Miris, prihatin, sedih, itu mungkin sederet respon ketika membaca atau mendengar berita tentang fenomena seorang ibu mengambil langkah pintas mengakhiri hidup bersama buah hatinya. Tidak sekali dua kali kita mendengar berita sejenis yang sungguh diluar nalar. Tapi itu fakta yang terjadi.
Berbagai fakta terungkap dan disimpulkan oleh pihak kepolisian terkait motif dari peristiwa-peristiwa tersebut. Ada karena depresi dengan kondisi ekonomi yang kian menjerat, ada karena terlilit utang, ada yang karena malu dengan ulah sang anak.
Terlepas dari apapun motifnya sungguh membunuh dan bunuh diri adalah perbuatan keji yang dilarang dalam agama.
Allah Subhanahu Wa ta’ala melarang pembunuhan sebagaimana dalam Qur’an surat Al Isra’ ayat 33 yang berbunyi:
وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُوْمًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهٖ سُلْطٰنًا فَلَا يُسْرِفْ فِّى الْقَتْلِۗ اِنَّهٗ كَانَ مَنْصُوْرًا
Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu alasan yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara dzalim maka sungguh Kami telah memberi kekuasaan kepada walinya tetapi janganlah walinya itu melampaui batas dalam pembunuhan. Sesungguhnya dia adalah orang yang mendapatkan pertolongan.
Selanjutnya dalam Qur’an surah An Nisa ayat 29, Allah Subhana Wa ta’ala berfirman terkait dengan bunuh diri yang bunyinya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا
artinya “Wahai orang-orang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Ketika menghadapi masalah dalam hidup maka disitulah kita dituntut untuk bersabar. Bersabar dan berdo’a serta tidak pernah berhenti untuk terus berikhtiar adalah solusi bagi seseorang dalam menghadapi berbagai kesulitan-kesulitan hidup. Tugas kita hanya berusaha dan berdo’a urusan hasil adalah hak mutlak Allah Subhanahu Wa ta’ala.
Maka ketika sudah berusaha dan belum membuahkan hasil, sikap kita sebagai orang beriman adalah sabar. Bersikap putus asa, kecewa dan berujung pada tingkat stress bahkan depresi adalah sikap yang hanya akan merusak diri bahkan tidak tertutup kemungkinan mengarah kepada hal-hal negatif. Apa yang dilakukan oleh seorang ibu yang tega menghabisi nyawa anaknya adalah buah dari gagalnya sang ibu dalam menerima kenyataan hidup yang dialami.
Lebih parah lagi pada kasus yang secara sadar membunuh anaknya dan kemudian bunuh diri. Apakah itu wujud cintanya pada sang anak sehingga memutuskan ikut bersamanya. Sulit untuk menyatakan iya. Ketika seorang ibu mencintai anaknya maka dia tidak akan mengambil langkah pintas bunuh diri dan membunuh anaknya. Sebaliknya dia akan berjuang dengan keras untuk dapat mengantarkan anaknya menjadi orang-orang yang berhasil baik dunianya apalagi akhiratnya.
Betapa banyak orang tua tunggal atau singel parent berhasil mengantarkan anaknya menjadi orang-orang yang sukses. Menjadi orang-orang yang berhasil secara ekonomi dan tidak ketinggalan masalah akhiratnya. Menjadi pengusaha yang dermawan, menjadi pejabat-pejabat yang jujur, menjadi pemimpin-pemimpin yang adil dan banyak lagi sektor-sektor kehidupan yang diisi oleh orang-orang sukses. Mereka adalah didikan para ibu-ibu yang hebat.
Maka kerasnya perjuangan hidup, beratnya tanggungan bukanlah menjadi alasan untuk kita berputus asa lantas mengambil langkah pintas. Langkah pintas yang sudah pasti salah dengan mengakhiri hidup. Betapapun beratnya beban yang dipikul, betapapun sulitnya engkau bertahan dengan himpitan ekonomi yang kian menyesakkan, tetaplah bertahan wahai para ibu. Tetaplah bersabar sebagai wujud cintamu kepada sang buah hati. Jangan engkau patahkan langkahnya dengan kekonyolan tindakanmu karena sungguh itu bukanlah wujud cintamu kepadanya. Bisa jadi itu adalah wujud kecewamu yang engkau balut dengan dalih cinta.
Bangkit dan bersabarlah wahai para ibu karena sungguh Allah Subhanahu Wa ta’ala bersama dengan orang-orang yang bersabar.
Comment Closed: Adakah itu Bukti Cintamu atau Kecewamu
Sorry, comment are closed for this post.