Penulis : Dudi Safari (Member KMO Alineaku)
Hadirnya anak di tengah-tengah keluarga menambah kebahagiaan tersendiri, selain itu bagi keluarga yang baru menikah mereka akan bertambah bahagia.
Dalam dogma agama setiap pasangan yang diberi anak oleh Allah selalu muncul istilah bahwa anak ini adalah titipan Tuhan atau amanat dari Allah, jadi sejatinya hadirnya anak di tengah-tengah keluarga itu adalah bukan keinginan dari pasangan ataupun juga bukan karena penolakan dari pasangan tersebut, kehadiran anak di tengah-tengah keluarga itu memang murni atas kehendak Allah.
Setiap anak yang lahir di tengah-tengah keluarga -mau dia menerima apa yang Allah berikan ataupun dia menolak apa yang Allah berikan- hal tersebut tetaplah menjadi ketetapan dan keputusan Allah dan memang benar adanya bagi setiap pasangan yang di tengah-tengah keluarganya dilahirkan seorang anak maka dia terpercaya oleh Allah.
Terpercaya untuk mendidiknya, mengasuhnya dan sebagainya. Allah akan menolong dan tidak begitu saja mau membebani sepasang keluarga tanpa Allah membekali bagi kehidupannya, juga tidak pernah Allah membebani seseorang itu kecuali orang itu mampu menjalankan.
Allah SWT berfirman:
“Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan janganlah seorang ayah menderita karena anaknya.”
(Q.S al-Baqarah 223).
Dalam hal ini Allah menjelaskan bahwasanya orang tua itu, baik ibu ataupun ayah jangan pernah menderita karena anaknya. Artinya barang titipan itu jangan pernah memberi mudharat kepada yang dititipkan.
Orang tua tidak usah merasa cemas berlebihan karena kelakuan anaknya sebab Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan semua itu seukuran dengan kemampuan orang tuanya.
Jika kita menghadapi perbuatan, kelakuan atau akhlak dari anak kita yang membangkang perintah-perintah kita, maka kita sebagai orang tua cukuplah mengadu kepada Allah kemudian memberikan suatu ajaran yang baik mudah-mudahan dia kembali kepada jalan yang semula yang diharapkan oleh kedua orang tuanya.
Masa-masa tertentu seorang anak memang memiliki perasaan untuk memberontak kepada orang tuanya, apalagi di saat-saat usia puber maka mereka benar-benar ingin mengekspresikan diri mereka di hadapan orang tuanya.
Mereka tidak mau diatur, mereka ingin menjalankan apa yang mereka pikirkan sendiri dan semisalnya. Oleh karena itu dengan perhatian yang ketat sedari dini mudah-mudahan kita bisa menyalurkan akhlak anak kita ke jalan yang kita harapkan.
Ketika kita meyakini bahwa anak adalah titipan atau amanat Ilahi, maka tidak ada lain usaha kita sebagai orang tua memaksimalkan dalam menjaga amanat ini sebab setiap amanat itu akhirnya akan dimintai pertanggungjawaban oleh seorang pemberi amanat tersebut.
Kita berharap ketika mempertanggungjawabkan apa yang diamanatkan itu kita mampu menjawabnya atau mempertanggungjawabkannya dengan sebaik-baiknya.
Perumpamaan anak dengan harta itu sama saja sebenarnya, ketika ada seseorang yang menitipkan harta maka yang dititipi itu harus menjaga amanatnya dan yang menitipkan itu adalah orang yang mempercayai dia.
Jika sewaktu-waktu barang itu diambil oleh pemiliknya maka seharusnya tidak menjadi masalah karena memang sejatinya barang yang dititipkan itu adalah barang milik sang penitip. Menjadi mengherankan jika seandainya seseorang yang dititipkan sesuatu kemudian ketika diambil lagi Barang titipannya, mereka mempertahankannya bahkan terkesan tidak mau diambil lagi oleh sang penitip dan merasa hal itu adalah telah menjadi bagian dari diri.
Tipe seperti itulah kebanyakan kenyataan di kehidupan manusia sehari-hari, sang anak diambil oleh Allah maka mereka merasa tidak Ridha, tidak rela dan bahkan mereka menyalahkan Allah, mempersalahkan takdir Allah mengapa hal tersebut terjadi pada diri mereka.
Sedikit banyak hal tersebut merupakan penolakan kita terhadap ketentuan Allah yang akan menimbulkan murka Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Anak sebagai titipan Ilahi, anak sebagai amanat bagaimanapun sejatinya adalah milik Allah bahkan kalau dirunut lagi kita sendiri pun milik Allah maka segala sesuatu itu milik Allah maka akan kembali ke pengakuan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Anak : Sebuah Berkah Amanah dari Sang Ilahi
Sorry, comment are closed for this post.