KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Asal Mula Raja Ampat

    Asal Mula Raja Ampat

    BY 07 Jul 2024 Dilihat: 56 kali
    asal Mula Raja Ampat_alineaku

    Pada zaman dahulu kala, ada cerita tentang sepasang suami istri di tanah Papua yang menanti-nantikan kehadiran anak. Meski tak kunjung diberi, keduanya tetap berdoa pada Tuhan setiap siang dan malam.

     

    Suatu hari, suami istri tersebut pergi ke hutan untuk mencari kayu dan menjadikannya kayu bakar. Keduanya harus bergegas mencari sebelum musim hujan datang karena kayu-kayu di hutan akan menjadi basah dan tidak bisa dibakar. Namun sayang, persediaan kayu yang mereka dapatkan di hari itu masih sangat sedikit untuk menghadapi musim hujan. 

     

    Diterpa kelelahan, suami dan istri ini kemudian beristirahat sejenak di tepi sungai yang bernama Sungai Waikeo. Ketika tengah beristirahat, mata sang suami tertuju pada sebuah lubang besar di sisi lain tepi sungai. Sang suami pun mendekati lubang tersebut dan terkejut ketika menemukan enam butir telur besar.

     

    Sang suami pun mendekati lubang tersebut dan terkejut ketika menemukan enam butir telur besar. Sang suami memanggil istrinya yang tidak kalah terkejut. Keduanya lantas sepakat membawa pulang telur-telur tersebut. Mereka berpikir bahwa telur-telur ini mungkin bisa dijadikan persediaan makanan untuk dimasak di kemudian hari. Setibanya di rumah, telur-telur tersebut pun disimpan dengan baik.

     

    Keesokan harinya, kejutan lain menyambut suami istri tersebut. Ketika hendak menyiapkan hidangan, telur-telur tersebut justru menetas. Bukannya menetas menjadi unggas atau hewan lain, melainkan menjadi anak manusia. Dari enam butir telur, empat menetas menjadi anak laki-laki, satu orang anak perempuan, dan yang satu lagi mengeras menjadi sebuah batu. Lima orang anak muncul dalam balutan kain putih yang bersinar. Tatkala, inilah pertanda bahwa mereka diturunkan dari kahyangan. Suami istri ini amat senang mendapati anak-anak tersebut dan merasa doanya telah dikabulkan Tuhan. Mereka pun berjanji kepada Tuhan untuk merawat dan membesarkan anak-anak mereka dengan baik. Keempat anak laki-laki diberi nama War, Betani, Dohar, dan Mohamad. Sementara, sang anak perempuan diberi nama Pintolee.

     

    Waktu berlalu, kelima anak tersebut semakin beranjak besar. War, Betani, Dohar, Mohamad, dan Pintolee dikenal sebagai anak-anak yang rajin bekerja dan berbakti. Semakin dewasa, kelimanya semakin giat membantu kedua orang tuanya agar tidak perlu bekerja dengan susah payah. Lahan pertanian yang mereka kerjakan menjadi makmur dan berkembang sampai ke empat pulau besar di sekitar Teluk Kabui. Oleh karena itu, bukan hanya kedua orang tuanya, masyarakat desa dan sekitarnya turut mengagumi kebaikan anak-anak ini.

     

    Tanggung jawab apapun yang diberikan orang tua pada anak-anak selalu dijalankan dengan baik. Kepatuhan pada orang tua dan berguna bagi lingkungan membuat ayah dan ibu kelima anak-anak tersebut sangat bangga. Rasa sayang yang begitu besar pada kelima anaknya membuat sang ayah ingin meninggalkan warisan sebelum ajal menjemputnya. Kemudian, sang ayah mulai menyiapkan sebuah rencana besar untuk War, Betani, Dohar, Mohamad, dan Pintolee.

     

    Di tengah kebahagiaan mereka, terjadi sesuatu yang membuat satu keluarga kecewa. Pintolee jatuh hati dengan seorang pemuda yang tidak disenangi oleh keluarganya. Meski pemuda pilihannya tidak direstui, Pintolee tetap bersikeras untuk melanjutkan hubungannya. Memilih untuk memegang teguh pilihan hidupnya, Pintolee dengan berat hati harus melepas hadiah yang sudah disiapkan ayahnya. Pintolee akhirnya pergi meninggalkan saudara-saudara dan kedua orangtuanya. Pintolee berlayar menaiki cangkang kerang besar yang terdampar hingga membawanya dan pemuda pilihannya di Pulau Numfor.

     

    Meski kabar mengenai Pintolee sudah tersiar ke segala penjuru pulau, masyarakat desa dan sekitar tetap menaruh rasa simpati pada sang ayah dan ibu. Tentu saja, hal ini karena War, Betani, Dohar, dan Mohamad setia menjaga nama baik keluarga dengan mematuhi nasihat kedua orang tua mereka.

     

    Tahun silih berganti, sang ayah semakin beranjak renta. Tibalah hari yang sudah dinantikan sang ayah untuk keempat putranya. Sang ayah memanggil keempat anak laki-lakinya untuk membagikan warisan. Ternyata, masing-masing anak dihadiahkan satu pulau. War diberi Pulau Waigeo, Betani diberi Pulau Salawati, Dohar diberi Pulau Lilinta, dan Mohamad mendapatkan Pulau Waiga. Sang ayah berpesan agar mereka selalu menjaga pulau-pulau tersebut dan segala isinya dengan baik. 

     

    Keempat anak-anak tersebut kemudian pergi dan menetap di masing-masing pulau yang telah dipercayakan oleh sang ayah. Semakin hari War, Betani, Dohar, dan Mohamad semakin dikenal sebagai sosok yang tekun dan bijaksana. Hingga sang ayah akhirnya meninggal dunia, keempatnya mampu menaati janji mereka. Bukan hanya nasihat orang tua, warisannya pun mereka jaga. Masing-masing anak tersebut berkuasa, bahkan menjadi raja atas pulaunya masing-masing. Pulau-pulau tersebut tumbuh subur dan makmur. Penduduk di sekitarnya juga hidup bahagia dan sejahtera. Dari sinilah kemudian lahir nama Raja Ampat. Empat orang raja yang berkuasa atas gugusan pulau yang subur dan sejahtera.

     

    Sementara itu, sebutir telur yang menjadi batu, sampai hari ini masih dirawat dan dijaga oleh penduduk setempat. Batu itu juga diperlakukan oleh masyarakat sekitar layaknya seorang raja. Penduduk memberikan ruangan tempat bersemayam, lengkap dengan dewa penjaga berwujud dua batu tegak atau menhir yang diberi nama Man Moro dan Man Metem di sisi kanan dan kiri pintu masuk. Batu yang hingga kini masih di simpan di Situs Kali Raja itu diberi nama Batu Telur Raja. Untuk menjaga kesuciannya, batu bernama Kapatnai ini hanya dapat dilihat setahun sekali pada saat upacara penggantian kelambu dan pemandian yang hanya boleh dilakukan oleh keturunan raja.

     

    Pesan Moral Cerita Empat Raja

     

    Dari cerita Empat Raja, kita bisa belajar untuk menjadi anak yang berbakti, tekun, dan hormat pada orang tua. Tidak hanya itu, kita juga dapat melihat pentingnya kesetiaan menjaga kepercayaan orang lain, sebagaimana ditunjukkan oleh keempat anak di cerita ini. Buah ketaatan dan kesabaran tidaklah instan. Tetapi jika dijalankan dengan tekun, bukan hanya kita yang merasakan manfaatnya melainkan orang lain, lingkungan sekitar, bahkan masyarakat luas.

     

     

    Kreator : Nadya Putri

    Bagikan ke

    Comment Closed: Asal Mula Raja Ampat

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021