KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » BAHASA

    BAHASA

    BY 10 Jun 2024 Dilihat: 358 kali
    bahasa_alineaku

    Hujan tak hentinya sedari pagi hingga siang ini. Turun menghujami bumi laksana gulungan ombak menghantam tepian dermaga. 

    Suara gemuruh saling bertautan satu sama lainnya  tiada berjeda. Menggelegar menambah daftar agenda di hari itu. 

    Langit hitam pekat dan kicauan pusaran angin menjadi pengiring suasana libur panjang aktifitas anak adam hari itu. 

    Ferdi mengintip di balik jeruji jendela di dalam rumahnya. Bocah SD kelas 2 itu memiliki asa jauh kedepan di hamparan ilalang hijau dibalik balai desanya. Semua terlihat jelas di nanar matanya. 

    “ Ngapain ferdi? ” celetuk ibu. 

    “Menanti hujan reda bu”.

    “Huuuuhhh, mau main lah itu . “ tugas ibu. “Lebih baik tidur siang sana, mumpung suasana dingin “.

    “Ferdi mau main ibu. “

    “ Heeei, Ferdi gak denger kabar dari warga kah? Di desa kita ada harimau yang berkeliaran. “ terang ibu. 

    “ Ibu tidak kibulin Ferdi kan ? “

    “Beneran loh sayang, kata pak kades kita disuruh tinggal di dalam rumah saja sampai harimaunya tertangkap. “ pesan ibu. 

    Dengan perasaan kecewa Ferdi hanya mengangguk saja. 

    “Ah sudah lah, ibu mau tidur siang, Ferdi nggak boleh keluar ya, tetap di dalam rumah saja” , pesan ibu. 

    Ferdi menganggukan kepalanya untuk yang kesekian kalinya. 

    Mondar mandir jendela, kursi, ruang keluarga dapur rute perjalanan ferdi menghilangkan kegabutannya. 

    Pada akhirnya ia pun merasa lelah dan bosan, duduk di sofa panjang sambil rebahan, menonton TV hingga TV yang menontonnya. 

    Ferdi pun terbuai di alam mimpi, berlari di hamparan ilalang panjang nan hijau. Aroma padi dan ilalang melekat jelas di tubuh kecil Ferdi. 

    Berlari kejar-kejaran dengan segala bentuk animasi hasil imajinasi alam tidurnya. 

    ***

    ‘Aih sesak pipis ‘ Ferdi bergegas berlari menuju kamar kecil. 

    ‘Ah lega nya, hhhhuuuaaaaa’ sambil mengucek-kucek mata Ferdi berjalan ke arah jendela. Ia mengintip keluar berharap hujan telah usai. 

    “Ibu… Ibu…. mataharimau terang. Cepat ibu… Liat liat…… Ibu… “ jerit Ferdi. 

    Mendengar jeritan Ferdi, ibu yang sedari tadi tidur di kamarnya, bangun dan bergegas ke dapur. Disambarnya gawai yang terletak di meja rias. 

    Berlari terbirit birit menghantam apa saja yang ada di sekitar rumah. Guci, koleksi pernak pernik penghias rumah yang bertengger di jalan-jalan rumah berantakan tak berbentuk keindahan lagi. 

    “Sebentar Ferdi, sebentar, jangan keluar dulu ya “. Kata ibu dengan riuhnya. “ Ada dimana itu Fer? “ sembari mencari daftar kontak di gawai. 

    “ Ya di luar lah bu, jelas terlihat di halaman depan kita” ungkap Ferdi. 

    Entah apa yang dicari ibu di dapur, satu per satu laci di buka ibu hingga “ Nah, ini dia “ . 

    “ Assalamualaikum pak kades, “ ucap ibu. 

    “Wa’alaikumussalam, ada apa bu Ferdi “ jawab pak Kades. 

    “Gawat pak gawat.. “ nafas terengah-engah. 

    “Tarik nafas dulu bu…. Tenang, tenang dulu, ada apa coba katakan dengan tenang” . 

    “ Ferdi melihat mataharimau dengan terang pak ,  gimana ni pak “ kata ibu yang masih dalam kepanikan. 

    “ Dimana bu? “tanya pak Kades. 

    “ Di halaman rumah kami pak” 

    “ Ibu dan Ferdi tetap dalam rumah ya, saya akan perintahkan tim penangkap harimau untuk segera datang ke rumah ibu ya “ pesan pak Kades. 

    Mematikan gawai dan segera berlari menuju Ferdi. Di tangan sebelah kanan ibu menjinjing sebilah linggis panjang. 

    “Mana fer? “ tanya ibu. 

    Ferdi menunjuk dari celah-celah daun jendela. 

    “Ibu nggak nampak fer, mana? “ tanya ibu sedikit meninggikan suaranya. 

    Ferdi heran apa yang dimaksud ibu dengan mana, “ itu kan keliatan jelas loh bu, terang “ pungkas Ferdi. 

    “iya terang memang, sekarang mataharimau yang kamu maksud itu mana?” tanya ibu kembali yang sedikit mendesak. 

    Ferdi menggaruk kepala, dahinya mengkerut, “ Ferdi nggak pernah bilang ada mataharimau ibu” jelasnya lagi. 

    Ibu mulai senewen kemudian “ kamu jangan main-main ya ferdi, jelas jelas kamu berkata ‘ harimau terang’. “ 

    “ Hahahaha…. Ferdi bilang ke ibu matahari mau terang alias hujan sudah mereda ibu” dengan mulut lebar nya masih mentertawakan kekacauan si ibu. 

    “oaalaaaahh… Piye toh le’…. “ sembari tepuk jidat. 

    Tak berapa lama terdengar ketukan pintu dari arah luar, terlihat dari celah-celah anak jendela pasukan tim penangkap harimau lengkap dengan peralatan nya.

     

    Kreator : Noer Maya

    Bagikan ke

    Comment Closed: BAHASA

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021