Dina, seorang perawat muda, bekerja tanpa kenal lelah di rumah sakit rujukan Covid-19. Setiap hari ia melihat pasien berjuang melawan virus mematikan ini. Salah satu pasiennya Adalah pak Budi. Pak Budi seorang pengusaha sukses yang harus kehilangan bisnisnya akibat pandemi. Pak Budi merasa sangat putus asa, namun Dina terus mendampingi dan memberikan semangat dan dukungan.
“Jangan menyerah, Pak. Ada banyak juga orang yang sembuh dari penyakit ini,” ujar Dina.
Sementara itu, Pak Andi, seorang gubernur di sebuah provinsi, terus memantau perkembangan situasi pandemi di daerahnya. Ia mengadakan rapat darurat dengan para ahli di bidang kesehatan dan memutuskan untuk memperpanjang masa lockdown.
Keputusan pemberlakuan perpanjangan lockdown ini menuai banyak pro dan kontra. Namun, Pak Andi selaku pucuk pimpinan di daerahnya merasa bertanggung jawab akan keselamatan masyarakatnya.
“Virus Covid-19 ini telah sekian lama bermutasi dan menjadi lebih ganas dan telah banyak korban yang jatuh. Keselamatan rakyat adalah prioritas utama kami, mohon dukungan dan do’a nya.”
Demikian Pak Andi menutup pidatonya. Sementara para ahli terus berlomba-lomba mengembangkan vaksin yang efektif. Namun, perjalanan menuju kehidupan yang normal terasa masih cukup panjang.
Matahari mulai meredup di ufuk barat, sinarnya memancar menyelinap di celah-celah jendela rumah sakit yang sepi. Rumah sakit ini dulu adalah medan perang melawan virus tak kasat mata. Kini, suasananya terasa lebih tenang. Seorang Dokter Paru, Dr. Anya, yang telah berjuang dan bertugas selama bertahun-tahun sedang duduk di bangku taman kecil di depan ruang isolasi. Ia terlihat menatap jauh ke langit, mengingat kembali hari-hari kelam di saat pandemi melanda.
“Hmmm…sudah berakhir ya,” gumamnya lirih.
Ia ingat betul ketika pertama kali virus menginfeksi kota ini. Pihak rumah sakit dibuat repot dan kewalahan. Tenaga medis bekerja mengikuti detak jantung yang tiada henti. Pasien datang silih berganti. Setiap harinya adalah perjuangan melawan waktu demi menyelamatkan nyawa manusia. Berkat perjuangan dan semangat yang tak pernah padam, akhirnya laju pertumbuhan virus dapat diredam.
“Vaksin, itu kuncinya,” lanjut Dokter Arya.
Ilmu pengetahuan telah menyelamatkan kita. Ia teringat berapa banyak wajah pasien yang pernah di rawatnya. Ada pasien yang sembuh, ada juga yang harus direlakan kepergiannya.
Setiap pasien memiliki ceritanya masing-masing, namun mereka semua memiliki satu kesamaan, yaitu satu keinginan untuk hidup.
“Mereka adalah pahlawan sejati,” gumamnya lagi.
Suara langkah kaki mendekat ke arah Dr. Arya. Seorang perawat muda bernama Dina menghampiri.
“Hasil tes pasien terakhir negatif, Dok.” Dina melapor dengan wajah sumringah.
Dr. Arya tersenyum. “Terima kasih, Dina. Ini kabar yang sangat baik.”
Mereka berdua terdiam sejenak, sembari menatap awan senja yang mulai gelap.
“Saya merasa lega, tetapi juga merasa sedih,” ucap Dina memecah keheningan.
“Saya mengerti. Kita telah melewati pandemi ini bersama,” ucap Dr. Arya.
“Pandemi ini telah mengubah tatanan kehidupan bermasyarakat. Kita juga belajar akan pentingnya solidaritas, kerjasama dan harapan,” lanjutnya.
Dr. Arya kembali menatap langit yang kian gelap. Terlihat cahaya terang di angkasa malam. Bintang-bintang mulai bermunculan menghiasi langit, seolah menyambut era baru.
Pandemi ini telah banyak memakan korban jiwa. Anak kehilangan ibunya, orang tua kehilangan anaknya, kehilangan saudara dan keluarga. Meski berbagai upaya telah dilakukan, namun takdir Tuhan tak ada yang bisa menolaknya. Manusia boleh berusaha, manusia punya do’a. Tapi takdir hanya milik yang kuasa yaitu Tuhan semesta alam.
Virus ini mungkin telah pergi, namun warisannya akan terus hidup. Pandemi telah meninggalkan jejak luka yang dalam. Namun pandemi ini juga telah memperkuat ikatan sosial manusia. Dari pandemi manusia belajar untuk menghargai kehidupan, Kesehatan, dan keluarga.
“Ya…kita akan selalu mengingat masa-masa sulit ini. Kita juga perlu mengingat keberanian dan kebaikan sebagai sesama manusia,” ucap Dr. Arya lagi. “Hadirnya pandemi memberikan pelajaran bagi kita untuk tidak mudah menyerah menghadapi setiap tantangan dan cobaan dalam kehidupan. Pasti ada jalan bila kita mau berusaha dan terus berdo’a di setiap kesempatan. Dan saat itulah, akan hadir Sang Pemenang.”
Kreator : Aliyah Manaf
Comment Closed: Akhir Pandemi
Sorry, comment are closed for this post.