KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Ada Keajaiban Ditengah Kepiluan

    Ada Keajaiban Ditengah Kepiluan

    BY 28 Jun 2024 Dilihat: 140 kali
    Ada Keajaiban Ditengah Kepiluan_alineaku

    Pagi ini mendengar info kalau kompleks rumah kami listrik sudah menyala. Alhamdulillah. Entahlah, ada perasaan senang sekali menerima kabar tersebut, harapan bahwa Kota Palu akan segera pulih kondisinya mulai terasa, kalau Listrik sudah menyala maka tentu, ada harapan kami bisa segera kembali kerumah, jika masyarakat sudah kembali ke rumahnya masing-masing maka dapat dipastikan suasana kota berangsur pulih, kantor dan aneka pelayanan publik akan kembali aktif dan kami bisa kembali merasakan kota Palu yang dulu.   

     Begitu terang tanah saya pun bergegas mandi dan berencana ke pasar, meskipun sedikit tidak yakin ada yang berjualan. Hari ketiga kedatanganku di Palu itu artinya ini baru hari ke lima pasca bencana. Saat menuju pasar saya sengaja ambil jalan memutar melewati area perkantoran dan mataku menangkap kondisi beberapa kantor yang rusak parah, temboknya runtuh dan memperlihatkan kondisi dalam kantor yang nyaris kehilangan bentuk, kosong melompong dengan hanya beberapa kursi terbalik, mungkin juga sisa-sisa jarahan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bahkan lantai atasnya lebih mengenaskan lagi. Sepertinya butuh waktu untuk merenovasi dan membuat karyawan kantornya berani untuk memulai aktivitas. Memasuki kompleks pasar, nampak lenggang, parkiran yang biasanya padat, sehingga selalu sulit untuk mencari tempat parkir, hari ini kendaraanku bisa masuk jauh kedalam. Aku sangat berharap ada buah atau sayur yang dijual, karena kemarin suamiku yang kebetulan melewati pasar pulang ke tenda pengungsian membawa Nangka, pepaya dan semangka.Anak-anak dan ponakan berteriak senang karena seolah mendapat hadiah besar. Hari ini pasar juga sepi hanya terlihat beberapa orang ibu yang menggelar jualan, toko-toko sekitarnya masih tertutup rapat, lapak penjual beras ada yang buka satu dua, bahkan Aku  menemukan ada yang menjual sembako dengan merk alfa midi. Aku berjalan melewati lapak tersebut, dan subhanallah aku mendapat jagung muda, bayam, kangkung dan kemangi, terbesit di hati hari ini mau masak bubur manado karena sayuran lengkap yang kudapat pagi ini. Jadilah kami sarapan TINUTUAN, sarapan yang tergolong istimewa di tempat pengungsian seperti ini, dan disaat-saat dimana yang tersaji hanya mie instan dan telur, masya allah. Apa yang mustahil jika Allah berkenan. Keajaiban lain kami di bagian dapur separuh terkejut karena mendapati setengah karung ayam yang sudah dipotong bahkan sudah di bumbui. Kami saling tanya dari mana asalnya dan siapa yang bawa. Sungguh ya Illahi rahmatmu tak pernah putus, keajaiban cintaMu kunikmati sepenuh jiwa. Air mata jadi mudah runtuh belakangan ini, ternyata dibalik semua ujian ini selalu ada hadiah-hadiah Allah yang menghangatkan hati, memperkaya jiwa bahwa sesungguhnya pertolongan Allah begitu dekat. 

    Coba saja saat saya memutuskan pulang ke palu, sehari setelah Bencana meluluhlantakkan kota, saya merasakan begitu sulitnya untuk berkomunikasi dengan keluarga. Info yang saya terima bahwa yang bagus digunakan hanya XL, sehingga malam itu sayapun menitip kartu xl pada kasubagku yang pergi mencari logistik untuk dibawa ke palu. Subhanallah sesampainya di palu, ehhh… jaringan di tempat pengungsian justru sangat bagus. Saya bahkan tidak perlu mengganti kartu telkomsel saya dengan kartu Xl yang dibeli. Bermodalkan itulah saya menghubungi semua kerabat diluar kota yang tentu ingin sekali tau kondisi kota palu dan keadaan keluarga pasca bencana. Ini juga sangat menguntungkan karena saya juga bisa mengabari teman-teman se Indonesia dan menghubungi teman-teman yang berniat akan menyalurkan bantuan ke sini. Alhamdulillah.

    Keajaiban lain, hari kedua saya berada di pengungsian, artinya hari ketiga pasca bencana, anak saya berkelakar ” Bunda, kalau kita makan mie terus, bisa keriting juga otak kita, tiap hari makan telur bisa bisulan kelebihan protein” kami semua terbahak mendengarnya. Saya akhirnya memutuskan pagi itu kepasar, subhanallah saya menemukan penjual ikan laut segar, penjual Duo ( ikan teri khas sulawesi) serta sawi dan brokoli segar. Padahal tidak satupun kios sepanjang pasar yang buka, karena semua masih sibuk mencari info keberadaan keluarga, bahkan goyangan gempa juga masih sangat intens. Dalam hati kecil saya, kalau seperti ini kami tidak akan kemana-mana, kami akan terus disini, Palu akan berangsur baik, Palu akan kembali pulih seperti dulu. Ujian dahsyat ini karena Allah swt ingin kami jedah sejenak dengan urusan dunia yang sudah terlalu melenakan dan melarutkan. Hingga semua aktivitas DIA hentikkan paksa sementara.

    Sore hari saya memutuskan menjenguk rumah dan memastikan berita bahwa listrik sudah menyala, sambil menyetir saya tidak putus-putusnya bersyukur, adik saya  benar ketika bilang, bahwa kita  yang sekarang ini masih selamat dan hidup, tengah dihadiahi Allah kesempatan hidup yang kedua. Tidak semua orang mendapat kesempatan kedua, sehingga jika kita tidak menyadari dan banyak-banyak bersyukur maka sungguh kita termasuk golongan yang melampaui batas. 

    Memasuki lorong rumah, aku seakan memasuki daerah asing, lorong sepi karena tak ada suara anak-anak bermain dan saling meledek, tak ada juga ibu-ibu yang duduk-duduk di bangku rumahnya berceloteh tentang harga sembako, discount toko, pasar murah, topik yang selalu menjadi buruan ibu-ibu rumah tangga sepertiku. Sejenak aku memelankan jalannya mobil ketika melewati rumah tetanggaku yang sampai hari ini belum ketahuan kabar berita. Info terakhir kami dapat dari putranya, bahwa dia bukan hanya kehilangan kedua orang tuanya, tapi juga paman, bibi, adik, sepupu dan semuanya berjumlah 11 orang.

    Dari rumah saya menengok sejenak rumah tetangga sekaligus saudara kami yang kini senyap dan sunyi, tidak kutemui gelak tawa kak Ratna, senyum ramah Incha Wahyudin (mama widi) canda tawa Iskandar dan istrinya Asih. Karena Tsunami kemarin merenggut mereka semua. 11 anggota keluarga hilang bersamaan, Masya allah, sampai hari ini kami belum mendengar kabar apakah ada yang jenazahnya ditemukan, hanya perkiraan bahwa mereka semua meninggal akibat diterjang tsunami karena pada saat yang sama mereka berada di tenda kegiatan Palu Nomoni yang dihelat di tepi pantai Talise. Aku diserbu oleh perasaan sedih yang luar biasa, ajal begitu dekat dan bisa merengkuh kita semua secara tiba-tiba, rela atau terpaksa kita pasti akan menemui maut dengan cara yang sama atau bahkan dengan cara apapun yang dikehendaki Allah. Sungguh kejutanMu seringkali di luar prediksi, tapi aku yakin seyakin-yakinnya, kali ini jiwa kami semua KAU “Colek” , untuk menyampaikan pesan bahwa kami hanya daun kecil di dahan lapuk, goyangan kesombongan dan keangkuhan kami menentukan kejatuhan kami. Subhanallah…….

     

    Kreator : Anna Sovi Malaba

    Bagikan ke

    Comment Closed: Ada Keajaiban Ditengah Kepiluan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021