
Hari pertama puasa diguyur hujan, beberapa rumah kulihat belumlah terbuka bahkan lampu teras di dua rumah yang berada di kiri rumah kami nampak masih menyala. Dingin dan suasana sepi membuat beberapa warga BTN Griya Asharna malas beranjak dari pembaringan itu yang terlintas dalam pikiranku. Berbeda dengan aku yang sedari tadi ingin membaringkan tubuh namun terhalang oleh banyaknya pekerjaan rumah yang mesti dibenahi maklum selama melakukan aktivitas di luar rumah ada beberapa bagian yang jarang tersentuh untuk dibersihkan. Alhamdulillah, hari ini terjamah sudah walau belum semua terlihat mengkilap.
******

Kutatap angka-angka yang ada pada lembar pekerjaan mereka, cukuplah puas dengan hasil yang didapatkan walau ada satu dua siswa yang masih belum tuntas di beberapa muatan pelajaran. Saatnya menginput nilai mereka ke dalam aplikasi raport. Di sela-sela penginputan nilai, teringat tiga hari yang lalu, salah satu wali murid mempertanyakan perkembangan anaknya di sekolah.
“Bagaimana perkembangan belajar anak saya di sekolah, Bu?” Tanya Ibu Diana pada waktu itu.
“Syukurlah, berkat ketekunannya, akhirnya ia mampu melampaui nilai ketuntasan, Bu!” terlihat wajah sumringahnya setelah mendengar jawabanku.
“Alhamdulillah. ulangan semester satu kapan, Bu ? “
“Kurang seminggu lagi, Bu Diana. Mohon bimbingannya untuk ananda Dinda Azahra agar dapat mempertahankan nilai yang telah dicapai pada proses belajarnya.”
“Insya Allah, Bu. Saya pamit dulu, ada tugas di rumah yang mesti diselesaikan hari ini.”
“Oh iya, silahkan Bu.”
Kepedulian Bu Diana akan perkembangan belajar anaknya amat kami harapkan dan hargai selaku guru yang membina dan mendidik mereka di sekolah. Kelak ada masalah dalam belajarnya hingga menimbulkan hambatan-hambatan dalam memahami materi pelajaran yang diberikan dengan mudah dapat kami komunikasikan.
Pada kenyataannya tanggung jawab yang paling utama dalam Pendidikan terletak pada komponen-komponen keluarga, sekolah dan masyarakat, dalam satu sistem Pendidikan Nasional.
******

Penginputan nilai hampir selesai, tinggal menunggu nilai ulangan semester mereka. Esok bisa dilanjutkan dengan menginput nilai keterampilan, mengevaluasi nilai-nilai karakter dan mengurutkan nilai tertinggi dalam penilaian pengetahuan berdasarkan hasil akhir pencapaian siswa.
Setelah mendapatkan hasil ranking berdasarkan jumlah nilai menggunakan aplikasi raport, barulah nilai-nilai tersebut di transfer ke buku laporan. Murid-murid yang berada pada urutan dengan jumlah nilai paling banyak bukanlah yang terbaik pada semua ketiga aspek penilaian, bisa saja salah satu murid mendapatkan hasil terbaik di mata pelajaran Bahasa Indonesia namun bisa jadi bukan yang terbaik di Matematika. Penilaian yang merujuk pada Kurikulum 13 bukanlah memposisikan murid yang terbaik di semua mata pelajaran, tetapi melihat kemampuan pada setiap mata pelajaran, juga sikap maupun keterampilan mereka.
*******

Pagi yang cerah dan tidak nampak tanda-tanda akan turun hujan, ku kendarai sepeda motorku memasuki halaman sekolah. Di beberapa sudut baca halaman sekolah terlihat orang tua murid sudah datang. Kusiapkan segala perlengkapan untuk penerimaan buku laporan. Satu persatu orang tua murid mengambil dan menanyakan tentang kemajuan belajar anak-anaknya. Pada dasarnya, murid-murid yang ada di kelas VI A, semuanya bisa mengikuti pelajaran di kelas.
Pukul 11.00 WITA, buku laporan telah habis terbagi, kepada orang tua murid kusampaikan bahwa sekolah dimulai pada tanggal 2 Januari.
“Anak – anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.”
Ki Hajar Dewantara
********
Kreator : Indarwati Suhariati Ningsi
Comment Closed: Anak Hidup Dan Tumbuh Sesuai Kodratnya
Sorry, comment are closed for this post.