KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Asa Yang Hilang (Bab 1)

    Asa Yang Hilang (Bab 1)

    BY 29 Sep 2024 Dilihat: 151 kali
    Asa Yang Hilang_alineaku

    Begitu sesak rasanya, ingin berteriak sekencang kencangnya, benci dan rindu menjadi satu. Akh, kutarik nafas dalam – dalam. Aku benci bila mengingat semua itu. Begitu dalam luka yang kau torehkan, sehingga membuat diri ini menjadi trauma. Aku masih termenung di sudut kamar yang sunyi senyap. Ingin rasanya aku berlari menjauh dari semua masa lalu yang begitu kelam. Ku akui ini semua terjadi karena diri yang terlalu polos, bodoh, diperbudak oleh rasa cinta, percuma semua ini kusesali toh semua ini sudah terjadi. Itulah rutukan yang ada di dalam hatiku.

    TOK… TOK… TOK… 

    Bunyi suara pintu diketuk. 

    “Yura…yura… Ini Ibu. Tolong buka pintunya.” 

    “Iya, Bu. Sebentar.” jawab Yura.

     Yura bergegas merapikan pakaian dan menyapu air matanya yang jatuh ke pipi. “Ibu ngga boleh liat keadaanku seperti ini.” bisik hati Yura. Kemudian, pintu dibuka oleh Yura.

    “Kok lama banget buka pintunya, sayang?” tanya Ibu sambil memeluk anak kesayangannya.

    “Maaf, Bu. Tadi, Yura lagi ngerjain tugas kantor.” jawab Yura sambil memeluk Ibunya. 

    “Kalau kerja jangan terlalu ngoyo, apalagi sampai lupa makan. Nanti kalau sakit, Ibu juga yang repot.” timpal Ibu sambil tertawa.

    Yura adalah anak semata wayang. Ayah Yura yang Bernama Abdul telah wafat dua tahun yang lalu. Yura hanya tinggal berdua dengan Ibu. Yura berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Dulu, Ayah Yura hanya seorang petani. Setelah Ayah wafat, Bu Daniah, Ibu Yura menjadi tulang punggung keluarga dengan berjualan sayur di pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari mereka. Berkat kerja keras Bu Daniah, Yura bisa seperti sekarang ini. Setelah lulus dari kuliah, Yura diterima bekerja di Perusahaan bonafit yang ada di ibu kota. 

    “Yuk, kita makan dulu.” ajak Bu Daniah kepada Yura.

    “Baik, Bu.” jawab Yura. 

    Mereka menikmati makan malam yang telah dihidangkan oleh Bu Daniah. Meskipun hanya tinggal berdua, mereka kelihatan sangat bahagia.

     

    Mentari pagi menyapa dengan hangatnya, menemani kesibukan orang-orang dengan aktivitasnya masing- masing, begitu juga dengan Yura yang juga tenggelam dengan rutinitasnya. 

    “Aku harus bisa melupakannya. Aku harus kuat. Ingat cita – citamu yang ingin membahagiakan Ibu, Yura.” bisik Yura dalam hati. 

    “Maaf, Bu. Ibu dipanggil Pak Beni ke ruangannya sekarang.” ucap seorang office boy

    “Oh, Iya. Terima kasih.” 

    Yura bergegas memasuki ruangan Sang Manager. Dalam hati, Yura bertanya – tanya ada apakah gerangan sampai Sang Manager memanggilnya.

    TOK… TOK… TOK… Yura mengetuk pintu ruangan Sang Manager. 

    “Ya, masuk.” 

    Suara berat seorang lelaki mempersilahkan Yura untuk masuk.

    “Maaf, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” 

    “Yura, besok kita akan kedatangan anak dari pemilik perusahaan ini. Jadi, tolong kamu siapkan semua berkas- berkas yang diperlukan,” ucap Sang Manager. “Oh iya, satu lagi. Besok kamu yang mendampingi bos muda itu untuk berkeliling melihat perusahaan ini.” 

    “Baik, Pak,” jawab Yura singkat.

     

    Bersambung….

     

     

    Kreator : R. Yuliawati

    Bagikan ke

    Comment Closed: Asa Yang Hilang (Bab 1)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021