Kehidupan setelah kematian adalah salah satu aspek yang penting dalam ajaran Islam. Salah satu tahap kehidupan setelah meninggal dunia yang harus dipahami adalah alam barzakh. Alam Barzakh seringkali menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan karena berkaitan dengan hal yang tak kasat mata.
Alam Barzakh sering kali disebut dalam berbagai literatur Islam, baik di dalam Al-Qur’an maupun hadis. Konsep ini menjadi topik yang menarik sekaligus menimbulkan rasa penasaran di kalangan umat Islam. Bagaimana sebenarnya kondisi kita setelah meninggalkan dunia? Alam Barzakh diyakini sebagai jembatan antara kehidupan dunia dan akhirat yang mengungkap realitas tak kasat mata, yang masih menjadi misteri bagi banyak orang. Topik ini penting untuk dibahas agar setiap Muslim memahami bahwa kehidupan tidak berhenti setelah kematian, tetapi merupakan pintu menuju kehidupan berikutnya yang lebih abadi.
Istilah barzakh dalam bahasa Arab memiliki makna “pemisah” atau “penghalang”, yang mengacu pada fase kehidupan yang berada di antara dunia yang fana ini dan kehidupan akhirat. Alam barzakh adalah periode di mana roh manusia tinggal setelah meninggal dunia, sebelum memasuki kehidupan akhirat yang kekal, yaitu surga atau neraka.
Secara harfiah, barzakh berarti batas atau pemisah. Dalam konteks kehidupan setelah kematian, alam barzakh merujuk pada kehidupan antara dunia dan kehidupan akhirat. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Mu’minun ayat 100, yang menjelaskan bahwa setelah kematian, setiap orang akan berada dalam masa penantian di alam barzakh hingga Hari Kiamat tiba.
لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلَّاۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَاۤىِٕلُهَاۗ وَمِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ
Allah SWT berfirman: “Dan di hadapan mereka ada kehidupan (barzakh) sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu’minun: 100)
Alam barzakh ini merupakan dunia yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia, namun, ia ada dan nyata. Di sini, manusia akan merasakan apa yang akan mereka alami kelak di akhirat, baik itu berupa kenikmatan maupun azab.
Menurut Imam Al-Qurthubi, alam barzakh adalah dunia perantara yang membatasi kehidupan duniawi dan akhirat. Dalam tafsirnya, Al-Qurthubi menjelaskan bahwa setelah manusia meninggal dunia, mereka akan hidup di alam barzakh sampai hari kebangkitan. Ia menekankan bahwa barzakh adalah fase kehidupan yang nyata bagi setiap roh manusia, di mana roh akan merasakan dampak dari amal perbuatannya di dunia, baik dalam bentuk kenikmatan maupun azab .
Dalam tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mu’minun ayat 100, Imam Ibnu Katsir mendefinisikan barzakh sebagai dinding pemisah yang menghalangi antara alam dunia dan alam akhirat. Ia mengungkapkan bahwa roh orang yang telah meninggal berada di alam ini, di mana mereka tidak bisa kembali ke dunia dan tidak dapat pindah ke kehidupan akhirat hingga hari kiamat. Ibnu Katsir menggambarkan alam barzakh sebagai kondisi sementara yang menentukan tempat roh berdasarkan amal perbuatan mereka di dunia .
Ibn Qayyim dalam bukunya Kitab Ar-Ruh mendefinisikan alam barzakh sebagai fase yang di dalamnya roh tetap hidup dan dapat merasakan suka atau duka. Menurutnya, di alam ini, roh akan menerima ganjaran sesuai amal perbuatannya, baik berupa kenikmatan maupun siksa. Ia menyatakan bahwa alam barzakh adalah kehidupan yang nyata, meskipun tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Dalam pemahamannya, alam barzakh adalah tahap transisi di mana roh menantikan keputusan akhir setelah hari kiamat .
Maka dapat disimpulkan bahwa alam barzakh adalah salah satu tahapan penting dalam kehidupan setelah kematian. Kehidupan di alam ini adalah gambaran awal dari kehidupan yang akan datang, baik itu berupa kenikmatan atau azab yang kekal di akhirat. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk mempersiapkan diri dengan amal perbuatan yang baik dan selalu menjaga keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Alam barzakh: Keadaan Ruh di Alam Barzakh
Dalam beberapa hadis, Rasulullah SAW memberikan penjelasan mengenai Perjalanan Ruh di alam Barzakh. Salah satunya adalah hadis riwayat Imam Ahmad yang menyebutkan bahwa alam Barzakh adalah tempat di mana roh beristirahat setelah meninggalkan dunia, baik dalam keadaan tenang bagi orang yang beriman maupun dalam kondisi tersiksa bagi yang berdosa.
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ الْمَيِّتَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ، إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ، فَإِنْ كَانَ مُؤْمِنًا، جَاءَهُ مَلَكٌ فَأَجْلَسَهُ، وَقَالَ لَهُ: مَا تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَيَقُولُ: أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ. فَيُقَالُ لَهُ: انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ، قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ الْجَنَّةِ.”
Artinya :
Rasulullah SAW bersabda:”Sesungguhnya ketika mayit diletakkan di kuburnya dan teman-temannya pergi meninggalkannya, ia mendengar suara sandal mereka. Jika ia adalah orang beriman, maka akan datang seorang malaikat dan mendudukkannya, lalu bertanya kepadanya, ‘Apa yang engkau katakan tentang orang ini, yaitu Muhammad SAW?’ Ia menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah tempatmu di neraka; Allah telah menggantikanmu dengan tempat di surga.'”
Melihat para musnid pada hadis tersebut, hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan para perawi Abdullah bin Ahmad meriwayatkan dari ayahnya (Imam Ahmad bin Hanbal), yang meriwayatkan dari Isma’il bin Ulayyah, dari Ayyub As-Sikhtiyani, dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah RA.
Adapun hasil analisis sanad pada hadis ini yaitu hadis ini tergolong pada hadis yang kuat karena Imam Ahmad bin Hanbal adalah salah satu Imam Ahli Hadits yang kredibel, kemudian Isma’il bin Ulayyah dan Ayyub As-Sikhtiyani dikenal sebagai perawi yang tsiqah (terpercaya) serta Muhammad bin Sirin adalah seorang tabi’in yang memiliki reputasi tinggi dalam hal periwayatan hadis.
Adapun gambaran dari hadis pada bagian, “Sesungguhnya ketika mayit diletakkan di kuburnya dan teman-temannya pergi meninggalkannya, ia mendengar suara sandal mereka.” Bagian ini mengisyaratkan bahwa ketika seseorang baru saja dimakamkan, jiwa atau roh dari orang yang meninggal tersebut masih berada dalam kondisi sadar terhadap lingkungan sekitarnya di alam Barzakh. Suara langkah kaki para pengantar jenazah yang meninggalkan kuburan bisa terdengar oleh mayit, menunjukkan adanya hubungan atau kesadaran roh terhadap dunia fisik dalam beberapa saat setelah kematian.
Hal ini menunjukkan bahwa alam Barzakh merupakan fase transisi, di mana kesadaran roh masih mampu merasakan keadaan sekitar meskipun tubuhnya sudah tidak bernyawa. Ini juga menjadi bukti bahwa kematian bukanlah hilangnya kesadaran sepenuhnya, tetapi berpindahnya kesadaran dari dunia fisik ke dunia lain.
Untuk pemahaman pada bagian “Jika ia adalah orang beriman, maka akan datang seorang malaikat dan mendudukkannya.”
Adapun maknanya yaitu malaikat yang datang ini dikenal dalam riwayat lain sebagai Munkar dan Nakir, dua malaikat yang bertugas menguji keimanan seseorang di alam kubur. Kedatangan mereka merupakan tanda awal dari pertanyaan yang akan diajukan kepada mayit untuk menilai iman dan amal perbuatannya selama hidup di dunia.
Proses mendudukkan mayit ini menunjukkan bahwa kehidupan di alam Barzakh bersifat dinamis dan tidak hanya terbatas pada kondisi fisik tubuh yang terbaring. Roh mayit berada dalam keadaan mampu merespons, meskipun fisiknya sudah tidak aktif.
Sedangkan makna dari “Lalu bertanya kepadanya, ‘Apa yang engkau katakan tentang orang ini, yaitu Muhammad SAW?'” bahwasanya pertanyaan ini adalah salah satu bentuk ujian di alam Barzakh, dimana malaikat akan menanyakan mengenai keyakinan dan keimanan seseorang, khususnya terkait dengan keimanan kepada Rasulullah SAW. Penggunaan pertanyaan, “Apa yang engkau katakan tentang orang ini?” mengindikasikan pentingnya kedudukan Rasulullah SAW dalam Islam. Hal ini juga menunjukkan bahwa keimanan seseorang diukur dari bagaimana pandangannya tentang Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah.
Sedangkan pemahaman hadis yang memiliki arti “Ia menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.'” adalah jawaban yang menunjukkan tanda keimanan yang sejati. Orang yang beriman akan dengan yakin menjawab pertanyaan ini karena sepanjang hidupnya ia mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW dan mengamalkan ajarannya.
Hadis ini juga menunjukkan bahwa ketika seseorang beriman, ia akan mendapatkan kemudahan dalam menjawab pertanyaan di alam kubur. Hal ini sejalan dengan ayat Al-Qur’an:
يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ
Artinya “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh di kehidupan dunia dan di akhirat.”
(QS. Ibrahim: 27)
Pada bagian ini “Maka dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah tempatmu di neraka; Allah telah menggantikanmu dengan tempat di surga.'” Maknanya yaitu malaikat memperlihatkan kepada roh mayit dua tempat, yaitu tempat di neraka dan tempat di surga. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa jika ia tidak beriman, tempatnya akan berada di neraka. Namun, karena keimanannya, Allah telah menggantikan tempat di neraka tersebut dengan tempat di surga sebagai bentuk kasih sayang dan rahmat-Nya.
Proses ini menunjukkan dua hal penting yaitu Keadilan Allah SWT dimana orang yang beriman diperlihatkan bagaimana seharusnya ia mendapatkan balasan atas dosanya, tetapi karena keimanannya, Allah mengganti balasan buruk itu dengan yang baik. Hal kedua yakni bentuk penghargaan dan ketenangan, Allah memperlihatkan kepada orang beriman tempat di surga agar ia merasa tenang dan bahagia, sehingga penantiannya di alam Barzakh menjadi penuh kedamaian.
Ada beberapa hikmah yang dapat kita ambil dari hadis ini yaitu keutamaan keimanan kepada Nabi Muhammad SAW, hadis ini menekankan pentingnya keimanan kepada Rasulullah SAW sebagai syarat utama dalam keselamatan di alam Barzakh. Pengakuan terhadap kerasulan Nabi Muhammad SAW menjadi bukti nyata keimanan seseorang.
Hikmah yang kedua yaitu keutamaan amal sholeh di dunia. Keadaan di alam kubur sangat dipengaruhi oleh amal perbuatan selama hidup di dunia. Orang yang taat beribadah dan selalu berbuat kebaikan akan merasakan ketenangan dan kedamaian di alam Barzakh.
Adapun hikmah ketiga yakni pentingnya persiapan untuk kehidupan setelah mati. Hadits ini menjadi pengingat bahwa kehidupan setelah mati adalah nyata, dan setiap orang harus mempersiapkan bekal terbaik untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari malaikat. Persiapan ini bisa dilakukan dengan memperbaiki iman, ibadah, dan amal perbuatan.
Sedangkan hikmah yang terakhir yaitu keadilan dan kasih sayang Allah SWT. Allah menunjukkan keadilan-Nya dengan memperlihatkan tempat di neraka sebagai akibat dosa, tetapi karena keimanan seseorang, Allah dengan rahmat-Nya menggantinya dengan tempat di surga. Hal ini mengajarkan kita tentang betapa besar kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.
Maka dapat disimpulkan bahwa, hadits ini memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan ruh di alam Barzakh terutama bagi ruh orang yang beriman. Sebaliknya, bagi orang yang berdosa, ia akan diperlihatkan neraka sebagai bentuk peringatan atas perbuatannya.
Kehidupan di alam Barzakh adalah fase penantian hingga hari kiamat, dan bagi orang yang beriman, fase ini bisa menjadi masa yang tenang dan damai sebagai bentuk balasan atas ketaatan mereka kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Hal ini sekaligus menjadi peringatan bagi kita semua untuk selalu memperbaiki keimanan dan amal perbuatan sebagai bekal menuju kehidupan yang abadi.
Kreator : Nita Kurniasih
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Al-Qur’an dan Hadits : Menjelajahi Dimensi Tak Kasat Mata Bab 2
Sorry, comment are closed for this post.