KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Bab 8 – Petualang dan Pencarian

    Bab 8 – Petualang dan Pencarian

    BY 05 Agu 2024 Dilihat: 31 kali
    Bab 8 - Petualang dan Pencarian_alineaku

    Arc 2 – Ujian Kehidupan

    Abad Úsvit Síly, Tahun ke-1 Jeden, Bulan ke-1 Leden, Hari ke-8~Pondělí.

     

    Ilta melangkah memasuki kota bersama Svetlana disisinya, berbaur dengan penduduk yang menjalani kehidupan sehari-hari mereka. Kota ini tampak damai, dengan anak-anak yang bermain di jalanan dan para pedagang yang sibuk menjajakan dagangan mereka. Namun, dibalik kedamaian itu, Ilta merasakan tantangan besar yang menunggunya.

     

    “Selamat datang di kota Ptáček,” ujar salah satu penjaga dengan nada yang masih setengah percaya. “Kota ini dikelilingi oleh banyak makhluk buas. Hati-hati dan jaga dirimu saat berada diluar.”

     

    Ilta mengangguk, berterima kasih kepada penjaga, dan melanjutkan perjalanannya. Svetlana, yang hanya terlihat olehnya, terbang sambil bersinar lembut di sampingnya, memberikan ketenangan di tengah keraguan yang menghinggapi hatinya.

     

    Saat berjalan di sepanjang jalanan kota, Ilta berusaha menyesuaikan diri dengan kehidupan kota. Dia bertemu dengan berbagai macam orang, dari pedagang ramah hingga warga yang curiga. Di pasar, seorang pedagang tua memberinya roti sebagai tanda keramahan.

     

    “Ini untukmu, anak muda,” kata pedagang itu sambil tersenyum. “Kau terlihat lelah. Perjalanan jauh, bukan?”

     

    Ilta menerima roti itu dengan rasa syukur. “Terima kasih, Pak. Ya, perjalanan ini cukup panjang, tapi saya harus melakukannya.”

     

    Namun, tidak semua orang bersikap ramah. Seorang pemuda yang lebih tua dari Ilta, dengan pandangan penuh curiga, mendekatinya.

     

    “Hei, Kau anak dari mana?” tanyanya dengan nada sinis. “Apa yang dilakukan anak kecil sepertimu disini?”

     

    Ilta menahan nafas, mengingat perasaan buruk saat penduduk kerajaan mencapnya sebagai pangeran pengkhianat. Dia menatap pemuda itu dengan tegas. “Saya Ilta Jedlikca, seorang petualang dari Zima. Saya datang ke sini untuk mencari pengalaman dan tugas baru.”

     

    Pemuda itu mendengus, masih tidak percaya. “Hati-hati di sini, bocah. Tidak semua orang menyukai pendatang baru.”

     

    Ilta merasa dadanya sesak mendengar kata-kata itu. Namun, Svetlana berbicara lembut melalui telepati, mengingatkannya untuk tetap tenang dan fokus pada tujuannya. “Ilta, jangan biarkan perkataannya mempengaruhimu. Ingatlah tujuanmu dan tetaplah tegar.”

     

    Ilta mengangguk pelan, menguatkan tekadnya. Dia tahu perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi dia juga tahu bahwa dia harus melaluinya untuk membuktikan dirinya dan membersihkan namanya.

     

    Hari-hari berlalu, dan Ilta semakin terbiasa dengan kehidupan di kota Ptáček. Dia bertemu dengan beberapa penduduk yang mulai menerimanya, seperti seorang bocah perempuan bernama Mira, putri dari pengelola penginapan yang ditempatinya, yang selalu ingin tahu tentang petualangan Ilta.

     

    “Kak Ilta, ceritakan lagi tentang kota Zima,” pinta Mira dengan mata berbinar. “Apa benar ada salju sepanjang tahun di sana?”

     

    Ilta tersenyum, merasa sedikit terhibur. “Ya, benar. Kota Zima selalu diselimuti salju, dan pemandangannya sangat indah. Tapi, disana juga sangat dingin, jadi kamu harus selalu memakai pakaian tebal.”

     

    Ilta menyadari bahwa ada banyak hal yang bisa dipelajari dari penduduk kota Ptáček, baik yang bersahabat maupun yang tidak. Setiap interaksi membentuk pandangannya tentang dunia dan bagaimana orang-orang luar memandangnya. Dia harus menghadapi prasangka dan ketidakpercayaan, tetapi juga menemukan teman-teman baru yang bisa mendukungnya dalam perjalanan ini.

     

    Perjalanan Ilta di kota Ptáček baru saja dimulai, dan dia tahu bahwa tantangan sebenarnya masih menunggunya. Namun, dengan Svetlana di sisinya dan tekad yang semakin kuat, Ilta siap menghadapi apa pun yang akan datang.

     

    ### Serikat Petualang Ptáček

     

    Setelah beberapa hari beradaptasi, Ilta dan Svetlana menuju Serikat Petualang Ptáček. Bangunan besar dengan lambang pedang dan perisai di depan pintunya menjadi tempat pertama yang mereka tuju. Saat memasuki serikat, Ilta merasakan banyak mata yang memperhatikannya dengan sinis. Beberapa orang di dalam serikat tampak skeptis, bisik-bisik mengenai seorang anak kecil yang berani-beraninya mengaku sebagai petualang.

     

    “Anak kecil? Hei, bukankah dia yang sering dibicarakan. Si petualang muda dari Zima?” terdengar bisikan dari sudut ruangan.

     

    “Usianya terlalu muda dan dengan mata tertutup seperti itu, dia menjadi petualang? Apa dia tidak tahu betapa berbahayanya dunia luar?” bisik yang lain dengan nada meremehkan.

     

    Ilta menahan nafas, berusaha tetap tenang meskipun hatinya berdegup kencang. Ilta tetap berjalan dengan tegap menuju meja administrasi. Di balik meja tersebut, seorang pria berusia paruh baya dengan rambut hitam dan mata tajam menatapnya dengan penuh minat. Pria itu adalah Novak Zdenek, kepala serikat petualang di kota Ptáček. Dia memiliki reputasi sebagai pemimpin yang tegas namun adil, dan sudah bertahun-tahun memimpin serikat tersebut.

     

    “Nama dan keperluanmu?” tanya Novak dengan suara berat.

     

    Ilta mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. “Ilta Jedlicka, petualang peringkat Učeň Konec dari kota Zima. Saya di sini untuk menerima tugas kenaikan peringkat.”

     

    Novak mengangguk sambil membaca kartu identitas yang Ilta berikan. “Kau sudah menyelesaikan ujian serikat di Zima dengan nilai terbaik. Tapi disini, tidak ada yang peduli dengan itu. Yang penting adalah apa yang bisa kau lakukan di lapangan.”

     

    Novak mengembalikan kartu identitas Ilta dan memberinya selembar kertas berisi informasi tentang tugasnya. “Baiklah, Ilta. Kami membutuhkan seseorang untuk mencari tanaman herbal langka di hutan Mollispera. Tapi berhati-hatilah dengan kawan-kawan Šedývlk.”

     

    Ilta terdiam sejenak, merenungkan tugas yang diberikan kepadanya. Šedývlk, predator yang menyatu dengan salju, merupakan makhluk buas yang terkenal karena kelicikan dan kekuatannya. Dengan bulu yang tebal dan mata yang bersinar di kegelapan, Šedývlk adalah predator yang ditakuti. Mereka bergerak dalam kelompok dan dikenal karena kemampuan mereka dalam berkoordinasi saat berburu mangsa.

     

    “Selain itu, kami juga mendengar kabar tentang beberapa orang yang hilang di hutan tersebut. Jika kamu bisa menemukan petunjuk mengenai keberadaan mereka, itu akan sangat membantu.” jelas Novak. “Apakah kamu siap untuk tugas ini?”

     

    Ilta mengangguk mantap, menjawab dengan penuh semangat. “Saya siap, Tuan Zdenek.”

     

    Novak tersenyum tipis. “Bagus, semangatmu patut dipuji. Berhati-hatilah di luar sana. Banyak petualang yang tidak menyadari keberadaan Šedývlk dan berakhir sebagai mangsa mereka.”

     

    “Hei, nak. Semoga beruntung dengan tugasmu!” teriak seorang petualang di ruangan tersebut, memberikan semangat pada Ilta.

     

    Seorang petualang lainnya mendekati Ilta, memberikan sebuah gelang perak. “Gunakan gelang ini, kamu akan membutuhkannya saat menemukan orang-orang yang menghilang.”

     

    Ilta mengucapkan terima kasih dan berbalik, menuju pintu keluar serikat. Di dalam dirinya, dia tahu bahwa ini adalah pembuktian dirinya sebagai petualang. Dia harus membuktikan dirinya, bukan hanya kepada serikat petualang, tetapi juga kepada dirinya sendiri.

     

    Svetlana, dalam wujud sepasang sayap perak yang tak terlihat oleh orang lain, berbisik lembut di pikirannya, memberikan ketenangan dan kekuatan. “Ilta, kamu tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah. Tapi kau memiliki keberanian dan tekad yang kuat. Itulah yang akan membuatmu berhasil.”

     

    Ilta tersenyum tipis, menjawab dalam pikirannya. “Terima kasih, Svetlana. Kamu selalu memberikan ketenangan dan juga rasa aman. Kita akan melakukan tugas ini sambil memperhatikan tugas dari ujian kehidupan.”

     

    Dengan hati yang penuh tekad, Ilta melangkah keluar dari serikat petualang, siap untuk menghadapi tugas pertamanya. Meskipun banyak yang meragukannya, dia tahu bahwa dengan bantuan Svetlana dan ketekunan yang dia miliki, tidak ada yang tidak mungkin. Petualangannya baru saja dimulai, dan Ilta siap untuk menunjukkan kepada dunia bahwa dia bukan sekadar anak kecil, tetapi seorang petualang sejati.

     

    ### Sub-bab: Mempersiapkan Diri

     

    Ilta meninggalkan kota Ptáček dengan perasaan penuh harapan. Tugasnya untuk mencari tanaman herbal yang menuntut ketelitian dan kesabaran ditengah salju. Perjalanan singkat setelah beberapa jam dari kota, membawa Ilta melalui hutan bersalju yang dingin dan sulit dijangkau.

     

    Sesampainya di lokasi yang ditunjuk yaitu hutan Mollispera, Ilta menemukan sebuah gua kecil di tepi hutan. Dia segera mengatur tempat berlindungnya. Menggunakan teknik elemental untuk membangun tempat perlindungan, Ilta memanfaatkan elemen bumi untuk membentuk sebuah dinding untuk melindunginya dari salju dan angin yang kencang. Dengan teknik dasar, ia menciptakan sebuah struktur semi-permanen dari batu dan tanah yang cukup untuk melindungi dirinya dari cuaca ekstrem.

     

    Di dalam gua, Ilta memanfaatkan teknik api untuk membuat api unggun. Dengan cepat, api yang dihasilkan dari teknik elemental memanaskan gua dan mengusir dingin yang menyengat. Ilta mengatur apinya dengan hati-hati, memastikan bahwa api tetap menyala dengan stabil tanpa membakar sesuatu yang tidak perlu.

     

    Sebelum api menyala, Ilta berdiri tegak, mengangkat tangannya, dan dengan suara tenang namun penuh keyakinan, dia mengucapkan mantra, “Plamen, základní úroveň, začněte teplem a jasem, udržujte klidný oheň.”

     

    Api segera muncul dari telapak tangannya, menjalar dengan lembut dan mengisi gua dengan kehangatan. Setelah memastikan bahwa api tetap stabil, Ilta merasa lega.

     

    Setelah menyiapkan api unggun, Ilta melihat sekeliling gua yang dingin dan tandus. Dia memutuskan untuk membangun tempat berlindung yang lebih nyaman. Ilta menempatkan tangannya di tanah dan mengucapkan mantra bumi, “Zemi, základní úroveň, vytvořit útočiště pevné a bezpečné.”

     

    Perlahan, tanah dan batu di sekitar gua mulai bergerak, membentuk dinding-dinding dan atap yang kokoh, menciptakan ruang perlindungan yang lebih hangat dan aman. 

     

    Setelah menyiapkan tempat perlindungan, Ilta memeriksa perlengkapan dan persediaannya. Teknologi kristal yang diberikan oleh Patriark Tatiuz memudahkan banyak hal, termasuk memberikan penerangan dan cadangan energi yang cukup. Namun, Ilta menyadari bahwa keterampilan dan teknologinya tidak cukup untuk menghadapi semua kesulitan. 

     

    Di dalam gua yang kini hangat dan terlindungi, Ilta duduk dengan Svetlana melayang di sampingnya. Api unggun yang telah dia buat dengan teknik elemental membara dengan lembut, memberikan cahaya dan kehangatan yang nyaman. Di tengah keheningan, Svetlana memecah kesunyian dengan suaranya yang tenang namun penuh makna.

     

    “Ilta, ingatkah kau akan tugas ujian kehidupanmu?” tanya Svetlana, suaranya penuh perhatian.

     

    Ilta menatap api, merenungkan kata-kata Svetlana. “Ya, aku ingat,” jawabnya pelan, “Aku harus menemukan makhluk yang dapat menjadi rekan perjalananku. Karena aku dilarang memiliki rekan manusia untuk sementara waktu.”

     

    Svetlana mengepakkan sayapnya dengan lembut, membenarkan perkataan Ilta. “Benar, Ilta. Dan sudah diputuskan untuk mencari makhluk legendaris yang tinggal di kota Ptáček. Burung pengendalian badai salju, Sova. Dia adalah penjaga keseimbangan, dengan kemampuan untuk mengendalikan badai salju yang dipercaya membawa perlindungan dalam kebijaksanaan.”

     

    Ilta tersenyum tipis, mengingat cerita tentang Sova yang pernah dia dengar. “Sova, makhluk terbang dengan empat kaki, adalah legenda yang diceritakan di seluruh Nesmrtelný mraz. Jika aku bisa menemukannya dan menjadikannya rekan, itu mungkin sulit tapi merupakan langkah besar dalam ujianku jika berhasil.”

     

    Svetlana mengeluarkan cahaya lembut, pertanda senang dengan tekad Ilta. “Kau memiliki kekuatan dan tekad untuk melakukannya, Ilta. Saya akan selalu ada disampingmu, memberikan dukungan dan dorongan. Kita akan menemukan Sova bersama.”

     

    Ilta mengangguk, merasa semangat dalam dirinya semakin berkobar. “Baiklah, Svetlana. Kita akan pergi ke mencari herbal yang sudah diterima sambil mencari informasi tentang orang yang menghilang dan Sova.”

     

    Dengan keputusan tersebut, Ilta dan Svetlana bersiap untuk pencarian. Mereka mengumpulkan persediaan dan memeriksa peralatan yang mereka bawa. Ilta merasa sedikit cemas, namun dengan kehadiran Svetlana di sampingnya, dia merasa lebih kuat dan siap menghadapi tantangan yang ada di depan.

     

    Ilta membawa beberapa barang penting dalam ranselnya. Pertama, dia membawa kristal penerangan yang diberikan oleh Patriark Tatiuz, yang mampu memancarkan cahaya terang dan memberikan cadangan energi.

     

    Di dalam ranselnya juga terdapat sebuah buku catatan kuno berisi pengetahuan tentang tanaman dan ramuan, serta peta hutan yang menunjukkan lokasi tanaman-tanaman langka. Ilta juga membawa pisau kecil yang tajam untuk memotong tanaman dan bahan-bahan lainnya. 

     

    Selain itu, Ilta membawa beberapa persediaan makanan yang dapat bertahan lama, seperti roti, buah kering, dan cemilan. Dia juga membawa kantong air yang cukup besar untuk memastikan mereka tidak kehausan selama perjalanan.

     

    Ilta juga membawa mantel tebal yang bisa melindunginya dari cuaca dingin dan hujan. Di pergelangan tangannya, terdapat gelang perak yang berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menghubungi tim penyelamat jika dia menemukan orang-orang menghilang.

     

    Terakhir, Ilta membawa selembar kain yang diisi dengan berbagai jenis biji-bijian. Biji-bijian ini berguna sebagai bahan untuk meramu obat atau bahkan sebagai makanan darurat.

     

    Dengan semua persiapan yang sudah lengkap, mereka akhirnya meninggalkan gua, udara dingin menyapa mereka. Namun, hati Ilta tetap hangat dengan semangat dan tujuan yang jelas.

     

    Svetlana, sebagai cahaya lembut di sampingnya, memberikan dorongan semangat. “Ilta, ingatlah untuk selalu memeriksa jejak dan tanda-tanda yang ditinggalkan oleh Šedývlk. Mereka bisa sangat sulit untuk dilacak di tengah salju ini.”

     

    Ilta mengangguk dan mulai mempelajari jejak di sekelilingnya. Dalam beberapa jam, dia mulai merasa lelah dan dingin. Meski begitu, dia tetap berusaha keras, mengandalkan teknik elemental untuk mempertahankan suhu tubuhnya dan mengatur lingkungan sekitar.

     

    Ilta merasakan energi dari tanaman herbal yang tumbuh di sekitar, membimbingnya menuju tempat-tempat di mana tanaman-tanaman langka tersebut berada. Ia bisa merasakan kehadiran Zelený Kořen, akar hijau yang berkhasiat untuk penyembuhan luka dalam, dan Bílá Květa, bunga putih yang digunakan untuk meningkatkan stamina dan kekuatan.

     

    “Ilta, lihat! Itu Modrá Rostlina,” suara telepati Svetlana menggema dalam pikiran Ilta, sambil menunjuk sebuah tanaman dengan daun berwarna biru yang bercahaya lembut di kegelapan hutan. “Ini sangat langka dan bisa membantu kita dalam perjalanan.”

     

    Ilta mengangguk, mengambil tanaman tersebut dengan hati-hati dan memasukkannya ke dalam kantongnya. “Ya, Modrá Rostlina sangat berguna untuk membuat ramuan pelindung dari elemen gelap,” jawabnya dalam pikirannya.

     

    Sambil mengumpulkan tanaman-tanaman herbal, Ilta juga memusatkan perhatiannya pada tanda-tanda keberadaan orang-orang yang hilang. Bekas jejak kaki, cabang pohon yang patah, dan sisa-sisa perkemahan semuanya menjadi petunjuk yang berharga.

     

    “Svetlana, lihat ini,” Ilta menunjuk pada jejak kaki yang samar di tanah lembab dengan pikirannya. “Jejak ini sepertinya baru. Kita harus mengikuti arah ini.”

     

    Svetlana mendekati jejak kaki tersebut, mengamati dengan seksama melalui indera telepatinya. “Ini bisa jadi petunjuk yang kita butuhkan. Tapi kita harus berhati-hati, mungkin ada bahaya di depan,” pesannya.

     

    Ilta mengangguk setuju. “Setiap langkah membawa kita lebih dekat pada jawaban. Kita harus tetap waspada dan tidak melewatkan detail apapun.”

     

    Mereka melanjutkan perjalanan, mengikuti jejak kaki dan memeriksa setiap tanda yang mereka temui. Ilta merasakan tekadnya semakin kuat dengan setiap temuan, keyakinannya tumbuh bahwa mereka akan menemukan orang-orang yang hilang dan menyelesaikan tugas ini.

     

    ### Sub-bab: Menemukan Yang Tersisa 

     

    Ilta terus menyusuri hutan Mollispera di malam hari yang menusuk, mengikuti jejak dan petunjuk yang dia temukan di sepanjang jalan. Hutan yang dikelilingi kabut misterius ini dipenuhi dengan suara-suara alami yang bercampur dengan desahan angin. Dia merasakan keanehan dalam udara—bau darah dan aroma yang tidak menyenangkan, mengarahkan langkahnya semakin dalam.

     

    “Svetlana, aku merasa kita sudah semakin dekat,” kata Ilta dalam pikirannya dengan suara penuh keyakinan. “Kita hanya perlu terus berusaha dan tidak menyerah.”

     

    Svetlana menyemangati Ilta dengan kelembutan telepatinya. “Kau benar, Ilta. Kita pasti bisa melakukannya bersama,” jawabnya.

     

    Setelah beberapa saat berjalan, dia tiba di sebuah clearing di antara pepohonan besar. Di tengah-tengah clearing, terbaring beberapa orang dengan kondisi yang sangat buruk. Beberapa dari mereka terkulai tak sadarkan diri, sementara yang lainnya merintih kesakitan. Ilta mendekati mereka dengan cepat, memeriksa satu per satu.

     

    Salah satu dari mereka yang masih sadar, seorang pria dengan luka di bahunya, menatap Ilta dengan penuh keheranan. “Siapa… kau? Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya dengan suara lemah.

     

    Ilta mencoba tersenyum meski rasa lelahnya mulai terasa memaksakan diri. “Saya Ilta Jedlikca, dari serikat petualang. Saya datang untuk mencari kalian setelah mendengar laporan tentang orang-orang hilang di sini. Saya akan membantu kalian,” jawab Ilta dengan tenang.

     

    Pria itu menatap Ilta dengan skeptis. “Kau masih sangat muda dan… menggunakan penutup mata di tengah hutan berbahaya ini? Bagaimana mungkin kau bisa…”

     

    “Jangan khawatir tentang itu,” potong Ilta dengan lembut. “Saya sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini. Sekarang, biarkan saya membantu.”

     

    Ilta menggunakan gelang yang sebelumnya telah dipersiapkan untuk menghubungi tim penyelamat. Sementara menunggu bantuan, di mulai memberikan pertolongan pertama pada orang-orang yang terluka, menggunakan tanaman herbal yang telah dikumpulkan sebelumnya. 

     

    Ilta membuka ranselnya, mengeluarkan tanaman herbal yang telah dikumpulkannya, termasuk Zelený Kořen dan Bílá Květa. “Saya bisa membantu menyembuhkan luka-luka kalian,” kata Ilta, mulai meracik ramuan penyembuh dengan cekatan.

     

    Svetlana mengarahkan Ilta melalui telepati, memberikan petunjuk dan dorongan semangat. “Ilta, gunakan Zelený Kořen untuk luka dalam, dan Bílá Květa untuk meningkatkan stamina mereka. Mereka membutuhkan kekuatan untuk pulih.”

     

    Ilta mengangguk dan mulai bekerja. Dia mengoleskan ramuan dari Zelený Kořen ke luka-luka dalam, sambil memberikan Bílá Květa yang telah diolah sebagai minuman untuk meningkatkan stamina orang-orang yang terluka. Proses ini memakan waktu, namun Ilta tidak pernah lelah atau kehilangan semangat.

     

    Dia kemudian mengumpulkan semua tanaman herbal dan meraciknya dengan biji-bijian untuk membuat obat secara hati-hati. Selama proses ini, dia mendengarkan penjelasan lebih lanjut dari pria itu tentang apa yang terjadi pada mereka.

     

    “Kami… diserang oleh sekawanan Šedývlk,” pria itu menjelaskan dengan napas tersengal. “Kami sedang mencari sumber makanan dan air ketika makhluk-makhluk itu menyerbu. Mereka dipimpin oleh seekor Šedývlk yang sangat kuat dan cepat, setengah dari anggota kami telah gugur pada pertempuran sebelumnya.”

     

    Ilta mengangguk. “Saya turut berduka cita, dan terima kasih atas penjelasannya.”

     

    Setelah beberapa jam, banyak orang yang terluka mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Luka-luka mereka mulai menutup, dan wajah-wajah yang tadinya pucat dan kesakitan kini mulai kembali bersemangat.

     

    Seorang wanita muda yang tadinya tidak bisa berjalan kini berdiri dengan bantuan tongkatnya, menghampiri Ilta dengan mata berkaca-kaca. “Terima kasih, Ilta. Kamu telah menyelamatkan kami.”

     

    Ilta tersenyum lembut, merasa lega melihat penduduk mulai pulih. “Saya senang bisa membantu.”

     

    Orang-orang mulai berkumpul di sekitar Ilta, mengucapkan terima kasih dengan penuh rasa syukur. Seorang pria dengan luka di kaki yang sudah mulai sembuh berkata, “Kami tidak tahu bagaimana cara membalas kebaikanmu, petualang muda. Terima kasih banyak.”

     

    Svetlana, melalui telepati, memberikan dorongan semangat kepada Ilta. “Lihatlah, Ilta. Mereka semua berterima kasih padamu. Kau telah melakukan sesuatu yang luar biasa.”

     

    Ilta mengangguk pelan, merasa hatinya hangat oleh rasa syukur dan kebahagiaan. “Aku hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan, membantu mereka yang membutuhkan,” jawabnya dalam pikirannya.

     

    Setelah semua orang benar-benar terobati, dia berencana untuk memastikan bahwa tidak ada luka yang tertinggal, “Saya akan menggunakan teknik elemental cahaya agar penyembuhan lebih cepat untuk organ dalam atau anggota tubuh yang hampir cacat.”

     

    Ilta menutup matanya sejenak, mengambil napas dalam-dalam, dan merentangkan tangannya di atas luka-luka mereka. Dengan suara tenang, dia mengucapkan doa kepada Sang Božský. Meminta kasih-Nya untuk memberikan kesembuhan pada mereka yang terluka. “Světlo léčení, střední úroveň, léčí rány a uzdravuje tělo. Síla světla z Božského.”

     

    Cahaya lembut mulai memancar dari tangannya, menyelimuti luka-luka mereka dan memberikan kehangatan serta kenyamanan. Cahaya itu memancarkan suasana ketenangan di tengah situasi yang mencekam, dan luka-luka mereka mulai sembuh dengan cepat.

     

     

    Kreator : Ry Intco

    Bagikan ke

    Comment Closed: Bab 8 – Petualang dan Pencarian

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021