KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Anak-anak adalah Teman Terbaik

    Anak-anak adalah Teman Terbaik

    BY 20 Jul 2025 Dilihat: 1 kali
    Anak-anak adalah Teman Terbaik_alineaku

    Saat mengikuti pelatihan Pengajar Muda bersama Yayasan Indonesia Mengajar, salah satu nasihat dari kakak fasilitator yang masih kuingat dengan jelas adalah: “Teman terbaik Pengajar Muda di daerah penugasan adalah anak-anak.” Dan benar saja, anak-anak di sekolah menyambutku dengan antusiasme yang tulus. Mereka mengajariku bahasa baru, menyapaku setiap pagi, bahkan tak jarang beberapa dari mereka bergelayut di tanganku dengan penuh keakraban. Saking akrabnya, para guru di sekolah sempat menegur mereka dengan tegas agar menjaga sikap. Namun bagiku, tingkah polos dan spontan itu justru menjadi sumber kebahagiaan. Mereka membuatku merasa diterima dan menghadirkan semangat baru dalam setiap langkahku.

     

    Perkataan dari kakak fasilitator pada saat pelatihan kutemukan pembuktiannya tak lama setelah aku sampai di Nias Barat. Pada saat beberapa bulan awal aku bertugas, di suatu pagi, aku berangkat ke sekolah dengan perasaan yang sendu. Entah karena rindu rumah di pulau Jawa atau mungkin juga karena sudah memasuki masa PMS (Premenstrual Syndrome). Aku pun masuk ke ruang guru dengan mata yang sudah tidak kuat untuk menumpahkan tangisan. Setelah satu dua bulir air mata turun di ruang guru yang sepi, aku mencoba menenangkan diri. Sembari mengalihkan pikiran, aku mengambil kemoceng untuk membersihkan rak buku disana. 

     

    Beberapa saat kemudian, Fitri dan Novita, siswaku dari kelas 4 datang ke kantor guru untuk mengembalikan pulpenku yang sebelumnya dipinjam Fitri. Saat melihatku sedang membersihkan rak buku, mereka spontan menawarkan bantuan untuk merapikan ruangan. Tak hanya membantu menyusun buku, mereka juga membuang sampah dan menyapu lantai hingga kantor guru tampak bersih dan rapi.

     

    “Kalau mau bersih-bersih kantor lagi, panggil kami ya, Bu,” ujar mereka sambil tersenyum.

     

    Rasa sendu yang tadi sempat menyelimuti hati perlahan berganti menjadi haru. Aku hampir menangis lagi, bukan karena sedih, melainkan karena tersentuh oleh ketulusan dua anak kecil yang dengan sukarela hadir membawa kebaikan sederhana. Rasanya benar apa yang pernah dikatakan salah satu kakak fasilitator saat pelatihan: teman terbaik kita di penempatan adalah anak-anak. Pagi ini, Fitri dan Novita telah membantu hatiku menjadi sedikit lebih ringan, dan hariku terasa sedikit lebih bahagia.

     

    Waktu demi waktu pun terlewati. Berkat kebaikan anak-anak, aku bisa bertahan menjalani hari-hari di penempatan. Mereka sering memintaku untuk masuk ke kelas mereka, menyambutku dengan antusias, dan membuatku kembali bersemangat untuk mengajar. Tak jarang, aku berangkat ke sekolah bersama mereka. Biasanya, aku meminta mereka yang dekat dengan tempat tinggalku untuk menjemputku dari kampung bawah, lalu kami mendaki bukit bersama menuju sekolah kami yang berada di atas bukit yang dipenuhi hutan karet dekat kampung Hiliadulo. Di sepanjang perjalanan, kami saling bertukar cerita. Mereka bercerita tentang pelajaran, teman-teman mereka, dan mimpi-mimpi yang ingin mereka capai suatu hari nanti. Lalu, salah seorang dari mereka tiba-tiba menoleh ke arahku dan bertanya, “Bu, apa cita-cita Ibu?”

     

    Pertanyaan itu membuatku terdiam sejenak. Dalam hening yang singkat, aku tersadar bahwa seiring bertambahnya usia, definisiku tentang cita-cita pun ikut berubah. Dulu, cita-cita adalah hal yang menyenangkan untuk dibayangkan; impian yang membuat mata berbinar. Namun kini, semua itu perlahan tergantikan oleh pertimbangan-pertimbangan realistis layaknya orang dewasa: apakah pekerjaan itu cukup menghasilkan? Apakah bisa mencukupi kebutuhan? Padahal, ada Allah yang selalu mencukupkan segalanya dengan cara-Nya.

     

    Namun saat aku memikirkan kembali pertanyaan itu, aku tersenyum pelan. Ternyata, aku sudah berada di tempat yang dulu sering ku impikan ketika masih kecil dan remaja; menjadi guru, mengajar, dan dikelilingi tawa anak-anak yang membuatku merasa hidup.

     

    Lalu dengan mantap, aku menjawab mereka, “Iya, aku sudah mencapai cita-citaku.”

     

     

    Kreator : Fadiya Dina H

    Bagikan ke

    Comment Closed: Anak-anak adalah Teman Terbaik

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021