KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Bab 3. Dua Permata itu Ternyata Buah Hati Boss

    Bab 3. Dua Permata itu Ternyata Buah Hati Boss

    BY 15 Des 2022 Dilihat: 156 kali

    Oleh : Miftahul Ilmiah

    “Apa yang terjadi? Tolong selamatkan Nona Amanda, Tuhan,”

    Segala doa keselamatan diucapkan bibi Marni. Matanya terpejam dengan kedua tangan saling menggenggam. Sampai satu jam kemudian, bidan perempuan itu akhirnya keluar menemui dirinya, mengatakan boleh menjenguk dua bayi.  

    “Maksudnya bayinya kembar?” tanya Bibi Marni.

    Tangis bahagia tatkala bibi Marni memandang dua bayi yang sedang tidur. Teringat kala itu , ia membawa Amanda pergi dari Jakarta setelah mengirim surat pengunduran diri ke perusahaan. Amanda tampak rapuh dengan kehamilan yang tidak mengetahui siapa ayahnya.

    Bibi Marni setiap hari menghibur Amanda yang banyak mengurung diri di kamar. Selama hamil, Amanda tidak memeriksakan diri ke dokter atau bidan. Tetapi wanita paruh baya itu selalu berusaha membuat makanan yang bergizi seperti ikan dengan kandungan Omega 3. Makanan yang terjangkau di daerah kelahirannya yang dekat dengan laut.

    “Bibi, Nona Amanda sudah bisa ditemui. Saya akan membantu menggendong salah satu bayi,” ucap seorang perawat yang baru masuk ruang bayi.

    “Baik, Suster.”

    Tampak wajah pucat Amanda dengan mata melebar menyadari ada yang datang. Mata itu berbinar-binar ketika melihat dua bayi yang diletakkan di dadanya.

    “Mereka cantik dan tampan, Nona.”

    “Benar sekali, Bi.”

    Air mata mengalir di pipi Amanda. Dua lengan menangkup dua permata di dada. Perasaan lemah Amanda berangsur-angsur berubah menjadi kekuatan untuk melindungi bayi-bayi itu. 

    “Nona harus kuat. Sekarang ada tanggung jawab yang lebih besar. Membesarkan kedua bayi ini.”

    “Iya, Bi Marni.” 

    “Saya akan siapkan ruangan bayi. Agar siap saat Nona Amanda dan bayi pulang,” ucap Pak Udin tiba-tiba muncul langsung mau pulang. Tetapi tampaknya ia dan istrinya ikut merasa senang. 

    Kebahagiaan siang itu berubah menjadi kekhawatiran kembali pada malam hari. Amanda mengalami demam tinggi. Dalam tidurnya ia menggigau secara terus menerus.

    “Kartu hitam… Kartu hitam.” 

    “Nona, apa yang terjadi?”

    Bibi Marni mengusap keringat di dahi Amanda. Meskipun sudah sering mendengar kata kartu hitam dari mulut Amanda saat mimpi buruk, wanita itu tidak mengerti maksud kata itu. 

    Tubuh Amanda yang lemah menyebabkan reaksi radang akibat melahirkan. Dokter menginjeksikan obat sehingga Amanda bisa tidur.

    Setelah beberapa hari, Amanda dan bayinya meninggalkan rumah sakit. Kembali menempati rumah sempit warisan bibi Marni. 

    Bertambahnya anggota keluarga menyebabkan ruang gerak menjadi sangat terbatas, tetapi tidak mengurangi kebahagiaan keluarga Amanda.

    “Nona harus banyak makan, agar para bayi mendapatkan air susu ibu cukup.”

    “Intan, Zacky cucuku tersayang, usiamu sudah sebulan ya.”

    Tampaknya bibi Marni juga sangat bahagia. Ia bersemangat memanggil dua anak kembar itu setiap waktu. Kadang-kadang ia tertawa dengan kencang melihat ekspresi imut mereka.

    Sementara itu, Amanda sarapan sembari memikirkan sesuatu. Keuangannya benar-benar menipis. Padahal kebutuhan semakin bertambah, apalagi rumah yang ditempati sangat tidak layak untuk anak-anak.

    “Apakah aku bisa memakainya?” gumam Amanda lirih.

    “Bicara apa, Nona? Bibi kurang jelas dengarnya,” tanya Bibi Marni.

    “Tidak ada apa-apa, Bi. Saya selesai sarapan.”

    Meja makan ditinggalkan begitu saja. Melihat hal itu, bibi Marni segera membereskan piring kotor Amanda. Bagaimanapun Amanda  merupakan anak majikannya. Ayah Amanda memberi kepercayaan kepada dirinya untuk merawat Amanda sebelum meninggal.

    Sementara itu, Amanda berada di kamar. Ia menarik sebuat kotak dan membukanya. Dengan pelan jari lentik tu imenarik sebuah kartu hitam. Tiba-tiba tangan Amanda gemetar. Wanita berambut panjang itu segera meletakkkan kembali kartu dan menutup kotak dengan cepat.

    Aahh!

    “Bagaimana itu bisa terjadi? Huhuhu….”

    Gemeretak gigi Amanda. Kedua tangannya mengepal erat bersamaan dengan air mata mengalir. 

    “Ada apa, Nona.” Tiba-tiba Bibi Marni telah masuk ke kamar. Tampaknya ia mendengar teriakan Amanda.

    Melihat kotak di pangkuan Amanda, Bi Marni segera memasukkan kembali ke dalam almari. Setelah itu, wanita paruh baya itu memeluk dan membelai rambut Amanda.


    Bersambung ke Bab 4….


    Bagikan ke

    1 Komentar Pada Bab 3. Dua Permata itu Ternyata Buah Hati Boss

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021