Kita tidak bisa memilih bagaimana kita dilahirkan ke dunia ini. Namun, Tuhan pasti menciptakan diri kita dalam versi terbaik. Jikapun lahir dalam kondisi sakit pun, Tuhan pasti punya rencana terbaik untuk hidup kita. Seperti yang dialami Yeni, balita berusia 2 tahun yang sejak lahir didiagnosa menderita tumor di lehernya. Benjolan yang kian hari makin besar, membuatnya tak bisa berjalan. Berat pastinya. Ia anak dari seorang nelayan kecil. Ibunya mengurus rumah tangga. Ia juga punya 3 orang kakak.
Meski terhimpit kemiskinan, di rumah kecil mereka yang berada di tepian Sungai Barito, selalu terdengar canda dan tawa. Ayah Yeni adalah pria humoris. Senyum simpul selalu mewarnai wajahnya. Padahal beban besar baginya yang sehari-hari hanya mencari ikan di Sungai. Kadang dapat, kadang pulang dengan tangan hampa. Tapi, Ia tak pernah membawa kesedihan ke rumahnya. Rumah kayu yang sebagian dindingnya hanya ditutupi dengan terpal.
“Dindingnya rapuh dan hancur jadi bolong. Belum ada uang untuk beli papan,” tutur Sang Ibu tersipu.
Ibunda Yeni adalah sosok sederhana yang tak banyak menuntut. Ia juga selalu tersenyum ketika diajak bicara.
Padahal kurang miskin apa mereka. Rumah hampir hancur, penghasilan tak menentu, dan anak sakit parah.
Orang tua Yeni bukan menyerah. Perjuangan mereka memang sudah mencapai batasnya. Yeni sudah menjalani pengobatan sejak tahun 2019. Tiga rumah sakit telah didatangi. Namun, kendala biaya pengobatan terhenti. Tidak ada lagi harta benda yang bisa dijual untuk berobat.
Untuk menjalani pengobatan ke Banjarmasin, mereka harus menempuh jarak 45 km dari tempat tinggalnya. Mereka harus bermalam di sana, dan itu perlu biaya di luar pengobatan. Belum biaya makan untuk kakak-kakak Yeni di rumah.
Namun, mereka tetap tersenyum dalam keadaan itu. Tak ada keluhan.
Pernah juga si kakak pergi sekolah hanya dengan berjalan kaki karena sepedanya rusak. Jarak dari rumah ke sekolah sekitar 5 km. Si kakak tetap sekolah dengan riang gembira.
Saya melihat keikhlasan dalam keluarga ini. Mereka bersyukur dengan setiap keadaan yang ditimpakan Tuhan. Dan mungkin karena itulah, Tuhan memberikan hadiah satu demi satu.
Tahun 2021, Yeni Ia menjalani operasi yang biayanya ditanggung sebuah yayasan. Rumah mereka juga dibedah gratis oleh Pemerintah setempat. Si kakak mendapatkan sepeda baru dari seseorang berhati mulia.
Bahkan tak berhenti di situ, tahun 2024, keluarga Yeni mendapatkan bantuan modal usaha. Mereka bisa mengganti sepeda motor lama yang rusak dengan unit yang lebih baik.
Entah rasanya melihat mereka tersenyum lebar membuat Saya ikut bahagia. Kebahagiaan yang sederhana.
Kreator : Retno Sulisetiyani
Comment Closed: Bahagia itu Sederhana
Sorry, comment are closed for this post.