KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Bahu Anak Perempuan Tertua Harus Sekuat Baja

    Bahu Anak Perempuan Tertua Harus Sekuat Baja

    BY 19 Jul 2024 Dilihat: 179 kali
    Bahu Anak Perempuan Tertua Harus Sekuat Baja_alineaku

    Memang benar adanya ungkapan yang menyatakan bahwa anak Perempuan tertua harus sekuat baja dan karang yang berada di lautan lepas. Ditempa, dibakar, dipukul berkali-kali hingga menjadi kuat tak lekang oleh waktu. Diterpa badai dan ombak tetap berdiri kokoh, pendiriannya kuat tak pernah goyah oleh apapun.

    Sebut dia Retno, lengkapnya Retno Wulandari. Nama yang sungguh indah disematkan untuknya. Nama yang bermakna “Mata Perempuan seindah bulan purnama”. Arti dari namanya memang kuat cocok disematkan untuknya, karena matanya tajam namun lembut seperti sinar rembulan. 

    Retno adalah perempuan yang dilahirkan sebagai anak ketiga dari sembilan bersaudara. Kenapa ia disebut anak Perempuan tertua? Karena dua kakaknya dan tiga adik berjenis kelamin laki – laki, baru kemudian lahirlah dua adik yang berjenis kelamin sama dengannya yaitu perempuan. Sedangkan si bungsu lahir berjenis kelamin laki-laki.

    Di keluarga kami memang didominasi oleh laki-laki. namun, dengan banyaknya anak laki-laki tidak menjadikan Retno manja, suka merengek dan bermalas-malasan. Bahkan dibandingkan saudaranya yang laki-laki, tanggung jawabnya justru melebihi laki-laki.

    Dia lahir di tengah krisis keluarga, orang tuanya masih merintis dari nol. Bisa dikatakan mereka hidup prihatin. Makan hanya berlaukkan garam atau ikan asin sudah menjadi hal biasa, jika sedang beruntung, dia akan makan dengan lauk telur dadar, itu pun di perolehnya kalau ayam-ayam yang dipelihara orang tuanya bertelur. Dia jarang sekali makan daging atau ayam. Hal itu menjadi hidangan mewah yang hanya bisa ia peroleh pada saat hari raya saja. 

    Untuk mengurangi rasa laparnya di malam hari, dia dan kedua kakaknya mencari mangga yang sudah terjatuh di tempat orang-orang dimakamkan alias kuburan. Ternyata rasa lapar bisa mengalahkan rasa takut.  

    Sebagai anak Perempuan tertua, seringkali dia diberi tanggung jawab melebihi anak seusianya. Terutama tanggung jawab menjaga adik-adiknya yang masih kecil. Menggendongnya kesana kemari, hingga bahunya sering sakit. Apa dia mengeluh? Tidak? Percuma mengeluh disaat ibunya juga merasakan kelelahan yang sama mengurus pekerjaan rumah tangga yang tiada habis-habisnya. Semua rasa sakit dan lelahnya hanya bisa dia simpan sendiri.

    Kehidupan pahit sejak kecil menjadikan seorang Retno, Perempuan kuat dan tangguh. Namun, Nasib baik belum banyak berpihak kepadanya. Walaupun sudah lulus kuliah dia harus mencari kerja untuk membantu mencukupi kebutuhannya pribadi dan adik-adiknya yang masih membutuhkan biaya sekolah. Alih-alih bekerja di perusahaan besar, dia malah menjadi honorer di Dinas Kesehatan Kabupaten yang digaji hanya 50 ribu per bulan. Ukuran gaji yang sangat minim di era tahun 90-an.

    Suasana kerja yang tidak sehat menjadikannya tidak nyaman, sebagai honorer dia sering sekali diberikan beban kerja yang banyak, bahkan Retno seringkali menjalankan pekerjaan di luar tanggung jawabnya. Kalau diberi gaji yang sepadan tidak masalah, tapi yang dia dapatkan hanya rasa lelah dan nol penghargaan.

    Setelah lima tahun menjadi honorer dan dirasa tidak ada peningkatan karir, Retno memutuskan merantau ke luar jawa. Tempat yang dia pilih sebagai destinasi hijrahnya adalah Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ada alasan yang kuat kenapa dia memutuskan hijrah ke Lombok. Berdasarkan informasi dari teman kuliahnya, ada salah satu klinik yang membutuhkan seorang analis kesehatan disana.

    Berbekal uang saku seadanya yang dia tabung dari pekerjaannya selama mengabdi di DKK, pergilah ia merantau ke Pulau Lombok. Biaya pesawat dan kapal laut terlalu mahal sehingga ia memutuskan untuk naik bus ke Mataram.

    Hijrah ke Pulau Lombok menjadi titik balik Retno menuju gerbang kesuksesan. Berawal dari bekerja di Klinik seorang dokter disana, kemudian dia tidak sengaja bertemu seseorang yang bekerja di pertambangan mineral di sumbawa. Dari orang tersebut, Retno mendapatkan informasi lowongan kerja di tambang tempat Bapak tersebut bekerja.

    Dengan tekad yang kuat dia pun melamar pekerjaan di perusahaan tambang itu. Memang rencana Allah sangat luar biasa, walaupun minim pengalaman di perusahaan tambang, Retno diterima bekerja disana. Pada saat menerima gaji pertamanya di perusahaan tersebut, matanya membelalak, karena gaji yang ia terima beratus-ratus kali lipat dari yang ia terima pada saat ia menjadi honorer di DKK.

    Kesuksesannya bekerja di tambang, tidak lantas membuatnya lupa akan keluarganya. Setiap bulan ia sisihkan gajinya untuk dikirim ke orang tua di kampung. Dari gajinya itu dia bisa membantu perekonomian keluarga, menaikkan derajat orang tua dan adik-adiknya. Satu demi satu hajat yang dia inginkan tercapai. Bisa membeli rumah, mobil dan sawah yang luas.

    Semua tetes keringat perjuangan dan pengorbanan Retno untuk keluarganya telah dibalas Allah dengan berkali-kali lipat. Allah tidak akan pernah tidur, Dia akan membalas segala yang dilakukan di dunia sesuai amal perbuatan yang dikerjakan oleh hamba-Nya. 

     

     

    Kreator : Roro Nawang Wulan

    Bagikan ke

    Comment Closed: Bahu Anak Perempuan Tertua Harus Sekuat Baja

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021