KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » BAB 4: Infografis Anti-Ribet: Kiat Merancang Visualisasi Data yang Mudah Dipahami Guru

    BAB 4: Infografis Anti-Ribet: Kiat Merancang Visualisasi Data yang Mudah Dipahami Guru

    BY 12 Okt 2025 Dilihat: 12 kali
    Berpikir Kritis

    Mengapa Murid Kita Sering Kebingungan?

    Sebagai seorang Guru IPA Biologi, saya yakin kita semua pernah mengalami momen frustrasi yang sama di kelas. Saya sering merasa sudah menjelaskan materi Ekologi dan Komponen Utama Ekosistem dengan sangat lengkap dan mendetail, tetapi murid tetap kesulitan memahami semua istilah Biologi yang rumit itu. Pikiran murid saat itu sebenarnya sedang dipenuhi tumpukan kata kata ilmiah yang membuat kepala mereka terasa berat dan penuh. Kondisi inilah yang disebut beban pikiran berlebihan atau cognitive overload, yaitu ketika jumlah informasi baru yang masuk ke otak murid jauh melebihi kapasitas memori kerja mereka.

    Kita harus sadar bahwa memori kerja murid ibarat meja belajar kecil yang sangat terbatas ukurannya. Ketika kita menyajikan terlalu banyak data tentang Penyebab Perubahan Iklim atau urutan proses Siklus Air hanya lewat ceramah, meja itu pasti akan ambruk, dan informasi penting akan hilang tanpa bekas. Sweller (1988), seorang ahli pendidikan, menjelaskan bahwa ceramah yang padat tanpa alat bantu visual yang tepat hanya akan menambah beban pikiran yang tidak perlu. Sebagai guru, kita tidak boleh membiarkan energi murid habis hanya untuk berusaha mengingat daftar istilah; energi mereka seharusnya digunakan untuk memahami dan menganalisis konsep.

    Pendekatan visual menjadi salah satu strategi paling efektif dalam menyampaikan informasi kompleks agar mudah dipahami. Infografis merupakan bentuk komunikasi visual yang memadukan teks, data, dan gambar untuk menyajikan informasi secara ringkas dan menarik. Prinsip kerja media ini didasarkan pada Teori Kode Ganda (Dual Coding Theory) yang dikemukakan oleh Allan Paivio pada tahun 1990. Teori tersebut menjelaskan bahwa otak manusia lebih mudah memahami dan mengingat informasi ketika kata dan gambar disajikan secara bersamaan karena kedua elemen itu diolah melalui dua jalur berpikir yang saling memperkuat.

    Infografis berfungsi sebagai jembatan antara data ilmiah yang rumit dengan kemampuan kognitif manusia dalam memproses makna. Gambar, warna, ikon, dan tata letak membantu pembaca mengenali pola dan hubungan antaride secara cepat. Setiap elemen visual memiliki peran dalam menuntun perhatian agar fokus pada inti pesan yang disampaikan. Keterpaduan antara teks dan visual menciptakan pengalaman belajar yang lebih efisien sekaligus menyenangkan.

    Peran infografis dalam pendidikan menjadi semakin penting ketika dihadapkan pada materi yang bersifat abstrak dan penuh konsep ilmiah. Media ini mampu menyederhanakan teori yang kompleks menjadi bentuk visual yang mudah dicerna tanpa mengurangi keakuratan isinya. Informasi yang semula sulit diingat dapat dipahami melalui alur visual yang menggambarkan hubungan sebab-akibat secara jelas. Peta konsep yang divisualisasikan membantu peserta didik melihat keterkaitan antar gagasan dalam satu sistem pengetahuan yang utuh.

    Keterampilan berpikir murid berkembang ketika mereka belajar membaca dan menafsirkan informasi dari infografis. Visualisasi yang terstruktur mendorong mereka untuk mengamati, membandingkan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang terlihat. Setiap gambar dan teks menjadi stimulus yang mengaktifkan proses berpikir kritis dan analitis. Murid belajar tidak hanya dari apa yang mereka baca, tetapi juga dari bagaimana informasi tersebut disusun dan dipresentasikan.

    Pemanfaatan infografis dalam pembelajaran sains memberi dampak nyata terhadap pemahaman konsep. Topik seperti aliran energi, rantai makanan, atau daur materi dapat dijelaskan melalui diagram dan simbol yang menunjukkan keterkaitan antar komponen secara langsung. Murid dapat melihat bahwa setiap perubahan dalam ekosistem memiliki dampak terhadap sistem lainnya. Pemahaman yang terbentuk melalui pengalaman visual semacam ini lebih bertahan lama karena melibatkan logika, emosi, dan imajinasi secara bersamaan.

    Anatomi Pesan Visual: Empat Prinsip Desain Infografis 

    Infografis anti ribet yang kita buat bukanlah sekadar tempelan gambar, melainkan sebuah desain yang cerdas, yang bertujuan untuk memandu mata murid dan meringankan beban otak mereka. Infografis yang berhasil harus dibuat berdasarkan pemahaman kita tentang bagaimana mata dan pikiran manusia bekerja sama. Kunci keberhasilan ada pada empat prinsip dasar desain yang wajib kita kuasai Narasi Visual, Urutan Prioritas Informasi, Penggunaan Ikon Praktis, dan Tampilan Sederhana. Prinsip prinsip ini akan mengubah materi Biologi yang kompleks menjadi cerita yang rapi dan mudah dicerna oleh semua kalangan.

    1. Narasi Visual Merangkai Data Menjadi Sebuah Cerita yang Mengalir

    Narasi visual adalah jiwa dari infografis yang efektif, berfungsi memberikan alur cerita yang logis dan mengikat semua data menjadi satu pesan yang kuat. Infografis harus menceritakan sebuah kisah yang bergerak terstruktur, misalnya dari masalah menuju solusi tanpa ada lompatan alur yang membingungkan. Dalam infografis yang telah saya buat tentang Ancaman Keanekaragaman Hayati, narasinya selalu saya mulai dari masalah utama Perusakan Habitat dan diakhiri dengan Refleksi Pembelajaran yang mendorong solusi nyata. Saya menyusun data data tersebut ke dalam alur Masalah Bukti Solusi yang jauh lebih efektif, membuat setiap informasi terasa memiliki tujuan yang jelas dalam keseluruhan cerita. Infografis yang kuat selalu menceritakan sebuah kisah yang memicu pemahaman, bukan hanya menyajikan daftar fakta.

    2. Urutan Prioritas Informasi Menentukan Fokus Utama Murid

    Urutan prioritas informasi merupakan strategi visual yang digunakan untuk mengarahkan pandangan murid agar mereka mengetahui mana bagian yang paling penting untuk diperhatikan terlebih dahulu. Prinsip ini memanfaatkan ukuran, warna, dan posisi sebagai penanda makna dalam suatu tampilan visual. Ketika informasi disusun tanpa hirarki yang jelas, murid cenderung bingung dan kehilangan fokus pada inti pelajaran. Tata letak yang tepat membantu mereka membaca informasi secara berurutan dan memahami alur logika dari data yang disajikan.

    Kemampuan mengatur prioritas informasi sangat penting dalam pembelajaran IPA yang sarat istilah dan angka. Murid sering merasa kewalahan saat dihadapkan pada banyak konsep yang saling berdekatan atau grafik dengan berbagai elemen yang bersaing. Penggunaan kontras visual menjadi cara paling efektif untuk mengatasi kebingungan tersebut. Warna, ukuran teks, dan posisi elemen visual berperan sebagai panduan yang mengarahkan perhatian murid ke titik fokus utama pembelajaran.

    Infografis tentang “Tingkatan Organisasi Kehidupan” menjadi contoh yang baik untuk menerapkan prinsip ini. Saya menonjolkan istilah penting seperti Individu, Populasi, dan Ekosistem dengan ukuran huruf yang lebih besar dan warna yang lebih cerah dibandingkan istilah pendukung lainnya. Visualisasi seperti ini membantu murid memahami bahwa setiap istilah memiliki tingkatan dan hubungan hierarkis yang saling terhubung. Perbedaan ukuran dan warna berfungsi seperti peta visual yang menuntun mereka menelusuri konsep dari bagian terkecil hingga sistem yang lebih kompleks.

    Penerapan hierarki visual yang baik memastikan informasi utama dapat dikenali dengan cepat, bahkan dalam waktu kurang dari satu detik. Kejelasan ini sangat penting dalam pembelajaran yang efisien, terutama ketika murid dihadapkan pada materi yang padat dan waktu belajar yang terbatas. Desain yang menonjolkan struktur informasi membuat murid lebih mudah mengingat dan memahami keterkaitan antar konsep. Urutan prioritas informasi bukan sekadar teknik desain, tetapi juga strategi pedagogis yang membantu murid berpikir terarah dan fokus pada inti pengetahuan yang harus mereka kuasai.

    Infografis yang dirancang dengan memperhatikan urutan prioritas informasi menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dan menyenangkan. Murid tidak hanya membaca, tetapi juga mengikuti alur berpikir ilmiah yang telah disusun secara visual. Prinsip ini mengubah tampilan data menjadi aliran informasi yang bermakna dan mudah dicerna. Melalui desain yang jelas dan terstruktur, pembelajaran IPA menjadi lebih efisien, berfokus, dan mampu menumbuhkan pemahaman konseptual yang mendalam.

    3. Penggunaan Ikon Praktis Mempersingkat Kata dengan Gambar

    Menggunakan ikon praktis berarti menggantikan kata atau kalimat yang panjang dan rumit dengan simbol visual yang mudah dikenali. Ikon berfungsi sebagai jalan pintas visual yang membantu murid memahami informasi lebih cepat tanpa harus membaca teks yang padat. Prinsip ini sangat efektif untuk menjelaskan konsep-konsep abstrak yang sulit dijelaskan hanya dengan kata-kata. Gambar sederhana dapat membantu otak murid memproses informasi ilmiah dengan lebih efisien karena manusia secara alami lebih cepat mengenali visual daripada teks.

    Penggunaan ikon dalam pembelajaran IPA membantu guru menyederhanakan konsep yang rumit. Topik seperti siklus air atau daur biogeokimia sering kali sulit dipahami karena terdiri atas banyak istilah dan proses yang saling berkaitan. Visualisasi melalui ikon memudahkan murid melihat hubungan antara satu tahap dengan tahap lainnya. Media seperti ini membuat pembelajaran menjadi lebih kontekstual karena murid dapat memahami proses ilmiah tanpa kehilangan makna konseptualnya.

    Proses evaporasi atau penguapan air karena panas merupakan contoh yang tepat untuk penggunaan ikon praktis. Guru dapat menampilkan ikon matahari dan simbol uap air yang naik ke udara sebagai representasi dari proses tersebut. Murid langsung memahami bahwa panas matahari menyebabkan air berubah menjadi uap tanpa perlu penjelasan teks yang panjang. Representasi visual seperti ini membantu mereka menghubungkan konsep energi panas dengan perubahan wujud zat secara logis dan konkret.

    Penyebab perubahan iklim juga dapat dijelaskan melalui ikon yang sederhana. Istilah ilmiah seperti “pembakaran bahan bakar fosil” seringkali terlalu panjang dan sulit diingat oleh murid. Gambar tumpukan minyak atau kilang dengan label “OIL” mampu memberikan makna yang langsung dipahami. Murid dapat mengaitkan energi fosil dengan polusi udara dan emisi gas rumah kaca melalui visualisasi yang jelas dan mudah diingat.

    Penggunaan ikon dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai hiasan pada media ajar, tetapi juga sebagai alat berpikir visual yang kuat. Simbol yang tepat mampu menggantikan penjelasan panjang dan membantu murid memusatkan perhatian pada inti konsep. Murid yang terbiasa belajar dengan infografis akan lebih terlatih dalam membaca data dan menafsirkan informasi ilmiah. Pembelajaran IPA pun menjadi lebih efektif, menarik, dan bermakna karena berakar pada pengalaman visual yang konkret dan mudah diingat.

    4. Tampilan Sederhana Menghilangkan Semua Gangguan

    Tampilan sederhana dalam media pembelajaran menekankan pentingnya seni memanfaatkan ruang kosong atau white space secara bijak. Ruang kosong bukan sekadar area tanpa isi, melainkan bagian penting dari desain yang membantu murid memusatkan perhatian pada inti pesan. Elemen ini berfungsi sebagai jeda visual yang membuat mata lebih nyaman dalam memproses informasi. Desain yang seimbang antara teks, gambar, dan ruang kosong menciptakan pengalaman belajar yang tenang dan fokus.

    Ruang kosong memiliki kekuatan untuk mengatur ritme pembacaan dan memisahkan ide secara visual. Setiap kali saya merancang tampilan materi tentang perubahan iklim, ruang kosong digunakan untuk membedakan bagian “Penyebab Perubahan Iklim” dari bagian “Upaya Mengatasi Perubahan Iklim” yang mencakup mitigasi dan adaptasi. Pemisahan visual ini membantu murid memahami struktur informasi dengan lebih cepat. Mata mereka dapat berpindah dari satu bagian ke bagian lain tanpa merasa lelah atau bingung.

    Tampilan sederhana juga menuntut konsistensi dalam penggunaan jenis huruf, warna, dan ikon. Terlalu banyak warna atau bentuk huruf yang berbeda akan mengacaukan fokus murid terhadap pesan utama. Pemilihan dua hingga tiga warna utama dan satu jenis huruf yang mudah dibaca sudah cukup untuk menampilkan data ilmiah dengan jelas. Kesederhanaan ini bukan berarti monoton, melainkan bentuk kejelasan yang memudahkan otak mengenali pola dan hierarki informasi.

    Desain yang sederhana berfungsi sebagai filter visual yang menyingkirkan gangguan yang tidak relevan dengan tujuan pembelajaran. Murid dapat memahami isi materi tanpa terganggu oleh elemen-elemen yang berlebihan. Tampilan yang bersih membuat perhatian mereka terarah pada data kunci atau pesan utama yang ingin disampaikan. Setiap elemen yang muncul di layar atau halaman memiliki alasan yang jelas untuk berada di sana, bukan sekadar pemanis tanpa makna.

    Kesederhanaan dalam tampilan bukan hanya soal estetika, tetapi juga soal efektivitas komunikasi ilmiah. Media ajar yang rapi dan minimalis membantu murid memproses informasi dengan lebih efisien. Desain semacam ini menciptakan suasana belajar yang tidak melelahkan secara visual, sekaligus menumbuhkan kebiasaan berpikir sistematis. Melalui tampilan yang sederhana, pembelajaran IPA menjadi lebih terarah, fokus, dan mudah dipahami.

    Infografis Sebagai Alat Penilaian Kreativitas dan Berpikir Kritis

    Infografis yang dibuat oleh murid merupakan bentuk penilaian otentik yang sangat efektif untuk mengukur kemampuan berpikir kritis secara langsung. Media ini memungkinkan murid menunjukkan sejauh mana mereka mampu memahami, menafsirkan, dan mengolah informasi ilmiah menjadi bentuk visual yang bermakna. Proses pembuatan infografis tidak hanya menilai hasil akhir, tetapi juga menilai cara berpikir dan strategi mereka dalam menyusun pesan ilmiah. Setiap keputusan visual yang mereka ambil mencerminkan cara mereka mengonsepkan hubungan antara data, masalah, dan solusi.

    Tugas membuat infografis bertema Ancaman Lingkungan seperti pencemaran sampah menuntut murid untuk berpikir secara sistematis. Mereka tidak bisa hanya menyalin informasi dari buku atau internet, melainkan harus memilih data yang benar-benar relevan dengan konteks lokal. Proses berpikir dimulai dari kemampuan menganalisis dan meringkas masalah, misalnya dengan memilih data tentang dampak sampah plastik terhadap laut atau sungai di sekitar mereka. Murid belajar memilah mana informasi yang penting untuk ditonjolkan dan mana yang tidak mendukung pesan utama.

    Setelah tahap analisis, murid melanjutkan pada proses sintesis dengan menghubungkan berbagai data yang telah dikumpulkan. Hubungan antara penggunaan barang sekali pakai dan pencemaran lingkungan menjadi dasar alur narasi dalam infografis mereka. Pemikiran logis terbangun ketika mereka berusaha menjelaskan sebab dan akibat melalui urutan visual yang terstruktur. Keterampilan ini menunjukkan bahwa murid tidak hanya memahami konsep, tetapi juga mampu menghubungkan ide-ide ilmiah dalam konteks yang nyata.

    Tahap akhir menuntut murid untuk mengevaluasi informasi yang telah mereka sajikan dan menawarkan solusi yang dapat diterapkan. Solusi yang muncul biasanya melibatkan penerapan prinsip 3R, yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle, yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah. Murid merancang langkah-langkah sederhana seperti pengurangan penggunaan plastik sekali pakai di kantin, pemanfaatan kembali botol air, dan kegiatan daur ulang kreatif. Proses ini mengasah kemampuan berpikir reflektif dan menumbuhkan tanggung jawab ekologis yang berbasis pada tindakan nyata.

    Infografis yang dihasilkan bukan sekadar karya visual, melainkan cerminan tingkat berpikir ilmiah murid. Setiap gambar, teks, dan warna yang mereka pilih memiliki fungsi komunikasi yang spesifik dan bermakna. Guru dapat menilai kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi dari bagaimana murid menyusun informasi dalam satu tampilan utuh. Hasil akhirnya menjadi bukti bahwa mereka tidak hanya mampu menghafal konsep IPA, tetapi juga memahami cara menerapkan ilmu pengetahuan untuk menawarkan solusi transformatif terhadap permasalahan lingkungan di sekitar mereka.

    Refleksi untuk Memulai Revolusi Visual 

    Guru-guru hebat, kita telah melihat bahwa Infografis anti-ribet adalah senjata yang paling efektif untuk melawan beban pikiran berlebihan di kelas. Kita kini tahu cara mengubah konsep ilmiah yang sulit menjadi visual yang kuat menggunakan prinsip desain yang sederhana dan alat yang mudah seperti Canva. Tugas kita adalah menjadi arsitek pesan yang andal, memastikan setiap data Biologi yang kompleks kita “bungkus” dengan rapi dan menarik. Saat murid Anda pulang dari kelas dan membawa cerita tentang ikon Gas Rumah Kaca atau diagram alur Siklus Air yang mereka lihat di infografis, Anda tahu, Anda telah berhasil. Anda tidak hanya mengajar; Anda sedang mengubah cara berpikir mereka menjadi lebih kritis, terstruktur, dan transformatif.

    Referensi:

    Clark, R. C., & Mayer, R. E. (2023). E-learning and the science of instruction: Proven guidelines for consumers and designers of multimedia learning. john Wiley & sons.

    Paivio, A. (1990). Mental representations: A dual coding approach. Oxford university press.

    Sweller, J. (1988). Cognitive load during problem solving: Effects on learning. Cognitive Science, 12(2), 257–285. https://doi.org/10.1207/s15516709cog1202_4

    Kreator : Abdurrahman Mahmud

    Bagikan ke

    Comment Closed: BAB 4: Infografis Anti-Ribet: Kiat Merancang Visualisasi Data yang Mudah Dipahami Guru

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo memiliki peran sangat penting dalam pembentukan dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Mr. Soepomo menjelaskan gagasan ini dengan jelas, menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Dengan demikian, fokusnya pada teori negara integralistik membantu menyatukan pemerintah dan rakyat dalam satu kesatuan. Lebih lanjut, gagasan ini tidak hanya membentuk […]

      Okt 21, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021