KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Bab 3 – Kandidat

    Bab 3 – Kandidat

    BY 21 Jul 2024 Dilihat: 57 kali
    Bab 3 - Kandidat_alineaku

    Arc 1 – Awal Mula

    Pada Abad Období Moudrosti, Tahun ke-21 Dvacet jedna, di hari Neděle dari Bulan ke-10 Říjen, pagi itu, ruang makan besar di Istana Černý křišťál dihiasi dengan sinar matahari pagi yang lembut, memantulkan cahaya dari lampu gantung kristal di atasnya. Pilar-pilar marmer putih berdiri tegak, memisahkan ruang makan dari balkon yang menghadap ke taman kerajaan yang indah.

     

    Vladyka Alexei Stříbrný duduk di ujung meja panjang, memimpin keluarga dengan kehadirannya yang kharismatik. Ia mengenakan mantel hitam dengan aksen perak, mata putihnya memperhatikan sekeliling dengan ketegasan. Rambut hitamnya sedikit panjang dan tebal, diikat rapi di belakang, memberikan kesan elegan dan berwibawa. Kulitnya yang pucat dan garis wajah tegas menunjukkan kebijaksanaan dan pengalaman.

     

    Di sebelahnya, Aria Stříbrný duduk dengan anggun, mengenakan gaun biru langit dengan lapisan perak, rambut panjang putihnya tergerai di bahu. Matanya hitam pekat, memancarkan kelembutan dan kasih sayang. Kulitnya seputih salju, memberikan kontras yang indah dengan rambut dan matanya.

     

    Di dekat keduanya, Ilta duduk dengan semangat, mengenakan pakaian serba biru gelap dengan aksen perak, mata heterokromatiknya bersinar penuh antusiasme. Rambut pendeknya berwarna hitam dengan sentuhan corak putih, selalu menarik perhatian. Wajahnya masih muda namun menunjukkan tekad dan kecerdasan, kulitnya yang pucat serupa dengan kedua orang tuanya.

     

    Di sisi lain meja, Patriark Wlays Vojnović duduk dengan postur tegas, mengenakan jubah panjang merah marun dengan bordiran emas. Rambutnya pendek berwarna perunggu, tertata rapi dengan sedikit kesan tambah agar tidak kaku. Matanya merah gelap dengan kilatan kebijaksanaan dan ketegasan. Kulitnya putih kekuningan, memperlihatkan bekas luka-luka lama yang menandakan banyaknya pertempuran yang telah ia lalui.

     

    Di sebelahnya ada sang istri, Dobrila Vojnović mengenakan gaun merah padam dengan aksen emas, rambut perunggunya yang gelap disanggul rapi. Matanya oranye, penuh perhatian dan kasih sayang. Kulitnya putih lembut dengan sentuhan kemerahan, memberikan kesan hangat dan bersahaja.

     

    Anak-anak mereka, Zvonimir, Velimir, dan Trenty, duduk berdekatan, mengenakan pakaian merah marun dengan aksen emas yang sama, menunggu sarapan dengan penuh semangat. Zvonimir, yang tertua, memiliki rambut perunggu gelap panjang dan mata merah seperti ayahnya. Velimir memiliki rambut perunggu muda pendek dengan mata merah agak orange seperti ibunya, dan Trenty, yang termuda, memiliki rambut perunggu ikal dan mata merah tua.

     

    Di sisi yang lain, Patriark Radostaw Božanović dan istrinya Ivana Božanović duduk bersama anak-anak mereka, Sybil dan Walter. Radostaw dan Walter mengenakan jubah putih salju dengan garis-garis emas, memancarkan kebijaksanaan dan ketenangan.

     

    Sementara Ivana dan Sybil mengenakan jubah putih mutiara dengan hiasan emas dan tudung putih, memberikan kesan suci juga kedamaian pada siapapun yang melihatnya.

     

    “Ibunda, bolehkah aku mulai mempelajari Teknik Elemental hari ini?” tanya Ilta dengan suara bersemangat, menunjuk pada buku Teknik Elemental yang ia bawa dari kamarnya ke meja sarapan.

     

    Aria tersenyum lembut, melihat antusiasme Ilta. Dia mengangguk setuju, “Tentu, sayang. Tapi jangan lupa makan terlebih dahulu, setelah itu kita bisa mulai pelajarannya.” Suaranya hangat dan penuh perhatian.

     

    Alexei menatap Ilta dengan penuh kebanggaan. “Kamu telah menyelesaikan hampir semua pembelajaran dari ksatria kerajaan di saat masih muda, Ilta. Ayah yakin kamu akan menjadi ahli elemental dalam waktu singkat,” ucapnya dengan keyakinan.

     

    Di sisi lain meja, Patriark Wlays mengangguk setuju dengan kata-kata Alexei. Dia berbicara kepada Ilta, “Kamu sudah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, Ilta. Jangan ragu untuk terus melangkah maju dalam pembelajaranmu.” Wlays, memberikan semangat dengan tatapan matanya yang tajam dan penuh kebijaksanaan.

     

    Dobrila menambahkan, “Kami semua yakin bahwa Ilta memiliki bakat yang luar biasa dalam memahami dan menguasai teknik elemental.”

     

    Anak-anak Vojnović, Zvonimir, Velimir, dan Trenty, yang duduk berdekatan, juga memberikan dukungan. Zvonimir, yang tertua, berkata dengan penuh semangat, “Ayo, Ilta! Kita bisa berlatih bersama lagi nanti!”

     

    Velimir, dengan mata merah oranye seperti ibunya, menambahkan, “Kamu pasti bisa, Ilta. Kami akan mendukungmu.”

     

    Trenty, yang paling muda, tersenyum cerah menyampaikan keinginannya. “Aku ingin melihat Ilta menggunakan teknik elemental!”

     

    Di meja sebelahnya, Patriark Radostaw dan Ivana duduk dengan tenang, sementara Sybil dan Walter, anak-anak mereka, memberikan dukungan dari jauh. Sybil dengan rambut coklat panjang yang diikat ke belakang berkata, “Ilta, kita semua yakin kamu bisa melakukannya. Jangan ragu untuk mengejar keinginanmu.”

     

    Walter menambahkan dengan suara hangat, “Kami akan selalu mendukungmu, Ilta. Ayo, tunjukkan apa yang kamu bisa!”

     

    Setelah itu, semua orang mulai membaca doa dan menikmati sarapan bersama, suasana menjadi tenang di ruang makan istana saat semuanya telah pergi untuk melakukan aktivitasnya masing-masing. Ilta, Alexei, dan Aria beranjak dari meja makan menuju ke ruang pelatihan teknik elemental. Mereka berjalan melalui lorong-lorong istana yang megah, menuju ruangan yang dikelilingi oleh pilar-pilar marmer yang tinggi dan dinding yang terbuat dari batu-batu alami.

     

    Sub Bab: Mempelajari Teknik Elemental

     

     

     

     

     

     

     

     

    Di sayap timur istana, tersembunyi di balik taman-taman yang mekar dengan flora eksotis, terdapat ruang pelatihan teknik elemental. Untuk mencapainya, seseorang harus melewati koridor panjang yang diterangi oleh lampu kristal bersinar lembut, dengan pintu masuk dari kayu ek dihiasi ukiran simbol elemental yang berkilauan.

     

    Ruang utama berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar lima puluh meter, langit-langitnya menjulang tinggi, dihiasi mural-mural elemen alam yang memancarkan energi. Di tengah lantai marmer putih, lingkaran besar berukir simbol-simbol kuno menjadi pusat meditasi.

     

    Di sekitar ruang utama, beberapa ruangan kecil menyediakan lingkungan khusus untuk pelatihan elemen tertentu. Altar elemental di salah satu sisi ruangan, terbuat dari marmer putih dengan ukiran kuno, digunakan untuk upacara dan meditasi. Lima kristal kecil di atas altar bersinar dengan warna elemen berbeda, membantu meditasi dan fokus.

     

    Sistem pengamanan elemental canggih menjaga keselamatan selama latihan, siap mengaktifkan penghalang elemental jika terjadi kecelakaan. Atmosfer magis memenuhi ruang ini, dengan dinding berkilauan oleh rune elemental dan suara lembut elemen-elemen yang menciptakan suasana ideal untuk latihan dan meditasi.

     

    Ruang pelatihan ini tidak hanya menjadi tempat bagi Ilta dan keluarganya untuk melatih kemampuan mereka, tetapi juga menjadi pusat spiritual dan magis yang memperkuat hubungan mereka dengan elemen-elemen alam. “Ilta, sebelum kita mulai, kita perlu memahami dasar-dasar teknik elemental,” ucap Alexei dengan serius sambil duduk bersila di tengah-tengah ruangan yang lapang.

     

    Ilta duduk di depannya, dengan tatapan penuh antusiasme dan konsentrasi. Aria duduk di sampingnya, memberikan senyum penuh dukungan. “Elemen-elemen ini adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan dan kekuatan kita,” lanjut Alexei, memulai dengan menjelaskan esensi dari setiap elemen.

     

    “Teknik elemental, sebuah teknik untuk mengendalikan elemen alam dan setiap elemen memiliki tingkatan yang berbeda,” ujarnya seraya mengarahkan pandangannya pada ilustrasi yang menggambarkan aliran energi untuk masing-masing elemen.

     

    Dia melanjutkan, “Tingkatan dasar adalah fondasi dari semua teknik. Ini adalah langkah pertama yang harus kita kuasai untuk memahami aliran energi alam dan bagaimana kita dapat mengendalikannya.”

     

    Ilta mengangguk, mengikuti setiap kata dari ayahnya dengan penuh perhatian. Dia menyerap penjelasan tentang bagaimana membangkitkan dan mengendalikan energi udara dengan mantra dasarnya, serta bagaimana mengarahkannya untuk menciptakan efek yang diinginkan.

     

    “Arahkan energi dengan fokus yang kuat,” kata Alexei sambil menunjukkan gerakan tangan yang halus untuk mengilustrasikan konsep tersebut. “Perhatikan nafasmu dan biarkan aliran energi menyatu dengan perasaan dalam hatimu.”

     

    Aria memberikan dorongan lembut, “Kendalikan emosimu, Ilta. Ingatlah, elemen-elemen ini adalah perpanjangan dari jiwamu.”

     

    Ilta mencoba mengikuti petunjuk mereka, mengucapkan mantra dengan tekad yang kuat. “Vzduch, základní, tvořit lehký vítr z přírodní energie,” ucap nya dengan penuh konsentrasi.

     

    Di sekitarnya, udara kecil mulai berputar dengan anggun, mengikuti aliran energi yang mulai dikuasainya. Ilta merasakan kekuatan yang mengalir dari dalam dirinya, menyerap pelajaran yang diajarkan oleh ayah dan ibunya dengan sungguh-sungguh.

     

    Alexei tersenyum puas melihat kemajuan Ilta. “Sangat baik, Ilta. Kunci untuk menguasai teknik elemental adalah latihan yang konsisten dan pengendalian yang tepat.”

     

    Ilta yang duduk di depannya, penuh semangat menantikan pelajaran berikutnya. Aria duduk di sampingnya, memberikan senyum lembut sebagai dukungan.

     

    “Sebelum kita melangkah ke tingkat menengah dan tinggi, kita perlu memastikan bahwa kamu sudah menguasai tingkat dasar dengan baik,” kata Alexei dengan serius kepada Ilta. Dia kemudian mulai mempraktekkan setiap teknik elemental pada tingkat dasar dari semua elemen.

     

    Pertama, Alexei menjelaskan tentang manipulasi elemen api. Dia menunjukkan gerakan sederhana untuk menciptakan api kecil di telapak tangannya. “Oheň, základní, tvořit malý plamen z přírodní energie,” ucapnya dengan mantap, sambil menunjukkan bagaimana api tersebut bisa dikendalikan dan dipadamkan dengan mudah.

     

    Ilta mengikuti dengan cermat, mencoba meniru gerakan dan kata-kata yang diajarkan oleh ayahnya. Setelah beberapa percobaan, dia mulai mampu menciptakan dan mengendalikan api dengan lebih baik.

     

    Kemudian, Alexei melanjutkan dengan menjelaskan tentang teknik elemental dari elemen air. “Voda, základní, tvořit malé množství vody z přírodní energie,” kata Alexei sambil menunjukkan cara mengendalikan aliran air kecil dan menciptakan tetesan air di atas telapak tangannya.

     

    Ilta mengamati dengan seksama, mengikuti setiap langkah dengan teliti. Dia berlatih berulang kali sampai dia bisa memanipulasi air dengan lancar.

     

    Terakhir, Alexei membahas tentang teknik elemental dari elemen tanah. “Země, základní, tvořit malé kameny z přírodní energie,” ucap Alexei sambil menunjukkan cara menciptakan batu kecil di telapak tangannya menggunakan energi alam.

     

    Ilta dengan antusias mencoba teknik ini, menciptakan dan mengendalikan batu-batu kecil dengan perlahan tapi pasti. Dia merasa semakin terhubung dengan alam dan elemen-elemen yang mengelilinginya.

     

    Setelah mereka selesai dengan semua teknik elemental dasar, Alexei menatap Ilta dengan serius. “Sekarang, Ilta, kamu sudah menguasai dasar-dasar dengan baik. Namun, untuk mencoba mantra tingkat menengah dan tinggi, kamu harus benar-benar menguasai tingkat dasar terlebih dahulu. Ini adalah pondasi yang penting dalam mengembangkan kemampuanmu.”

     

    Ilta mengangguk dengan tegas, memahami pentingnya membangun fondasi yang kuat sebelum melangkah ke tingkat yang lebih tinggi. Dia bersiap untuk melanjutkan perjalanan belajarnya dengan tekad yang kuat dan semangat yang menggebu-gebu.

     

    Setelah Alexei selesai menjelaskan teknik elemental dasar dari semua elemen kepada Ilta, giliran Aria untuk mengambil alih pelajaran. Dengan lembut dan penuh kearifan, Aria mulai mengajarkan Ilta tentang elemen cahaya dan kegelapan. Mereka berdua duduk di ruang pelatihan yang tenang, di mana cahaya dari luar memancar masuk melalui jendela-jendela, menciptakan atmosfer yang tenang dan penuh dengan kehadiran energi yang halus.

     

    “Ayahmu telah mengajarkanmu tentang dasar-dasar elemen alam, Ilta,” kata Aria dengan suara yang lembut namun penuh dengan kearifan. “Sekarang giliran ibu untuk membimbingmu dalam memahami kekuatan cahaya dan kegelapan.”

     

    Ilta duduk tegak, matanya yang unik menangkap cahaya dan bayangan di sekeliling mereka dengan penuh perhatian. Aria melanjutkan, “Elemen cahaya adalah energi yang mencerahkan, membawa kedamaian dan kesembuhan. Ia adalah anugerah dari Sang Božský.”

     

    Dia menunjukkan ilustrasi yang memperlihatkan cahaya yang bersinar terang, membawa kedamaian dan kekuatan penyembuhan.

     

    “Svetlo, střední, léčit zranění a uzdravit tělo. Síla světla od Svaté,” kata Aria menunjukkan gerakan tangan yang lembut saat dia membimbing Ilta dalam mengalirkan energi cahaya melalui dirinya. Cahaya lembut mengelilingi mereka, menciptakan aura hangat yang menenangkan.

     

    Ilta mengamati dengan seksama, takjub dengan cara yang ibunya jelaskan tentang bagaimana setiap langkah untuk mengendalikan energi cahaya. Dia merasa terhubung dengan elemen ini, merasakan kedamaian dalam setiap gerakannya.

     

    Kemudian, Aria melanjutkan dengan memperkenalkan teknik elemental dari energi kegelapan. “Temnota, střední, oslabit živé bytosti a skrýt v temnotě. Moc stínů od Temné,” ucap nya dengan nada yang tenang namun kuat.

     

    Aria menunjukkan kepada Ilta bagaimana mengendalikan kegelapan dengan bijaksana, menggunakan bayangan untuk melindungi dan menyembunyikan.

     

    Ilta menyimak dengan serius, mencoba memahami bagaimana mengendalikan kegelapan dengan bijaksana tanpa membiarkannya menguasai dirinya. Dia mengikuti setiap petunjuk dari Aria, mempraktekkan gerakan dan mantra dengan tekad yang kuat.

     

    Aria terus memberikan panduan dan dorongan lembut, memastikan Ilta memahami tidak hanya teknik fisik tetapi juga esensi spiritual dari elemen-elemen ini.

     

    Setelah beberapa waktu, ruangan pelatihan dipenuhi dengan kehadiran kedamaian dan kebijaksanaan. Ilta tersenyum, merasa terhubung dengan aliran energi alam semesta yang lebih dalam.

     

    “Inilah yang harus kau pelajari, Ilta,” ujar Aria dengan senyum hangat. “Kekuatan yang sesungguhnya tidak hanya terletak pada kekuatan fisik, tetapi juga dalam harmoni dan pemahaman terhadap energi yang lebih besar dari kita.”

     

    Ilta mengangguk dengan penuh pengertian, merasa terinspirasi dan siap untuk terus belajar lebih dalam lagi.

     

    Seiring berjalannya waktu, Ilta mengeksplorasi setiap elemen alam dengan seksama, memperdalam pemahamannya tentang kekuatan yang tersimpan di dari alam dan dirinya. Setiap sesi pelatihan menjadi momen berharga dalam pertumbuhan Ilta sebagai seorang yang akan menguasai teknik elemental dengan penuh kemampuan dan bijaksana.

     

    Sub Bab: Bertemu Anđeo di Kuil Božanović

     

     

     

     

     

     

     

     

    Setelah beberapa waktu pelatihan teknik elemental, Ilta merasakan panggilan untuk berdoa di Kuil Božanović. Kuil tersebut terletak di jantung istana, dihiasi dengan pilar-pilar marmer putih dan patung-patung berbentuk sepasang sayap. Udara di dalam kuil selalu terasa suci dan menenangkan, seolah-olah menyelimuti siapa pun yang memasuki ruangannya dengan kedamaian.

     

    Ilta berlutut di depan altar, menutup matanya dan memohon dengan tulus agar dia diberi kekuatan untuk menjadi pemimpin yang bijaksana dan adil. “Sang Božský, bimbinglah aku dalam perjalanan ini. Berilah aku kekuatan untuk membawa kebaikan dan keadilan kepada rakyatku,” doanya dalam hati.

     

    Sesaat setelah Ilta membuka matanya, dia melihat sepasang sayap biru muda muncul dari cahaya altar. Seorang Anđeo, pelayan Sang Božský, terbang di hadapannya. “Ilta Stříbrný,” suara Anđeo tersebut langsung masuk ke dalam kepala Ilya yang terdengar seperti musik yang menenangkan, “Doamu telah didengar oleh Sang Božský. Aku dikirim untuk memberitahumu bahwa kau akan menjadi utusan Sang Božský setelah melewati beberapa ujian kehidupan.”

     

    Ilta terpesona oleh kehadiran Anđeo itu. “A-apa yang harus aku lakukan?” tanyanya dengan suara penuh rasa ingin tahu.

     

    Anđeo tersebut mengepakkan sayapnya sebelum menjawabnya melalui telepati. “Aku akan menemani dan membimbingmu, Ilta. Ujian-ujian akan datang padamu, dan kau harus siap menghadapinya. Ketulusan hatimu dan tekadmu akan membantumu dalam perjalanan ini.”

     

    Patriark Radostaw, yang kebetulan baru datang untuk berdoa, terkejut melihat kejadian itu. Dia segera mendekati Ilta dan bertanya, “Apa yang sedang terjadi, Ilta?”

     

    Ilta menjawab dengan tenang, “Patriark Radostaw, Anđeo ini memberitahuku bahwa aku akan menjadi utusan Sang Božský setelah melewati beberapa ujian kehidupan.”

     

    Radostaw menarik napas dalam-dalam, kemudian berkata dengan suara bergetar, “Ilta, apakah kau benar-benar yakin mendengarnya dengan pasti?” Setelah Ilta mengangguk, Radostaw melanjutkan dengan nada cemas, “Menurut ajaran Božské učení, kemunculan seorang utusan selalu diiringi oleh sebuah bencana atau kejadian besar yang akan datang. Hal ini selalu dimulai dengan kejadian buruk. Kita harus segera bersiap.”

     

    Wajah Radostaw sedikit pucat setelah menjelaskan, dan tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut, dia segera pergi meninggalkan kuil. Ilta yang kebingungan melihat tindakan Radostaw, berusaha untuk memahami apa yang terjadi.

     

    Namun perhatiannya teralihkan saat Anđeo di hadapannya mulai menjelaskan bagaimana ujian yang akan dihadapi Ilta akan segera dimulai. “Ujian yang diberikan oleh Sang Božský adalah ujian di mana seorang manusia yang akan diangkat menjadi utusan Sang Božský untuk mengajarkan kepada manusia lainnya tentang teknik elemental dan ajarannya. Namun, itu adalah peran seorang utusan di masa lalu, lebih tepat pada abad Prvý věk. Kini, pengangkatan utusan Sang Božský memiliki arti lain yaitu sebuah abad akan berlalu dan memasuki era baru,”

     

    Anđeo kemudian melanjutkan. “Abad yang akan datang adalah abad Úsvit Síly, di mana kekuatan elemen alam akan meningkat dan pertumbuhan dunia Razvitie akan mengalami perubahan signifikan.”

     

    Ilta mengangguk, merasa beban yang besar di pundaknya. “Aku menerima tanggung jawab ini dengan lapang dada. Aku akan melakukan yang terbaik untuk menjalani ujian kehidupan ini,” ucapnya dengan tekad yang kuat.

     

    Anđeo mengeluarkan cahaya dari sayapnya lembut. “Ketahuilah, ujian kehidupan pada abad ini sangatlah berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Kau harus siap untuk hal yang tidak terduga. Aku tidak dapat memberitahumu detail tentang ujian ini, tetapi ketahuilah bahwa ketulusan dan tekadmu akan menjadi kunci keberhasilanmu.”

     

    Setelah beberapa saat berbicara, Anđeo memberitahu Ilta bahwa dia harus kembali ke alam Božský svět untuk sementara waktu agar bisa membimbing kelak. “Aku akan kembali, Ilta. Aku memerlukan beberapa hal agar bisa membantumu nantinya, ingatlah bahwa kau tidak sendiri,” kata Anđeo sebelum menghilang dalam cahaya biru yang lembut.

     

    Tepat saat Anđeo tersebut menghilang, Alexei dan Aria datang bersama Radostaw. Mereka segera membawa Ilta ke ruang pertemuan di dalam istana untuk menceritakan tentang apa yang baru saja terjadi.

     

    Alexei, dengan suara serius namun lembut, berkata, “Ilta, ini adalah momen yang sangat penting dalam hidupmu. Menjadi utusan Sang Božský adalah sebuah kehormatan besar, tapi juga tanggung jawab yang berat. Kau harus mempersiapkan dirimu sebaik mungkin.”

     

    Radostaw menambahkan dengan nada cemas, “Ujian-ujian ini tidak akan mudah, Ilta. Kau harus tetap kuat dan teguh dalam keyakinan. Dan ingat, kemunculanmu sebagai utusan bisa jadi adalah pertanda bahwa bencana atau kejadian besar akan segera terjadi. Kita semua harus bersiap.”

     

    Aria menggenggam tangan Ilta dengan lembut. “Kami akan selalu ada disampingmu, sayang. Kamu tidak sendirian.”

     

    Ilta merasa beban yang berat di pundaknya, tetapi juga merasakan dukungan yang luar biasa dari keluarganya. Dia menatap mereka dengan tekad yang kuat. “Aku akan melakukan yang terbaik. Aku tidak akan mengecewakan kalian.”

     

    Radostaw, yang masih terlihat cemas, berkata, “Ilta, kita harus berbicara lebih lanjut tentang ini bersama keluarga yang lain. Mari kita pergi ke ruang pertemuan istana.”

     

    Dengan demikian, mereka berempat bergegas menuju ruang pertemuan di dalam istana, di mana para kepala keluarga pendiri generasi saat ini berkumpul dan mulai merencanakan langkah-langkah selanjutnya. Ilta merasa semangat dan tekadnya semakin kuat, siap untuk menghadapi ujian yang akan datang dan menjalani takdirnya sebagai utusan Sang Božský.

     

     

    Kreator : Ry Intco

    Bagikan ke

    Comment Closed: Bab 3 – Kandidat

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021