KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Bahagia itu Sederhana

    Bahagia itu Sederhana

    BY 16 Agu 2024 Dilihat: 143 kali
    Bahagia itu Sederhana_alineaku

    Kita tidak bisa memilih bagaimana kita dilahirkan ke dunia ini. Namun, Tuhan pasti menciptakan diri kita dalam versi terbaik. Jikapun lahir dalam kondisi sakit pun, Tuhan pasti punya rencana terbaik untuk hidup kita. Seperti yang dialami Yeni, balita berusia 2 tahun yang sejak lahir didiagnosa menderita tumor di lehernya. Benjolan yang kian hari makin besar, membuatnya tak bisa berjalan. Berat pastinya. Ia anak dari seorang nelayan kecil. Ibunya mengurus rumah tangga. Ia juga punya 3 orang kakak. 

    Meski terhimpit kemiskinan, di rumah kecil mereka yang berada di tepian Sungai Barito, selalu terdengar canda dan tawa. Ayah Yeni adalah pria humoris. Senyum simpul selalu mewarnai wajahnya. Padahal beban besar baginya yang sehari-hari hanya mencari ikan di Sungai. Kadang dapat, kadang pulang dengan tangan hampa. Tapi, Ia tak pernah membawa kesedihan ke rumahnya. Rumah kayu yang sebagian dindingnya hanya ditutupi dengan terpal. 

    “Dindingnya rapuh dan hancur jadi bolong. Belum ada uang untuk beli papan,” tutur Sang Ibu tersipu.

    Ibunda Yeni adalah sosok sederhana yang tak banyak menuntut. Ia juga selalu tersenyum ketika diajak bicara. 

    Padahal kurang miskin apa mereka. Rumah hampir hancur, penghasilan tak menentu, dan anak sakit parah. 

    Orang tua Yeni bukan menyerah. Perjuangan mereka memang sudah mencapai batasnya. Yeni sudah menjalani pengobatan sejak tahun 2019. Tiga rumah sakit telah didatangi. Namun, kendala biaya pengobatan terhenti. Tidak ada lagi harta benda yang bisa dijual untuk berobat. 

    Untuk menjalani pengobatan ke Banjarmasin, mereka harus menempuh jarak 45 km dari tempat tinggalnya. Mereka harus bermalam di sana, dan itu perlu biaya di luar pengobatan. Belum biaya makan untuk kakak-kakak Yeni di rumah.

    Namun, mereka tetap tersenyum dalam keadaan itu. Tak ada keluhan. 

    Pernah juga si kakak pergi sekolah hanya dengan berjalan kaki karena sepedanya rusak. Jarak dari rumah ke sekolah sekitar 5 km. Si kakak tetap sekolah dengan riang gembira. 

    Saya melihat keikhlasan dalam keluarga ini. Mereka bersyukur dengan setiap keadaan yang ditimpakan Tuhan. Dan mungkin karena itulah, Tuhan memberikan hadiah satu demi satu. 

    Tahun 2021, Yeni Ia menjalani operasi yang biayanya ditanggung sebuah yayasan. Rumah mereka juga dibedah gratis oleh Pemerintah setempat. Si kakak mendapatkan sepeda baru dari seseorang berhati mulia. 

    Bahkan tak berhenti di situ, tahun 2024, keluarga Yeni mendapatkan bantuan modal usaha. Mereka bisa mengganti sepeda motor lama yang rusak dengan unit yang lebih baik. 

    Entah rasanya melihat mereka tersenyum lebar membuat Saya ikut bahagia. Kebahagiaan yang sederhana. 

     

     

    Kreator : Retno Sulisetiyani

    Bagikan ke

    Comment Closed: Bahagia itu Sederhana

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021