KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » ANAK ELANG DALAM ASUHAN AYAM

    ANAK ELANG DALAM ASUHAN AYAM

    BY 08 Jun 2025 Dilihat: 2 kali
    ANAK ELANG DALAM ASUHAN AYAM_alineaku

    Seekor induk ayam tengah mengerami telur-telurnya di semak-semak kebun yang terletak tidak jauh dari hutan. Sedikit curiga dengan penampakan satu telur yang berbeda dengan telur-telur lainnya, tetapi tidak terlalu panjang tanya, induk ayam dengan penuh kasih dan harapan, mengerami telur-telur itu hingga 21 hari kemudian satu persatu telur-telur itu menetas.

    Benar saja, dari semua yang menetas, ada satu anak yang terlihat berbeda. Anak-anak lain terlihat berwarna kuning keemasan dan lebih kecil, tetapi satu anak berwarna coklat agak gelap dan sedikit lebih besar dari anak ayam lainnya. Paruhnya juga berbeda, ujungnya terlihat sedikit melengkung dan lebih tajam dibanding paruh anak ayam lainnya. Tetapi induk ayam tidak terlalu jauh memikirkan perbedaan-perbedaan itu, ia tidak membeda-bedakan anak-anak yang diasuhnya, dan mengajak anak-anaknya mencari makan di kebun dengan riang gembira. Ya… anak berwarna coklat itu adalah anak elang, yang secara tidak sengaja telurnya jatuh ke tempat ayam mengerami telurnya, Ia adalah anak elang. 

     

    Beberapa saat kemudian, terlihat sesuatu melayang di udara dengan indahnya. Anak elang menatap dengan penuh kekaguman. 

     

    “Ibu.. Ibu.. Lihatlah betapa gagahnya dia terbang! aku ingin terbang seperti itu!” kata anak elang itu. Matanya tidak henti menatap ke langit. 

     

    “Hus! kamu adalah anak ayam. Mana mungkin anak ayam dapat terbang seperti itu. Dia itu elang, sedangkan kita adalah ayam. Kalau ayam ya.. tetap akan menjadi ayam, mencari makan di atas tanah!” demikian timpal induk ayam. 

     

    Demikianlah hari demi hari berlalu. Setiap kali anak elang melihat elang terbang dengan gagah, dan mengemukakan cita-cita dan harapannya agar bisa terbang seperti elang yang dilihatnya itu, setiap kali itu juga induk ayam mengatakan bahwa anak ayam tidak mungkin menjadi elang, sehingga semakin tertanam dalam pikirannya bahwa ia adalah anak ayam yang tidak mungkin dapat terbang. Dikubur lah dalam-dalam segala cita-cita dan harapannya.

     

    Ketika suatu hari ia melihat kembali elang terbang di angkasa meliuk-liuk dengan indahnya, ia tidak lagi menghiraukan dan tidak lagi berharap sesuatu yang mustahil menurut induk ayam yang mengasuhnya. Anak elang kini telah menjadi anak ayam yang taat dan patuh pada induknya, mencakar-cakar mencari makan di atas tanah, walaupun dengan susah payah, toh semua dapat ia lalui bersama anak-anak ayam lainnya.

     

    Apa yang dialami anak elang, bisa jadi ada dalam kehidupan. Anak-anak yang pada dasarnya memiliki kemampuan yang lebih tinggi, kemampuan untuk mengekspresikan dirinya, potensi untuk berkembang secara optimal, kemudian menjadi anak yang biasa-biasa saja, karena diasuh oleh orang dewasa di sekitarnya yang meyakinkan bahwa menggapai sesuatu yang lebih tinggi adalah hal yang tidak mungkin.

     

    Demikian pula anak-anak yang orang tuanya adalah orang-orang hebat, memiliki pekerjaan yang luar biasa menyibukkan sehingga menitipkan anaknya dalam pengasuhan pembantu yang belum tentu memiliki pengetahuan tentang pengasuhan anak yang baik, atau diasuh oleh gadget dengan tujuan agar anteng dan tidak mengganggu kesibukan orang tuanya, tentu nasibnya seperti anak elang yang malang itu. Nyatanya, anak elang seharusnya diasuh oleh induk elang, anak manusia hendaknya diasuh oleh manusia, bukan yang lain.

     

     

    Kreator : Iis Rodiah

    Bagikan ke

    Comment Closed: ANAK ELANG DALAM ASUHAN AYAM

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021