KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Adab Seorang Muslim (Bagian 1)

    Adab Seorang Muslim (Bagian 1)

    BY 25 Des 2024 Dilihat: 71 kali
    Adab Seorang Muslim_alineaku

    BAB I 

    MENGENAL ALLAH DAN RASULULLAH

    1. Mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala

     Anak-anakku! Agama Islam mengajarkan kepada seluruh umatnya untuk mencintai dan mengenali sifat-sifat Allah SWT dan Rasul-Nya. Setiap muslim berusaha untuk selalu senantiasa menjalankan segala perintah dan larangan-Nya sebagai wujud kecintaannya terhadap Allah SWT. Allah SWT adalah tuhan kita semua dengan mengenal Allah SWT seorang muslim akan lebih mengetahui hakikat kehadiran Allah SWT.

    Apabila kita ditanya: Siapakah Tuhanmu? Maka katakanlah: Tuhanku adalah Allah, yang telah memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala nikmat yang dikaruniakan-Nya. Dan dialah sembahanku, tiada sesembahan yang haq selain Dia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

    الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

     

    “Segala puji hanya milik Allah Tuhan Pemelihara semesta alam“. 

    (Al-Fatihah 1: 1)

     

    Semua yang ada selain Allah disebut alam, dan kita merupakan salah satu dari semesta alam ini.

    Selanjutnya jika kita ditanya: Melalui apa kalian mengenal Tuhan? Maka hendaklah kita jawab: Melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya. Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah: malam, siang, matahari dan bulan. Sedang di antara ciptaan-Nya ialah: tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala makhluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

    وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

    “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan janganlah (pula kamu bersujud) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu benar-benar hanya kepada-Nya beribadah” (Fushshilat 41: 37)

    إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

    “Sesungguhnya Tuhanmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang, senantiasa mengikutinya dengan cepat. Dan Dia (ciptakan pula) matahari dan bulan serta bintang-bintang (semuanya) tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah hanya hak Allah mencipta dan memerintah itu. Maha Suci Allah Tuhan semesta alam“. (Al-A’raf 7: 54)

    Tuhan Allahlah yang haq disembah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

    يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ﴿٢١﴾الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

    “Wahai manusia ! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, (Tuhan) yang telah menjadikan untukmu bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, serta menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu Dia menghasilkan segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengangkat sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui“. (al-Baqarah 2: 21-22)

     

    2. Mengenal Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

    Apabila kita ditanya: Siapakah Nabimu? Maka katakanlah: Nabiku adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muththalib bin Hasyim. Hasyim dari Quraisy dan Quraisy dari Arab, dan Arab dari keturunan Ismail bin Ibrahim Al-Khalil ‘alaihis Salam.

    Usia beliau 63 tahun. Yang 40 tahun sebelum kenabian, dan 23 tahun sebagai Nabi dan Rasul. Awal kenabian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan turunnya wahyu surat Al-‘Alaq dan kerasulan dengan turunnya wahyu surat Al-Muddats-tsir. Negeri beliau Makkah.

    Allah mengutus beliau sebagai pemberi peringatan dari kesyirikan dan mengajak kepada tauhid. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

    ﴿يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (١) قُمْ فَأَنْذِرْ (٢) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (٣) وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (٤) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (٥) وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (٦) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ﴾

    “Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi agar memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.” (QS. Al-Muddatsir [74]: 1-7)

    1. Makna (قُمْ فَأَنْذِرْ) adalah berilah peringatan dari kesyirikan dan ajaklah kepada tauhid.
    2. Makna (وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ) adalah agungkanlah Allah dengan tauhid.
    3. Makna (وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ) adalah bersihkanlah amalanmu dari kesyirikan.
    4. Makna (وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ) adalah pebuatan dosa dengan menyembah berhala, dan cara mengatasinya dengan meninggalkannya dan berlepas diri darinya dan pelakunya. Untuk hal ini, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdakwah selama 13 tahun untuk mengajak kepada tauhid. Setelah 10 tahun kenabian, beliau dinaikkan ke langit dan mendapatkan kewajiban shalat lima waktu. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam shalat di Makkah selama 3 tahun, setelah itu diperintah hijrah ke Madinah.

    Hijrah adalah berpindah dari negeri kesyirikan ke negeri Islam. Hijrah diwajibkan atas umat ini dari negeri kesyirikan menuju negeri Islam. Hal ini tetap berlaku hingga terjadinya Kiamat.

    Maka kita sebagai umat nabi Muhammad SAW, wajib mengikuti ajarannya, menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan Nabi Muhammad SAW. Agar hidup kita bahagia di dunia dan diakhirat.

    3. Kewajiban sebagai Hamba Allah

     

    Sungguh, Allâh Azza wa Jalla menciptakan manusia untuk suatu tujuan yang mulia, yaitu untuk beribadah kepada Allâh semata tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

    وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

    Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (adz-Dzâriyât 51:56)

     

    Dalam ayat ini, Allâh Azza wa Jalla menuntut dua perkara dari kita. Pertama, beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla dengan cara yang sesuai syariat-Nya. Kedua, tidak menyerahkan ibadah itu kepada selain-Nya.

     

    Artinya, seorang mukmin harus menjadi hamba Allâh Azza wa Jalla selama hayatnya. Statusnya sebagai hamba Allâh Azza wa Jalla ini tidak boleh lepas darinya walaupun sesaat. Itulah tujuan kita diciptakan. Itulah status dan gelar tertinggi yang diraih seorang insan, yaitu menjadi hamba Allâh Azza wa Jalla yang sejati. Allâh Azza wa Jalla telah menyematkan gelar ini kepada hamba-Nya yang paling mulia, yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Allâh Azza wa Jalla berfirman :

     

    سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ

     

    Maha suci Allâh, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari al-Masjidil Haram ke al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (al-Isrâ’/17:1)

     

    Umur yang Allâh Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita ini adalah sebuah karunia dan anugerah yang tiada ternilai. Satu hari Allâh Subhanahu wa Ta’ala memberi kita 24 jam. Itulah waktu yang harus kita pergunakan sebaik-baiknya agar menjadi hamba Allâh yang sejati.

     

    Oleh karena itu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan sebuah wasiat yang sangat agung bagi kita, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

     

    اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ, وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ, وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ, وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ, وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

     

    Pergunakanlah yang lima sebelum datang yang lima (yaitu) masa mudamu sebelum datang masa tua; masa sehatmu sebelum datang masa sakit; masa kayamu sebelum datang masa miskin; masa luangmu sebelum datang masa sibuk; masa hidupmu sebelum datang kematian.

     

    Sesungguhnya hidup adalah kumpulan hari-hari. Alangkah ruginya kita, bila terus dibuai angan-angan sehingga lupa memperbaiki diri. Mestinya, kita berpindah dari satu bentuk ibadah kepada bentuk ibadah lainnya. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

     

    فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ ﴿٧﴾ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ

     

    Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabbmu lah hendaknya kamu berharap (al-Insyirah 94:7-8)

     

    Apabila engkau telah selesai mengerjakan suatu tugas maka bersiap-siaplah mengerjakan tugas yang lainnya, janganlah menyia-nyiakan kesempatan. Oleh karena itu, kehidupan orang yang berakal adalah kehidupan yang penuh semangat. Setiap kali selesai mengerjakan satu tugas, ia bersiap mengerjakan tugas yang lain. Karena waktu akan terus berlalu, baik kita dalam keadaan terjaga maupun tidur, sibuk maupun lowong. Waktu terus berjalan, tidak ada seorangpun yang mampu menahannya. Sekiranya semua manusia bersatu padu untuk menahan matahari supaya waktu siang bertambah panjang niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya. Tidak ada seorangpun yang dapat menahan waktu. Karena itu, jadikanlah hidupmu hidup yang penuh semangat. Jika engkau selesai mengerjakan sebuah pekerjaan, lanjutkanlah dengan pekerjaan yang lainnya. Jika engkau selesai mengerjakan urusan dunia, hendaklah engkau melanjutkannya dengan mengerjakan urusan akhirat. Sebaliknya, jika engkau selesai mengerjakan urusan akhirat lanjutkanlah dengan urusan dunia. Apabila engkau telah selesai mengerjakan shalat Jum’at, bertebarlah di muka bumi dan carilah karunia Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Shalat Jum’at diapit oleh dua urusan dunia. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

     

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ﴿٩﴾فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

     

    Hai orang-orang beriman, apabila kalian diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, (padahal engkau dalam keadaan sibuk mengurus urusan dunia) maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allâh dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila shalat telah ditunaikan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allâh dan ingatlah kepada Allâh sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung. (Al-Jumu’ah 62:9-10)

     

    Jika ada yang mengatakan, ‘Jika aku terus-menerus serius dan sungguh-sungguh setiap waktu, aku pasti lelah dan bosan.” Jawabannya adalah istirahatmu untuk menyegarkan dirimu dan mengembalikan gairah kerja termasuk pekerjaan dan amalan. Maksudnya pekerjaan dan amalan itu tidak harus bergerak. Waktu istirahatmu untuk mengembalikan gairah kerja termasuk pekerjaan dan amalan. Yang paling penting adalah jadikanlah seluruh hidupmu dalam kesungguh-sungguhan dan amal. Firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :

     

    وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ

    dan hanya kepada Rabbmu lah hendaknya kamu berharap. (al-Insyirah 94:8)

    Maksudnya, apabila engkau selesai mengerjakan tugas-tugas lalu diikuti dengan pekerjaan yang lainnya maka berharaplah kepada Allâh agar engkau mendapatkan pahala. Tetaplah memohon pertolongan kepada Allâh, sebelum dan sesudah beramal. Sebelum beramal mintalah pertolongan kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Dan setelah beramal, berharap pahala dari Allâh Azza wa Jalla.

     

    Tabib penyakit hati, Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Memanfaatkan waktu lebih berat daripada memperbaiki masa lalu dan masa depan. Memanfaatkan waktu berarti melakukan amal-amal paling utama, paling berguna bagi diri dan paling banyak membawa kebahagiaan. Dalam hal ini manusia terbagi menjadi beberapa tingkatan. Demi Allâh, itulah kesempatanmu mengumpulkan bekal untuk menyongsong akhirat, ke surga ataukah ke neraka….”

     

    Waktu terus berjalan, usia kita terus bertambah. Pertanyaannya adalah, sudahkah kita mengisi waktu itu sebaik-baiknya. Hari demi hari yang berlalu dan yang akan kita jalani ini, apakah sudah kita manfaatkan sebaik-baiknya seperti yang diwasiatkan oleh Nabi kita Shallallahu ‘alaihi wa sallam?

     

    Sungguh merugi, orang yang tidak mengisi harinya untuk menjadi hamba Allâh yang sejati. Manusia seperti ini laksana mayat hidup yang berjalan, mati sebelum waktunya. Hidupnya tidak bermakna sama sekali!

     

    SEMUA YANG HIDUP AKAN MATI, MAKA HIDUPLAH YANG BERARTI.

     

    BAB II 

    ADAB ADAB SEORANG MUSLIM TERHADAP MUSLIM LAINNYA

    Sesungguhnya Allah Shubhanahu wa  Ta’ala mengutus nabi-Nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rahmat bagi semesta alam, dan imam bagi orang-orang yang bertakwa, serta hujah bagi seluruh umat manusia, dengannya Allah membuka mata orang yang buta, telinga yang tuli dan hati yang lalai. Oleh karena itu, wajib bagi tiap muslim untuk mengetahui tentang akhlak mulia yang dimiliki oleh beliau serta kisah perjalanan hidupnya yang harum penuh dengan pesona, dalam rangka memenuhi firman Allah Tabaraka wa Ta’ala:

    قال الله تعالى: ﴿ لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا  [ الأحزاب: 21]

    “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. [al-Ahzab/33: 21].

    Di mana Allah  Ta’ala telah memuji budi pekerti luhur yang dimiliki oleh nabi-Nya, yaitu dengan firman -Nya:

    قال الله تعالى: وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ  [ القلم: 4]

    “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. [al-Qolam/68: 4].

    Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang  yang paling baik akhlaknya, tidak pernah berkata kasar tidak pula berkata keji, tidak suka mencela tidak pula senang melaknat, tidaklah beliau diberi kesempatan untuk memilih antara dua perkara, kecuali beliau memilih yang termudah diantara keduanya selama tidak mengandung perbuatan dosa, apabila mengandung perbuatan dosa beliau adalah orang yang paling jauh darinya. Allah Shubhanahu wa  Ta’ala menjelaskan salah satu kelebihan beliau didalam firman-Nya:

    قال الله تعالى:  وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ  [ ال عمران: 159]

    “Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”. [al-Imraan/3: 159].

    Beliau adalah orang yang paling baik perangainya, halus budi pekertinya, tidak keras tidak pula berhati kasar. Beliau biasa menjahit pakainnya sendiri, serta menjahit tali sandalnya, mengerjakan pekerjaan rumah dengan tangannya sendiri, beliau juga mengunjungi orang-orang miskin, menghadiri undangan mereka, memenuhi kebutuhan mereka, tidak pernah mencela pembantunya tidak pula menjelek-jelekannya.

    Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

    خَدَمْتُ النَّبِيَّ صلى اللهُ عليه وسلم عَشْرَ سِنِينَ، فَمَا قَالَ لِي: أُفٍّ قَطُّ، وَمَا قَالَ لِشَيْءٍ صَنَعْتُهُ: لِمَ صَنَعْتَهُ، وَلَا لِشَيْءٍ تَرَكْتُهُ: لِمَ تَرَكْتَهُ؟

    Aku pernah melayani Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam selama sepuluh tahun, belum pernah saya jumpai beliau berkata kepada saya, “ah” sedikitpun. Tidak pula bertanya pada sesuatu yang aku kerjakan, kenapa kamu lakukan, dan tidak pula menanyakan pekerjaan yang aku tinggalkan, kenapa kamu tidak kerjakan?  [HR at-Tirmidzi no: 2015. Beliau berkata hadits hasan shahih].

    Beliau sangat menghormati orang yang lebih tua darinya dan sangat menyayangi anak kecil. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

     

    مَا رَأَيتُ أَحَدًا كَانَ أَرحَمَ بِالعِيَالِ مِن رَسُولِ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلم

     

    “Belum pernah aku melihat seorangpun yang lebih penyayang terhadap keluarganya dari pada Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wa sallam“. [HR Muslim no: 2316].

    وَكَانَ مُتَوَاضِعًا لِعِبَادِ اللهِ، فَكَانَ إِذَا صَافَحَهُ الرَّجُلُ لَا يَنْزِعُ يَدَهُ مِنهُ حَتَّى يَكُونَ الرَّجُلُ يَنْزِعُ يَدَهُ

    Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling rendah hati pada orang lain, apabila beliau berjabat tangan bersama orang lain maka beliau tidak menarik tangannya sebelum orang tersebut yang menarik tangannya terlebih dahulu. [HR at-Tirmidzi no: 2390. Dinyatakan lemah oleh al-Albani]

    وَكَانَتِ الأَمَةُ مِن إِمَاءِ المَدِينَةِ لَتَأخُذُ بِيَدِ رَسُولِ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلم فَتَنطَلِقُ بِهِ حَيثُ شَاءَتْ

    Adalah budak sahaya dari sahaya yang ada dikota Madinah pernah mengandeng tangan Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengajaknya pergi untuk membantu kebutuhannya. [HR Bukhari no: 6072]

     

    Dijelaskan oleh al-Hafidh Ibnu Hajar, “Bahwa yang dimaksud mengandeng tangan ialah di ajak untuk mengikutinya, dan itu termasuk bagian sikap lemah lembut yang dimiliki beliau serta suka memenuhi kebutuhan orang lemah. Dan ini menunjukan betapa rendah dirinya terhadap orang lain serta jauh dari segala macam bentuk kesombongan”.[1]

    وَكَانَ صلى اللهُ عليه وسلم أَجوَدَ النَّاسِ، جَاءَهُ رَجُلٌ فَأَعطَاهُ غَنَمًا بَينَ جَبَلَينِ، فَرَجَعَ إِلَى قَومِهِ وَهُوَ يَقُولُ: يَا قَومِ أَسلِمُوا، فَوَاللهِ إِنَّ مُحَمَّدًا لَيُعطِي عَطَاءً مَا يَخَافُ الفَقرَ

     

    Beliau adalah orang yang paling dermawan, pernah ada seorang datang  kepada beliau kemudian beliau kasih orang tadi satu lembah kambing, setelah itu dia pulang ke kaumnya sambil menyeru, “Duhai kaumku masuklah kalian ke dalam Islam, demi Allah, sesungguhnya Muhammad benar-benar memberi dengan pemberian orang yang tidak takut miskin“. [HR Muslim no: 2312]

     

    Kreator : Guntur Nara Persada

    Bagikan ke

    Comment Closed: Adab Seorang Muslim (Bagian 1)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021