Ada air mata yang jatuh tanpa suara,
Larut perlahan dalam gelap yang tenang.
Seperti kabut memeluk puncak bukit,
Ia hadir, tak terlihat namun terasa mendalam.
Langit malam menjadi saksi sunyi,
Menghisap setiap luka tanpa ampun.
Bintang-bintang berkilau rapuh,
Seolah menggambarkan hati yang retak namun bertahan.
Angin malam menyusup ke dada,
Membawa rindu yang tak beralamat.
Dalam setiap hembusnya, terselip harap
Yang kian memudar bersama waktu.
Air mata ini bukan sekadar duka,
Tapi cerita yang tak sempat terucap.
Ia mengalir di antara bayangan kenangan,
Menghapus janji-janji yang kini tak bermakna.
Dan malam, dengan tenangnya
Memeluk segala yang ingin dilepaskan.
Tak bertanya, tak menuntut
Hanya menerima,
Seperti laut yang menelan sungai.
Maka, biarkan air mata menjelma malam
Melebur dalam gelap yang abadi.
Sebab di dalam pekat, kita belajar
Bahwa kadang melepaskan
Adalah satu-satunya terang.
Kreator : Masniya Ulfah
Comment Closed: Air Mata yang Menjelma Malam
Sorry, comment are closed for this post.