Seorang anak berusia sekitar 10 tahun, sebut saja Rendi, kesulitan mengikuti pelajaran Matematika di sekolah. Dia tidak dapat dengan mudah memahami operasi hitung dasar seperti penambahan dan pengurangan. Gurunya menyadari bahwa Rendi membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan teman-temannya untuk menyelesaikan soal dan sering kali mengulangi instruksi untuk Rendi. Di rumah, orang tuanya memperhatikan bahwa Rendi juga lambat dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, bahkan untuk tugas yang sederhana. Setelah berkonsultasi dengan psikolog pendidikan, Rendi dinyatakan mengalami slow learner atau lambat belajar. Meski tidak memiliki keterlambatan intelektual yang signifikan, ia tetap memerlukan pendekatan pengajaran yang lebih khusus.
Slow learner atau lambat belajar adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan anak-anak yang memiliki kemampuan belajar di bawah rata-rata, tetapi bukan karena adanya kelainan intelektual atau gangguan mental. Mereka mampu belajar, namun pada kecepatan yang lebih lambat dibandingkan dengan teman-teman seusianya. Anak slow learner biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami dan menguasai materi pembelajaran, serta memerlukan pendekatan yang lebih spesifik dan dukungan tambahan.
Ciri-ciri anak slow learner antara lain :
- Keterlambatan dalam perkembangan akademis. Anak sulit memahami konsep dasar, seperti membaca, menulis, dan berhitung, serta sering ketinggalan dibandingkan dengan teman sebayanya.
- Memori jangka pendek yang lemah. Anak sering melupakan instruksi atau materi yang baru dipelajari.
- Kesulitan mengikuti instruksi. Butuh penjelasan yang berulang-ulang atau petunjuk yang lebih rinci agar dapat memahami suatu tugas.
- Motivasi belajar yang rendah. Anak bisa terlihat kurang bersemangat dalam menghadapi tugas-tugas akademis karena kesulitan yang dihadapinya.
- Keterampilan sosial yang mungkin terbatas. Walaupun tidak selalu, beberapa anak dengan slow learner juga bisa mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan temannya.
- Performa tes rendah. Nilai ujian atau tes akademis anak cenderung dibawah rata-rata.
Slow learner bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :
1. Faktor genetik
Ada kemungkinan bahwa anak mewarisi tingkat intelektual yang lebih rendah dari keluarganya.
2. Kondisi kesehatan
Masalah kesehatan seperti malnutrisi, penyakit kronis, atau kurangnya stimulasi kognitif pada usia dini bisa mempengaruhi kemampuan belajar anak.
3. Lingkungan sosial
Anak yang tumbuh di lingkungan yang kurang mendukung, seperti kurangnya akses pendidikan yang baik atau ketidakpedulian orang tua terhadap pendidikan, bisa mengalami kesulitan dalam belajar.
4. Metode pengajaran yang tidak sesuai
Beberapa anak membutuhkan metode pengajaran yang berbeda. Anak slow learner mungkin tidak bisa mengikuti metode pengajaran standar di sekolah.
5. Kurangnya stimulasi pada masa usia dini.
Kurangnya permainan edukatif, bacaan, atau pengalaman sosial dapat memperlambat perkembangan kognitif anak.
Beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam penanganan anak slow learner :
1. Pengajaran individual
Anak slow learner membutuhkan bimbingan belajar yang bersifat individual atau kelompok kecil. Mereka memerlukan penjelasan yang berulang-ulang dan pendekatan yang lebih sederhana.
2. Strategi pembelajaran visual
Anak-anak ini sering kali lebih mudah memahami informasi melalui gambar, grafik, atau alat bantu visual lainnya.
3. Pembelajaran interaktif
Menerapkan permainan edukatif atau metode belajar yang melibatkan interaksi fisik dan mental, seperti menggunakan alat peraga, bisa membantu mereka lebih mudah memahami pelajaran.
4. Program remedial
Sekolah bisa menyediakan kelas tambahan atau program remedial untuk memberikan dukungan khusus bagi anak-anak dengan kesulitan belajar.
5. Penguatan positif
Dorongan atau pujian saat anak berhasil menyelesaikan tugas akan meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi mereka dalam belajar.
6. Kerjasama orang tua dan guru
Orang tua dan guru harus bekerja sama secara aktif untuk memantau perkembangan anak. Di rumah, orang tua bisa melanjutkan pembelajaran yang sudah dilakukan di sekolah.
Dalam menghadapi anak slow learner seorang guru atau orang tua harus mengetahui strategi atau tips yang harus dilakukan. Berikut beberapa tips dalam menghadapi anak slow learner :
1. Bersabar
Anak slow learner memerlukan lebih banyak waktu dan kesabaran. Jangan memaksa mereka untuk cepat menangkap pelajaran.
2. Berikan dukungan emosional
Penting untuk membuat anak merasa didukung dan dicintai. Dorongan emosional ini akan memberikan anak kepercayaan diri dalam menghadapi kesulitan belajar.
3. Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan
Suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan akan membantu anak merasa lebih nyaman dalam belajar.
4. Gunakan metode pembelajaran yang bervariasi
Tidak semua anak slow learner merespon metode pengajaran yang sama. Gunakan berbagai metode seperti visual, auditori, atau kinestetik untuk mengetahui mana yang paling efektif.
5. Berikan waktu istirahat yang cukup
Anak yang mudah lelah dalam belajar mungkin memerlukan waktu istirahat yang lebih sering. Pembagian waktu belajar dan istirahat yang tepat akan membantu mereka lebih fokus.
6. Tetap fokus pada kekuatan anak
Fokus pada kelebihan atau minat anak dapat menjadi pendorong motivasi belajar mereka, dan dari sana guru atau orang tua bisa menghubungkan pelajaran dengan hal-hal yang mereka sukai.
Dengan memberikan perhatian dan pendekatan yang tepat, anak slow learner tetap bisa berkembang dan mencapai potensi terbaiknya. Dukungan yang diberikan tidak hanya sebatas akademik, namun juga psikologis dan emosional, akan sangat membantu mereka menghadapi tantangan belajar yang mereka alami.
Kreator : Tri Welas Asih
Comment Closed: Apa itu Slow Learner ?
Sorry, comment are closed for this post.