KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Bab 2. Dua Permata itu Ternyata Buah Hati Boss

    Bab 2. Dua Permata itu Ternyata Buah Hati Boss

    BY 07 Des 2022 Dilihat: 144 kali

    Oleh : Miftahul Ilmiah

    Tujuh bulan kemudian.

    Di dalam kamar sempit itu, Amanda mengoyak lembaran koran. Koran berjudul Sekretaris CEO Zach merayu manajer perusahaan untuk menutupi kehamilan yang tidak diketahui siapa ayahnya. 

    Membaca artikel itu Amanda menangis. Tangannya mengelus perut yang membuncit karena kehamilan telah menginjak delapan bulan.

    Setelah peristiwa dirinya bersama Pak Ryan. Keesokan harinya, Amanda langsung membuat surat pengunduran diri. Ia tidak berani menghadapi Tuan Zach, atau akibat dirinya mungkin saja performance perusahaan menjadi buruk.

    “Non, ayo sarapan!” 

    Terdengar suara bibi Marni.

    “Sebentar, Bi Marni.” 

    Berkali-kali Amanda mengusap pipi agar tidak tampak air mata. Sembari berkaca, tangannya mengusap sedikit bedak di pipi. Kesan segar merona di raut muka cantik itu. Bergegas gadis itu keluar dari kamar.

    “Nona, ini urap dengan lauk ikan tuna, baik untuk kecerdasan bayi.”

    “Oh oh. Aku lupa mematikan kompor!” Seru Bibi Marni berlari ke dapur. 

    Krompyang!

    Tersentak Amanda mendengar sesuatu jatuh dari dapur. Ia berusaha berdiri sembari memegang perut.

    “Apa itu, Bi?”

    “Tidak apa-apa, Non. Cuma panci jatuh.”

    Mendengar kata-kata bibi Marni, Amanda kembali tenang. Ia akan duduk, tetapi tiba-tiba keningnya berkerut seperti menahan sesuatu. Beberapa kali Amanda menarik napas dan mengeluarkannya kembali.

    “Aduh! Nyeri sekali!” 

    Amanda berusaha duduk kembali, tetapi perut besar itu sungguh menyulitkan. Ia berhasil duduk setelah manjatuhkan diri ke kursi.

    Braakk!

    Naas, kursi itu tidak kuat menahan berat Amanda. Kaki kursi patah, Amanda jatuh terlentang di lantai.

    “Nona!” pekik Bibi Marni.

    “Bi, pe-perutku sa-sakiittt,” ucap Amanda terbata-bata menahan nyeri.

     “Apa mungkin sudah saatnya lahir ya, Non?” tanya Bibi Marni dengan khawatir.

    “Tunggu sebentar, Non!”

    Bibi Marni segera membantu Amanda berdiri. Setelah berhasil duduk, bi Marni melihat baju bawah Amanda berwarna kemerahan.

    “Oh ooh. Nona harus dibawa ke rumah sakit. Bibi akan minta bantuan Pak Udin.”

    Perjalanan ke rumah sakit memerlukan waktu satu setengah jam, meskipun Pak Udin melajukan mobil pikap dengan sekuat tenaga. Mobil pikap yang biasa untuk mengangkut ikan, bukanlah mobil yang di desain untuk penumpang. 

    Sejak meninggalkan Jakarta, tepatnya perusahaan Zach, Amanda tinggal di desa kecil di pinggiran pantai selatan di Jawa Timur. Desa Kalibatur tempat asal bibi Marni. Untuk hidup mereka, Amanda berhemat menggunakan tabungan selama bekerja dan warisan dari ayahnya. Meskipun kadang-kadang, bibi Marni ikut menjual ikan bersama keluarga Pak Udin dan istrinya.

    “Tolong segera, Nona saya mau melahirkan!”

    Bibi Marni berseru memanggil petugas di IGD RS Iskak. Tepat waktunya, Amanda benar-benar melahirkan bayi dengan normal.

    Oek! Oek! Oek!

    Tangis bayi terdengar. Beberapa saat kemudian tampak seorang bayi dalam selimut yang di letakkan dalam box bayi. Seorang dokter memeriksa keadaan bayi itu. Bibi Marni tersenyum senang ketika salah satu bidan mengatakan bayi Amanda berjenis kelamin laki-laki. 

    “Dokter, Tolong segera ke ruang bersalin! Pasien Amanda ….”

    Sangat jelas bibi Marni mendengar nama Amanda disebut petugas yang baru memasuki ruang bayi. Wanita itu panik, cemas melihat  dokter dan bidan berlarian kembali ke ruang bersalin.

    “Ada apa dengan Nona Amanda, Dokter?”

    Huhuhuuuuuu….

    Bibi Marni menangis, ketakutan menyergap dadanya. Ia menjatuhkan diri, duduk di lantai dengan lemas.


    Bersambung ke Bab 3.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Bab 2. Dua Permata itu Ternyata Buah Hati Boss

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021