Disleksia adalah gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan dalam membaca, mengeja, atau memahami kata-kata tertulis. Meski sering dihubungkan dengan kemampuan membaca, disleksia juga dapat mempengaruhi kemampuan menulis dan pengucapan. Gangguan ini tidak terkait dengan tingkat kecerdasan , melainkan dengan cara otak memproses bahasa.
Disleksia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Kesulitan membaca. Membaca dengan lambat atau sering salah mengeja kata.
- Sulit memahami teks. Kesulitan mengerti makna dari kalimat atau cerita yang dibaca
- Kesalahan mengeja yang konsisten. Sulit menulis kata-kata dengan urutan huruf yang benar
- Masalah dalam pengucapan. Kesulitan mengucapkan kata-kata panjang atau baru
- Kesulitan mengingat urutan. Misalnya, kesulitan menyebutkan hari dalam seminggu atau alfabet dalam urutan yang benar
- Kemampuan akademik tidak konsisten. Anak mungkin berbakat dibidang lain, seperti seni atau olahraga, tetapi memiliki masalah besar dengan tugas berbasis teks
- Frustasi atau enggan membaca. Anak merasa tidak percaya diri dan enggan belajar karena sering gagal memahami materi bacaan.
Disleksia dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
- Faktor genetik. Disleksia sering diturunkan dalam keluarga. Anak-anak dengan anggota keluarga yang memiliki disleksia beresiko lebih tinggi.
- Gangguan neurologis. Disfungsi pada bagian otak yang memproses bahasa, khususnya area korteks serebral.
- Faktor pralahir. Malnutrisi, stres, atau paparan zat berbahaya selama kehamilan dapat meningkatkan resiko.
- Cedera otak atau gangguan perkembangan. Kerusakan otak akibat trauma atau gangguan neurologis tertentu.
Disleksia tidak selalu dapat dicegah karena banyaknya faktor genetik yang terlibat. Namun, beberapa langkah berikut dapat membantu mengurangi dampaknya :
- Stimulasi dini. Kenalkan anak pada buku, cerita, dan permainan berbasis kata sejak usia dini.
- Nutrisi yang baik. Pastikan asupan nutrisi ibu selama kehamilan dan anak pada masa tumbuh kembang mencukupi untuk mendukung perkembangan otak.
- Pemeriksaan dini. Jika ada riwayat keluarga disleksia, lakukan pemeriksaan perkembangan anak secara berkala untuk mendeteksi gejala sejak dini.
Pengobatan yang dilakukan untuk penanganan disleksia :
- Terapi membaca. Program khusus yang dirancang untuk melatih kemampuan membaca dan mengeja anak dengan pendekatan multisensori.
- Pendekatan multisensori. Menggunakan metode yang melibatkan pendengaran, penglihatan, dan gerakan untuk membantu anak memahami huruf dan kata.
- Terapi wicara dan bahasa. Membantu meningkatkan pemahaman bahasa dan kemampuan berbicara.
- Penggunaan teknologi. Alat bantu seperti aplikasi pembelajaran atau perangkat lunak membaca yang dirancang untuk anak dengan disleksia.
- Dukungan psikologis. Membantu anak membangun rasa percaya diri dan mengurangi kecemasan terkait dengan belajar.
Beberapa tips mendampingi belajar anak disleksia :
- Berikan waktu ekstra. Beri anak waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas membaca atau menulis.
- Gunakan metode visual. Tambahkan gambar, diagram, atau video untuk menjelaskan materi.
- Hindari memberikan tugas terlalu besar, pcah menjadi beberapa tugas kecil sehingga mudah dikerjakan.
- Gunakan alat bantu peraga. Berikan buku audio, flashcard, atau aplikasi yang membantu proses belajar.
- Berikan pujian dan motivasi. Apresiasi setiap usaha anak agar mereka merasa dihargai.
- Kolaborasi dengan guru. Pastikan guru memahami kebutuhan anak agar mereka dapat memberikan dukungan yang sesuai di sekolah.
- Ciptakan lingkungan yang mendukung. Sediakan ruang belajar yang tenang dan bebas gangguan.
- Jangan membandingkan. Hindari membandingkan kemampuan anak dengan teman-temannya.
Disleksia bukanlah hambatan untuk sukses jika ditangani dengan cara yang tepat. Pemahaman, dukungan, serta pendekatan yang sesuai dari keluarga, guru, serta lingkungan sekitar sangat penting dalam membantu anak dengan disleksia mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Dengan upaya yang berkesinambungan, anak dapat tumbuh percaya diri dan mencapai prestasi dalam bidang yang mereka tekuni.
Kreator : Tri Welas Asih
Comment Closed: Apa itu “Disleksia”
Sorry, comment are closed for this post.