KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » ASMAUL HUSNA

    ASMAUL HUSNA

    BY 23 Agu 2025 Dilihat: 45 kali
    ASMAUL HUSNA_alineaku

    Pagi itu suasana cerah sumringah pancarkan kedamaian haqiqi. Langit bersih terang benderang bak laut terpantau dari angkasa. Sang surya memancarkan sinarnya menembus relung-relung nadi. Angin bertiup sepoi bisikkan nada halus menusuk lorong-lorong telinga membawa alunan musik usungkan irama-irama merdu bangkitkan ghirah jiwa-jiwa perkasa.

    Setiap pasang mata silih berganti menoleh ke sini. Setiap  pasang telinga silih berganti nikmati indahnya alunan musik yang bersumber dari sini. Di sini adalah tempat berkumpul bocil-bocil mungil yang masih lugu dan lucu serta polosnya secara alamiah. Didampingi seorang guru yang sudah banyak makan asam garam kehidupan. Bu Eni panggilan akrab untuknya.

    Jarum jam telah menunjukkan pukul 07.00. Sesuai jadwal yang tertera di dinding bangunan mungil itu, sudah saatnya bel berbunyi. Bu Eni menekan tombol bel yang terpasang di samping pintu dan mematikan alunan musik yang bersumber dari sound tua yang terpasang di balik jendela.

    Bocil-bocil yang sudah berdatangan sejak lima belas menit yang lalu itu menghentikan bermainnya. Dengan segera, mereka saling bergandengan tangan membentuk lingkaran. 

    “Kalau kau suka hati hentak kaki, kalau kau suka hati ayun tangan, kalau kau suka hati mari kita lakukan. kalau kau suka hati goyang pinggul.” 

    Suara mereka secara otomatis tanpa menunggu bu guru mengomando. Mereka tampak sudah terlatih sehingga sudah terbiasa demikian setiap harinya. 

    Suasana menjadi sepi. Hanya terdengar suara bocil-bocil yang bernyanyi sambil melingkar bergandengan tangan. Suara mereka semakin jelas. Tanpa ada iringan musik yang memenuhi ruang lingkup saat mereka bermain.

    “Kalau kau suka hati bilang hore, kalau kau suka hati bilang alhamdulillah. Kalau kau suka hati mari kita lakukan. Kalau kau suka hati bilang subhanallah. Kalau kau suka hati bilang Allahu akbar. Kalau kau suka hati bilang aku anak hebat. Kalau kau suka hati bilang aku anak mandiri.” 

    Suara mereka bersama-sama terdengar kompak dan seru.

    Usai mereka bermain dan circle time di luar kelas, bocil-bocil itu masuk kelas  dan minum air putih dari tas masing-masing. Kemudian mereka duduk melingkar dan berdoa. Mengucapkan berbagai macam bacaan doa dan hafalan yang selalu dibaca setiap hari menjadi ritual wajib yang harus dilalui diantara rangkaian doa-doa.

    Setelah selesai mengucapkan rangkaian doa dan melafalkan hafalan surat pendek, sampailah mereka pada hafalan asmaul husna.

    Kali ini ibu guru mengajak bocil-bocil itu menghafalkan asmaul husna satu persatu. Secara bergantian dan berurutan mereka dilatih melafalkan asmaul husna per-suku kata dan per-kata. Maklumlah bocil-bocil itu masih asing dengan istilah-istilah atau kosa kata baru. Diantara mereka ada yang memerlukan bimbingan dengan penuh kesabaran dan penuh ketelatenan serta penuh energi ekstra untuk mengajari mereka bisa melafalkan dengan jelas dan benar.

    Setelah bergilir satu demi satu, sampailah pada giliran Xena. Gadis kecil mungil itu dipanggil untuk mendekat maju ke depan bu guru. 

    Setelah Xena sudah berada di depan guru, kemudian bu guru mengajak anak yang lain untuk diam, menyimak, dan memperhatikan Xena melafalkan asmaul husna. Bu guru menuntun Xena seperti halnya juga mengajak anak lainnya untuk menirukan kembali ucapan bu guru. Dengan telaten bu Eni membimbing Xena per-kata. Xena pun senang menirukannya.

    Setelah itu si Xena dipersilahkan oleh guru untuk mencoba bersuara. Si Bocil Xena langsung mengeluarkan suara dengan lantang.

    “Mas Aul, masa alul, sama lul, masa ul, mas alul, asamul, aduuuhhhh…” teriak Xena sendiri dengan wajah malu sambil menutup wajah mungilnya menggunakan kedua telapak tangan. 

    Bu guru yang memperhatikan sejak awal tetap diam dan tidak memotong upaya keras Xena untuk mengucap kata Asmaul. Diperhatikannya setiap kata yang diucapkan Xena. Begitu ekspresi Xena menunjukkan rasa malu sambil teriak aduh, bu guru tersenyum dan spontan memeluk Xena. 

    Subhanallah, Mbak Xena hebat loh, terus berusaha keras untuk mengucapkan kata Asmaul husna. Dengan semangat dan memahami bagaimana kata yang benar. Mbak Xena sudah mengerti bahwa kata yang benar adalah Asmaul. Makanya bu guru membiarkan Mbak Xena mengucap berkali-kali untuk mencoba melafalkan dengan benar, tetapi masih merasa sulit dalam vokalnya. Tetapi, secara pengetahuan Mbak Xena sudah mengerti yang benar dan ingin bisa mengucap dengan benar pula.” Ujar bu guru sambil memeluk Xena mencoba menenangkannya dari rasa malu. 

    Masya Allah, begitulah walaupun sepertinya mudah dalam melafalkan namun ternyata tidak semudah membayangkan. Maka sekecil apapun capaian syukurilah dan tetaplah semangat untuk mampu meraih capaian yang lebih besar lagi.

     

     

    Kreator : Endah Suryani

    Bagikan ke

    Comment Closed: ASMAUL HUSNA

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo memiliki peran sangat penting dalam pembentukan dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Mr. Soepomo menjelaskan gagasan ini dengan jelas, menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Dengan demikian, fokusnya pada teori negara integralistik membantu menyatukan pemerintah dan rakyat dalam satu kesatuan. Lebih lanjut, gagasan ini tidak hanya membentuk […]

      Okt 21, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021