KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Anugerah-Nya Ku Terima

    Anugerah-Nya Ku Terima

    BY 30 Sep 2025 Dilihat: 4 kali
    Anugerah-Nya Ku Terima_alineaku

    Jauh waktu sebelum menikah dengan suamiku, pernah ku tuliskan impianku dalam sebuah aplikasi notes handphone. Isinya adalah impianku akan sebuah keluarga kecil nanti yang ingin ku bentuk di dunia ini. Dengan kriteria suami seperti apa, jumlah jarak dan jenis kelamin anak-anak, bahkan sampai rencana perjalanan untuk quality time keluarga ke dalam dan luar negeri, semuanya tertuang dalam tulisan itu. 

    Lama ku simpan catatan itu, bahkan sampai beberapa kali handphoneku diganti, catatan itu tetap di copy-paste. Dan siapa sangka, apa yang ku impikan satu per satu mulai menjadi kenyataan. Catatan yang menjadi doa tak berkeputusan ku mulai dijawab sang Empunya Semesta. 

    Menikah di usia yang tak lagi belia, adalah pilihan kami yang merintis karir dan berkarya di tengah Pedalaman Papua yang siapa sangka bisa ketemu jodoh sesuai spek impian di tengah hutan belantara yang penduduk pendatangnya bisa di hitung jari saja. 

    Bertemu jodoh dengan visi misi dan impian yang sama membuat kami tak berlama-lama melanjutkan hubungan pacaran 9 bulan jarak-jauh kami ke jenjang pernikahan yang kudus. Kembali sebentar ke kampung halaman dari rantau untuk melangsungkan pernikahan, kami terbang dengan 3 penerbangan berbeda.

    Dua hari sebelum acara pernikahan kami diselenggarakan, Oma saya meninggal dunia. Acara pernikahan hampir dibatalkan oleh tua-tua di keluarga besar. Namun, setelah debat sengit dengan orang tua kami, akhirnya diputuskan 1 hari sebelum pernikahan kami, Oma dimakamkan karena memang semua keluarga sudah berkumpul untuk menghadiri acara pernikahan kami. Tidak ada lagi anak/cucu dari luar daerah yang di tunggu. Oma yang adalah mama kandung dari mama ku. Ku mandikan Oma untuk terakhir kalinya. Didandani yang cantik untuk peristirahatan panjangnya. Prosesi pemakaman pun berlangsung khidmat, khusuk dan penuh emosi. Sungguh menguras tenaga dan emosi, menyita waktu sampai membuatku tidak tidur sampai hari-H pernikahan kami. Ini di bukan bagian dari impianku.

    Hari pernikahan kami pun tiba, dilangsungkan secara sederhana dengan perencanaan yang matang walaupun semuanya diatur via telepon yang sinyalnya hanya terbatas beberapa jam saja dalam sehari dari pedalaman Papua sana. Tapi, atas ridhoNya saja acara pernikahan kami bisa terselenggarakan dengan baik, menjadikan kami pasangan suami-istri yang sah secara agama maupun  pemerintah. 

    Impian selanjutnya menjadi tantangan bagi kami. Selesai acara pernikahan kami, saya malah jatuh sakit saat harusnya HoneyMoon di Bali. Capek fisik dan lelah emosi membuatku terkapar tak berdaya, demam tinggi bahkan tak mampu bangun dari tempat tidur. Bulan madu yang seharusnya dinikmati berdua menjadi sesi perawatan istri sakit. Kasihan suamiku. Tak lama setelah aku berangsur pulih, masa cuti sudah habis. Kami harus kembali ke tempat tugas masing-masing yang walaupun di kabupaten sama namun di distrik yang berbeda, yang hanya bisa dipertemukan via transportasi udara. Mengimpikan segera mempunyai momongan sepertinya sulit karena kami harus kembali berpisah lagi demi tugas pelayanan kepada bangsa ini. 

    Indahnya masa awal pernikahan kami terlewati begitu saja, dan terasa hanya sekejap saja. Masa LDR kembali menanti didepan mata. Kami hanya bisa berserah, pasrah pada kehendak sang Empunya Semesta. Semua ada waktu-Nya. Itu saja yang kami yakini dan imani. 

    Dua bulan berlalu dalam kesibukan kerja masing-masing. Bertukar kabar via telpon di jam tertentu, membuat kami seperti masih di masa pacaran saja. Namun, aku akhirnya menyadari, sepertinya sudah dua bulan tamu tetap itu belum bertandang. Dengan hati berdebar kencang, ku coba cek urin pertamaku di pagi hari berikutnya. Dua garis muncul samar disana. Ingin ku teriak girang, namun ragu masih menahan. Jangan sampai ini positif palsu karena test pack-nya stok lama. 

    Ku kabari suamiku di seberang Gn.Gergaji sana via telepon. Segera dipesankannya dari kota semua jenis dan merk test pack yang tersedia di kota terdekat dan dikirimkan padaku. Tiga hari berikutnya paket test pack itu datang. Gemuruh di dada ini makin riuh-rendah sampai membuatku pusing. Pagi berikutnya ku tunggu seperti menantikan sebulan lamanya untuk matahari terbit. Cepat-cepat ku tes urin pertamaku pagi itu dengan 7 macam test pack berbeda, dan hasilnya… Dua garis merah tegas tertera di semua test pack yang ku pakai. 

    Senangnya hati ini tiada duanya. Namun, mendung tiba-tiba melanda. Pikiranku kalut ketakutan karena teringat setelah hari pernikahan kami, aku mengkonsumsi obat antibiotik yang notabene tidak diperbolehkan untuk kehamilan. Senang, takut, galau, melanda diriku yang seorang diri di pedalaman ini. Suamiku ada di seberang gunung sana, yang tak mungkin tiba dalam sehari ke tempat ini. Segera kabar bahagia dan kegalauanku ku teruskan pada ayah calon anakku. Riang gembira suaranya terdengar, bahagia terpancar dari nada bicaranya. Memberiku ketenangan, menjalani kehamilan pertamaku.

     

     

    Kreator : Vidya D’CharV (dr. Olvina ML.L. Pangemanan, M.K.M.)

    Bagikan ke

    Comment Closed: Anugerah-Nya Ku Terima

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021