelas bapak – bapak. Santri rumah tahfidz tempat kami belajar, berasal dari berbagai macam profesi dan latar belakang pendidikan, tetapi mempunyai cita-cita yang sama ingin menjadi penghafal Al Quran.
Sama seperti saya pak eko adalah santri yang berprofesi sebagai karyawan swasta. Dia memang paling lambat hafalannya dari pengamatanku pribadi. Belakangan baru aku ketahui kenapa dia sangat lambat hafalannya, bisa jadi karena didalam tubuhnya ada jin yang menghalangi dia untuk membaca al quran. Terbukti dia sering kesurupan ketika mendengar orang membaca al quran
Senin sore ini pak eko kesurupan lagi, untuk ketiga kalinya menurut mas woko. Setelah kami bacakan ayat – ayat al quran, mas eko tiba-tiba berteriak-teriak dengan mata terpejam, sejurus kemudian bahkan dia tertawa keras dengan terbahak – bahak. Kami tahu bahwa itu adalah perbuatan jin yang ada didalam tubuhnya.
Bagi saya pribadi tertawanya jin tersebut membuat saya emosi “ kurang ajar malah tertawa “ batinku didalam hati. Nampaknya ustadz hafidz juga merasakan hal sama sepertiku, beliau kemudian memerintahkan kami untuk terus membaca al quran. “ wahai jin yang ada didalam tubuh pak eko keluarlah “ teriak ustadz hafidz tepat ditelinga pak eko. Selanjutnya ustadz hafidz mengumandangkan adzan tepat ditelinga pak eko. Pak eko berteriak kencang sambil menutup kedua telinga dengan tangannya.
Ustadz hafidz berusaha mencegah agar tangan pak eko tidak menutup telinganya agar suara bacaan al quran kami tetap bisa kedengaran. Karena melihat ustadz hafidz kepayahan dalam memegangi tangan pak eko maka saya berinisiatif untuk membantunya “ gila kuat juga tenaganya “ batinku. Pak joko tolong jangan berhenti tilawah “ perintahku “ karena saya melihat pak joko sudah tidak terdengar membaca al quran.
Setelah kurang lebih sepuluh menit, pak eko sudah sedikit tenang dan sekarang posisinya tiduran terlentang di lantai. “Istighfar pak eko” pinta ustadz hafidz. Terlihat mulut pak eko komat – kamit seperti beristighfar. “Alhamdulillah sudah sadar ” kata pak surya yang sedari tadi fokus melakukan tilawah.
“Bagaimana pak eko “ tanya ustadz hafidz, “ lemes ustadz “ jawab pak eko . “tapi sudah sadar kan ?” “sudah ustadz” . kami pun merasa lega.
Beberapa saat kemudian pak eko berkata kepada kita sebenarnya saat masuk rumah tahfidz tadi dia sudah merasakan gangguang dia sangat takut, dan begitu mendengar bacaan al quran kami jantungnya berdebar sangat kencang, dia gelisah tapi tetep berusaha untuk melawan. Bahkan dia sudah berusaha minta tolong kepada saya yang duduk disampingnya tapi tidak punya tenaga. Sampai akhirnya dia jatuh tersungkur.
Akhirnya halaqoh hari itu ditutup dengan pengumuman bahwa hari kamis tahfidz tetap masuk seperti biasanya dan kami berpesan kepada pak eko untuk hati-hati selama dalam perjalanan pulang.
Hari kamisnya di grup wa tidak ada chat izin dari pak eko, berarti pak eko bisa hadir di rumah tahfidz lagi. Sore harinya kami sudah hadir di rumah tahfidz, kami mempersiapkan diri untuk setoran hafalan. Ada yang muroja’ah hafalan lama , ada juga yang ziyadah setoran hafalan baru.
Pak eko tiba tiba berkata dengan lirih, tapi kami semua mendengar apa yang dia katakan, “Ustadz bisa bantu saya?“
“Bantu apa pak eko ?” tanya ustadz hafidz,
“Bantu ruqyah seperti kemarin “ jawab pak eko
“Kapan ?“ tanya ustadz lagi
“Terserah,“ jawab pak eko. Jawaban terserah dari pak eko disertai dengan perubahan raut muka tegang, kami menyadari bahwa yang berkata terserah itu bukanlah pak eko. Kami bertambah yakin ketika tiba-tiba pak eko tertawa terbahak-bahak.
“Kesurupan lagi ustadz“ seru kami bareng-bareng
Akhirnya kami meruqyah pak eko lagi, tapi hari ini rekasi pak eko lebih keras dibandingkan dengan hari senin yang lalu. Hari ini pak eko meronta-ronta sampai harus kami pegangi kaki dan tangannya. Durasi ruqyah pun juga lebih lama, sampai adzan maghrib bahkan lebih pak eko belum menunjukkan tanda-tanda sadar kembali. Ustadz hafidz kemudian memerintahkan kami untuk bergiliran sholat maghrib dahulu, aku termasuk orang yang mendapat giliran sholat dahulu. Tetapi ketika saya selesai wudhu nampaknya pak eko sudah sadar dan juga sudah siap melaksanakan sholat maghrib. Akhirnya kami sholat maghrib secara berjamaah.
Setelah maghrib kami bergegas pulang sambil berpesan pada pak eko untuk hati-hati dijalan. Selepas isak ada chat di grup wa ucapan terimakasih dari pak eko telah membantu merukyahnya. Dan dia mengakui bahwa dia sering mendapatkan gangguan jin. Dan salah satu motivasi mendaftra menjadi santri adalah sebagai ikhtiar agar tidak diganggu jin lagi.
Tetap semangat pak eko semoga Allah meridhoi.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Ada Jin di Rumah Tahfidz
Sorry, comment are closed for this post.