KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Arazka dan Vanya

    Arazka dan Vanya

    BY 07 Des 2022 Dilihat: 387 kali

    Penulis : Mita Taurina Agustin Putri (Member KMO Alineaku)

    Peribahasa yang mengatakan “Dari mata jatuh ke hati” atau “Cinta pandangan pertama” tampaknya sedang dirasakan oleh Arazka. Laki-laki berkacamata, dengan beberapa tattoo di bagian tubuhnya yang juga memiliki suara yang indah. Juga merupakan vokalis dari salah satu band yang sedang digandrungi remaja dan usia seperempat abad. 

    Hari itu, saat ia dan band-nya mengadakan konser intimate di bilangan Kemang. Matanya tertuju pada seorang gadis manis yang selalu menatap matanya sambal terus bernyanyi mengikuti irama sambal tersenyum. Arazka benar-benar terpana dengan manisnya wajah dan senyuman gadis itu.

    Bahkan Arazka tidak pernah bisa lama-lama memalingkan matanya dari gadis itu. Wajah itu seolah menghipnotisnya untuk selalu menatapnya lagi dan lagi. 

    Bahkan saat ia sudah menutup konser intimate itu, ia masih fokus menatap gadis itu. Dalam pikirannya Arazka sudah memikirkan untuk segera turun dan menghampiri gadis itu. Sayangnya setelah acara benar-benar selesai. Gadis itu sudah cepat sekali menghilang. Hingga akhirnya Arazka harus memutar otak agar dapat bertemu dengan gadis itu.

    Akhirnya ia membiarkan gadis itu hilang begitu saja. Ia hanya bisa menceritakan itu pada teman-teman bandnya.

    “Bro, tadi gue lihat ada cewek manis, dia selalu natap mata gue sambal terus ikut nyanyi dan senyum. Gue penasaran sama dia, tapi tadi pas acara selesai gue cari dia. Udah ngilang aja tuh cewek,” cerita Arazka ke teman-temannya.

    Teman-temannya yang memang jarang mendengarkan Arazka menceritakan tentang hal pribadi seperti ini pun menjadi penasaran. Biasanya Arazka akan langsung mengenalkan pasangannya kepada teman-temannya tanpa bercerita cerita perjalanannya.

    “Serius lho, emang dia duduk sebelah mana?” tanya Theo.

    “Iya yang sebelah mana sih?” sambung Danu yang kemudian langsung di sambung oleh sang manajer Banyu,”Tumben lo cerita ke kita? Biasanya begitu jadi baru dikenalin”.

    “Ya ini kan beda, kejadiannya di sini dalam lingkungan pekerjaan bukan teman,”jelas Arazka.

    “Dia tadi di barisan kedua depan pakai kacamata, kalian nggak akan tahu karena pandangan kita pasti beda,” sambung Arazka.

    “Oke, terus rencana lo gimana?” tanya Banyu.

    “Gue harus tahu dia siapa, gue harus ketemu dia lagi gimana pun caranya,” kata Arazka dengan berapi-api.

    “Ya udah ini udah malam banget mending kita pulang, nanti kita coba cari tahu tentang itu cewek,” kata Banyu.

    Mereka pun langsung siap-siap pulang. Mereka biasa kumpul di rumah Arazka, Karena dianatara semuanya yang masih single memang hanya Arazka, jadi mereka menjadikan rumah Arazka sebagai tempat berkumpul. 

    Sesampainya di rumah Arazka, mereka masih ngobrol dan berkumpul di ruang tamu rumah Arazka. Mereka tidak lagi membahas soal cewek tadi. Kini mereka sedang membahas rencana rilis mini album mereka. Hingga tak terasa hari berganti, sang manajer, Banyu dan teman-temannya pun pamit pulang. 

    Arazka yang masih penasaran, akhirnya mencoba mencari tahu tentang gadis itu melalui social media Instagram. Tapi kemudian ia tersadar,”Gimana gue bisa nyari lewat IG kalua namanya aja gue nggak tahu?”. “Aishhhh, bodoh sekali kau ini Ka, Ka,” ia mengumpati dirinya sendiri.

    Ia kemudian beranjak menuju ke kamar mandi untuk membasuh mukanya dan mencoba untuk tidur. Diatas tempat tidur ia semakin gelisah, tidak dapat tidur hanya menggerakkan tubuhnya kesana kemari, seperti ikan yang kehabisan air di akuarium. Tapi karena kondisinya yang lelah sehabis konser lama kelamaan ia pun tertidur dengan sendirinya.

    Baru beberapa jam ia tertidur, ia malah bermimpi tentang gadis itu. Ia bermimpi berhasil berkenalan dengan gadis itu dan mengajak gadis itu di acara ulang tahunnya. Disana mereka terlihat berbincang-bincang akrab, namun sial Arazka, si makhluk berbulu peliharaannya Joey malah bergerak-gerak di dekat kakinya. Ia pun terbangun tanpa tahu akhir dari adegan dalam mimpinya itu.

    Di tempat lain, Vanya yang baru sampai kostannya segera membersihkan diri kemudian sholat dan tidur. Sama seperti Arazka, Vanya masih terbayang-bayang dengan penampilan Arazka dan bandnya. Vanya sebenarnya tidak menyukai band Arazka, hanya saja ia penasaran. 

    “Ternyata benar kata teman-teman kalua Band Arazka itu keren juga ya,” gumamnya sambil membaringkan tubuhnya di tempat tidur.

    “kenapa aku sampai gak merhatiin sih?” tanyanya pada diri sendiri.

    “Arazka juga ramah dan ganteng,” tambahnya lagi. “Udah ah, mendingan aku tidur besok kan harus kerja,” tutupnya sambil mulai memejamkan matanya.

    Sepertinya harapan Arazka untuk bisa bertemu dan kenal dengan Vanya cepat di kabulkan Tuhan. Vanya yang ternyata bekerja di bidang Event Organizer itu, mendapatkan tugas mengerjakan Konser Band Arazka yang kali ini dibuat berbeda. Dan ini membuat mereka akhirnya bertemu bahkan bekerja sama dalam sebuah pekerjaan.

    Hari ini adalah hari pertama meeting untuk membicarakan semuanya. Kebetulan Vanya adalah seorang penanggung jawab yang ditunjuk perusahaannya untuk acara ini, sehingga mau tidak mau ia akan banyak berinteraksi dengan Azkara dan teman-teman bandnya.

    “Selamat siang semuanya, perkenalkan saya Vanya sebagai penanggung jawab acara konser kalian kali ini. Kalau ada yang mau ditanyakan atau disampaikan mengenai acara ini bisa langsung ke saya atau ke Ayu wakil saya,” buka Vanya.

    Semua orang yang hadir, hanya menjawab,”Selamat siang”.

    “Kalau tidak ada yang ditanyakan mari kita mulai rapat hari ini, ya?” kata Vanya lagi.

    Vanya meminta Ayu untuk menggantikannya sebentar karena ia harus ke toilet sebentar.

    “Yu, tolong lanjutin ya. Aku mau ke toilet sebentar,” bisik Vanya.

    “Oke, jangan lama-lama gerogi nih,” jawab Ayu.

    “Baik, kita lanjut ya, Vanya ada urusan sebentar. Nah, untuk rundown dan lagu yang akan dinyanyikan sudah di buat. Apakah kalian setuju atau ada yang mau di rubah?” tanya Ayu.

    “Maaf, toilet nya dimana ya?” tanya Arazka tiba-tiba.

    “Oh, nggak apa-apa. Mas Arazka bisa keluar lalu jalan ke kiri di ujung ada toilet,” jelas Ayu.

    “Terima kasih, Ayu,”kata Arazka kemudian segera beranjak menuju ke toilet.

    Padahal sebenarnya Arazka tidak ingin ke toilet, ia hanya ingin bicara dengan Vanya berdua sebentar saja. Untuk menghilangkan rasa penasarannya. Baru saja Arazka akan sampai toilet, Vanya sudah keluar dari toilet. 

    “Maaf Vanya, boleh bicara sebentar?” tanya Arazka.

    “Tapi kasihan orang-orang menunggu saya untuk rapat,” sanggah Vanya berusaha sesopan mungkin.

    “Sebentar aja,” mohon Arazka.

    “Kenapa Mas?” tanya Vanya kemudian melanjutkan,”Jangan lama-lama ya rapatnya butuh saya soalnya.”

    “Iya sebentar aja kok,” jawab Arazka.

    Berpikir sebentar kemudian Arazka menyambung pembicaraannya,”Vanya yang di konser intimate kemarin berdiri di barisan kedua dari depan kan?” tanya Arazka.

    “Loh kok, Mas tahu. Saya pikir Mas gak bakalan ingat siapa aja yang datang di konser Mas,” kata Vanya.

    “Kamu beda, kamu bikin aku nggak bisa berpaling dari kamu, kamu terus ikut nyanyi sambil senyum lihat ke depan. Kalua kamu sadar aku juga terus lihatin kamu,” kata Arazka tanpa ada yang ia tutupi.

    Vanya yang nggak tahu harus merespon seperti apa, mencoba menutupi rasa malunya dengan menunduk dan tersenyum. Ia benar-benar tidak menyangka ternyata, tatapannya terhadap Arazka saat itu dibalas. Karena Vanya tidak yakin kalau kemarin itu, Arazka memandangnya. Tapi ternyata benar.

    “Mas kita balik ke ruangan aja yuk,” ajak Vanya.

    Tanpa menunggu tanggapan dari Arazka, ia berjalan duluan. Arazka yang sadar kalau Vanya malu dengan apa yang sudah ia sampaikan tadi pun hanya bisa mengikuti Vanya dari belakang. 

    Rapat ternyata sudah selesai karena hanya membahas rundown dan lagu. Sisanya besok hanya tinggal mulai mengerjakan segala sesuatunya. Jadi mereka tidak akan bertemu lagi selain di venue saat acara dimulai.

    Vanya dan team tidak langsung keluar ruangan mereka akan melanjutkan meeting internal team. Dan Arazka yang lupa menanyakan nomor telepon Vanya pun berusaha untuk mendapatkannya. 

    “Vanya, boleh ngomong sebentar?” tanya Arazka.

    Vanya yang ditanya malah menatap teman-temannya. Dan teman-temannya hanya mengangguk mengizinkan ketua tim nya diajak Arazka sebentar.

    “Kenapa Mas?” tanya Vanya.

    “Aku boleh minta nomor kamu?” tanya Arazzka to the point.

    “Buat apa ya, Mas?” tanya Vanya.

    “Buat ngomongin konser, kalau ada yang mau aku minta tolong untuk merubah kan bisa langsung ke kamu,” jelas Arazka.

    “Oh gitu, oke Mas, ini nomorku ya,” kata Vanya sambil mengembalikan handphone Arazka yang tadi diserahkan agar vanya bisa menyimpan nomornya.

    “Terima kasih ya, Van,” kata Arazka.

    Tidak Vanya sangka ternyata sejak saat ia memberikan nomornya itu kepada Arazka, saat itulah mereka semakin dekat bahkan mereka yang tidak tahu mungkin saja akan menyangka kalau mereka pacaran.

    Seperti hari ini, malam minggu, Arazka sudah ada di teras kosan Vanya. Mereka sudah janjian untuk nonton dan makan malam. Benar-benar teman rasa pacar.

    “Kita mau kemana nih?” tanya Vanya.

    “Kita ke GI aja ya? Sekalian ada yang mau aku cari,” jelas Arazka.

    “Boleh,” jawab Vanya.

    Dengan begitu Arazka pun segera menjalankan mobilnya menuju GI, seperti rencana semula. Seperti biasa saat malam minggu begini, Mall di Jakarta passti ramai, apalagi GI ini. Salah satu Mall di pusat kota yang menjadi tempat anak-anak muda untuk kongkow atau hangout bersama teman-temannya.

    Acara menonton sudah selesai, makan pun sudah. Arazka segera membawa Vanya ke tempat dimana barang yang sedang ia cari ada.

    “Kamu mau cari apa sih Mas?” tanya Vanya.

    Iyaa semenjak obrolan mereka di toilet kantor Vanya waktu itu, Vanya terus memanggil Arazka dengan panggilan Mas. Padahal biasanya Arazka akan risih jika dipanggil Mas.

    “Aku mau cari sepatu, sebentar nggak apa-apa kan?” tanya Arazka.

    “Gapapa, ya udah Mas cari deh,” kata Vanya yang langsung diberi anggukan dan ditinggalkan oleh Arazka untuk mulai berkeliling.

    Vanya pun ikut berkeliling untuk melihat-lihat. Kemudian tidak lama, Arazka menghampirinya sambil membawa 2 pasang sepatu yang ia incar.

    “Nya, ini sama yang ini bagusan mana?” tanya Arazka meminta pendapat Vanya.

    “Kalau aku sih lebih suka yang kuning itu ya, lucu jarang modelnya,” jawab Vanya.

    Tidak ada yang bisa meragukan pilihan fashion seorang Vanya. Ia memang terlihat sederhana, tetapi Vanya sesungguhnya memiliki selera fashion yang luar biasa.

    “Kok sama sih, aku tadi juga mau pilih ini ya aku butuh masukkan aja dari kamu,”kata Arazka.

    Vanya hanya manggut-manggut, kemudian duduk di samping Arazzka yang mulai mencoba sepatu incarannya itu. Dan tepat sekali setelah kedua sepatu itu terpakai, terlihat sangat cocok dengan kaki jenjang Arazka.

    Setelah selesai Arazka pun membayar dan mereka segera pulang. Di mobil tiba-tiba saja Arazka memiliki ide untuk membawa Vanya ke tempat kesukaannya. Yaitu di rooftop salah satu apartemen. Tempat ia jika sedang banyak pikiran atau ingin menyendiri.

    “Nya, kamu temenin aku sebentar ya,” jelas Arazka.

    “Mau kemana lagi? Aku udah capek sih sebenernya.” Jawab Vanya.

    “Janji sebentar aja, kamu pasti bakalan suka, soalnya aku juga suka tempat ini,”jelas Arazka.

    “Ya udah,” jawab Vanya singkat.

    Arazka pun segera mengendarai mobilnya menuju ke suatu Apartemen. Sesampainya disana jelas saja Vanya bertanya-tanya.

    “Ngapain Arazka bawa aku ke apartemen?” tanya Vanya dalam hati.

    Arazka yang melihat ekspresi Vanya yang ragu itu pun bicara,”Kita nggak akan ke apartemennya kok. Tapi kita akan keatas sana,” jelas Arazka yang membuat wajah Vanya sedikit lebih tenang. Tapi begitu ia menyadari sesuatu, ia mulai ragu lagi. Wajah takutnya kini terlihat.

    “Kamu kenapa kok kayak ketakutan gitu?” tanya Arazka.

    “Seriusan kita ke atas sana? Aku takut ketinggian,” jelas Vanya.

    “Ya ampun, Nya. Tenang aja ada aku. Kamu nggak akan kenapa-kenapa kok. Tapi sebelum keatas kamu pake ini, diatas dingin,” kata Arazka perhatian sambil menyerahkan jaket berbentuk hewan yang lucu kepada Vanya.

    “Seriusan pake beginian, malu ah,” tolak Vanya.

    “Ya ampun Nya, diatas sana nggak aka nada siapa-siapa ngapain malu sih?’ kta Arazka sambil mulai keluar dari mobil dan berjalan mengitari  mobil untuk membukakan pintu mobil untuk Vanya.

    Vanya pun akhirnya pasrah mengikuti arah tangannya digandeng. Arazka membawa Vanya menuju lift yang ada di basement parkiran apartemen itu. Arazka sesungguhnya memang memiliki satu unit apartemen disini maka iya memiliki akses untuk menuju tempat-tempat yang ada di apartemen itu.

    Tidak ada yang menyangka kalau di tempat kesukaan Arazka, mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

    “Taaadaaaa…. Kita udah sampai nih, kamu jangan tutup mata dong. Kita nggak akan kenapa-kenapa disini. Tenang aja,” ujar Arazka.

    Perlahan Vanya pun mulai membuka matanya, dan saat matanya menatap sekitar ia benar-benar dibuat jatuh cinta dengan pemandangan dari atas. Tapi sesaat kemudian ia menundukkan wajahnya dan mencengkeram erat lengan Arazka.

    “Bagus kan pemandangannya, itu yang buat aku suka disini. Dan mulai hari ini, aku harap ini juga bisa jadi tempat yang kamu suka. Kamu bisa kesini kapanpun meskipun tanpa aku,” kata Arazka sambil menyerahkan kunci akses duplikat miliknya.

    “Kamu serius, Mas. Gak perlu sampai kayak gini kok,” kata Vanya.

    “Aku cuma mau tempat kesukaanku bisa jadi tempat kesukaan kamu juga. Karena aku mau kita lebih dari ini,” kata Arazka tiba-tiba yang membuat Vanya diam mematung sambil memandang wajah Arazka yang begitu memesona dibawah sinar lampu yang ada di atas sana.

    Vanya pun baru menyadari bahwa ia adalah gadis yang sangat beruntung bisa dekat dengan seorang Arazka yang seorang vokalis ternama. Dan ia pun merasakan hal yang sama. Vanya dengan pipi merona dan senyum manis kesukaan Arazka hanya mengangguk sebagai jawab. Melihat itu Arazka yang terlalu senang pun langsung memeluk Vanya dan mencium keningnya.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Arazka dan Vanya

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021