KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Ban Kempes

    Ban Kempes

    BY 25 Jun 2024 Dilihat: 163 kali
    Ban Kempes_alineaku

    Apakah badan manusia itu memiliki kekuatan tertentu sehingga dapat mengempeskan ban kendaraan walau bobotnya ”tidak terlalu berat”, hanya sekitar 60-an kilogram? Apakah aura seseorang memberikan energi tertentu kepada benda di sekitarnya? Wah itu perlu diteliti. Itu terjadi pada diriku terutama pengaruhku terhadap ban kendaraan….! Bukan takhayul atau berbuat syirik lho… namun beberapa kali hal ini aku alami.

     

    Pertama kali aku merasakan ketidakenakan disaat Daihatsu (sebutan angkot di kota Semarang; walau kendaraan tersebut bisa bermerek Suzuki ataupun yang lain!) di hari berikutnya mengalami gembos ban lagi. Padahal Daihatsu tersebut bukan Daihatsu yang aku naiki kemarin (waktu itu aku masih kelas 1 SMP dan naik angkot untuk pulang pergi dari rumah ke sekolah dan waktu itu beratku masih sekitar 40-an kilogram). Lho kok dua kali aku naik angkot, dua kali berturut-turut bannya gembos. Pada ke”gembos”an pertama aku dipindahkan ke angkot yang lain, lalu pada ke”gembos”an berikutnya dengan hati agak was-was dan merasa bersalah : ”Apa karena aku naiki!”, maka aku tetap menunggu sopir dan kenek angkot selesai mengganti ban angkotnya, walau harus menunggu cukup lama di pinggir jalan pada panas yang terik. Namun saat itu aku juga berpikir mungkin usia ataupun kondisi angkot yang memang sudah tidak bagus. Hampir semua angkot jarang di-tune-up dan bannya sudah gundul atau mungkin juga memakai ban bekas. Namun dua minggu kemudian sewaktu pulang dari sekolah, di belakang pasar Bulu, semua penumpang (termasuk aku) dipersilahkan untuk turun karena ban-nya tiba-tiba kempes!

     

    Aku pernah mengantar Ibu ke pasar dan sewaktu pulang dari pasar induk Johar di tengah jalan kami diturunkan (dari angkot lagi) karena ada program penggantian ban, apalagi kalau bukan karena ban gembos!. Akhirnya Ibu aku bisiki sambil aku tertawa geli: ” Mungkin karena aku naiki Bu!”, kataku. Ibuku saat itu tidak percaya. Tapi pada kesempatan lain, hal tersebut terulang kembali, dan Ibu akhirnya senyum-senyum dan membisikiku : ” Betul juga ya!”. Dan setiap mau naik kendaraan Ibu selalu membisikiku : ” Jangan lupa baca Bismillah!”.

     

    Setelah itu soal terjadinya ban kempes aku nikmati saja. Tapi sampai saat ini masih sering aku lupa kalau aku sering naik kendaraan yang mengalami masalah ban gembos. Dan aku dengan sabar menunggu kegiatan penggantian ban yang kempes dengan ban cadangan tanpa mengeluh. Anehnya ada rasa bersalah menghinggapi diriku bila hal itu terjadi. Padahal aku tidak melakukan hal apapun, selain membaca do’a sebelum bepergian (naik kendaraan).

     

    Namun dari semua kejadian ban gembos, yang paling membutuhkan kesabaranku adalah pada saat aku naik Travel dari Semarang ke Surabaya bersama Ibu lewat jalur utara (pantai utara Jawa). Pada awalnya perjalanan lancar-lancar saja. Namun setelah masuk ke Kabupaten Tuban jalan kendaraan kami terseok-seok. Akhirnya si sopir menghentikan kendaraan ke pinggir jalan konon ban-nya bocor. Eh setelah dilihat, kiranya ban serepnya juga gembos. Sopir Travel jadi panik, karena kejadian ini persis jauh dari rumah penduduk. Saat itu kami berhenti persis di pinggir kuburan dan sekitarnya adalah sawah saja, tanpa terlihat sesosok pun orang. Maklum saat itu sudah menjelang sore, orang-orang sudah balik ke rumahnya. Sopir tersebut menyuruh kami menunggu karena dia akan mencari tempat tambal ban atau mencari wartel untuk menghubungi cabangnya ke arah kota Lasem. Wah bagaimana ini. Menunggu di pinggir kuburan dan tercium bau seperti bau terasi….hiiii….seraam.. (kiranya setelah saya melewati kembali lokasi tersebut pada saat kembali dari Surabaya ke Semarang, kiranya daerah itu memang dikenal sebagai daerah produsen terasi!). Akhirnya kami tiba di Surabaya pada jam 03.00 pagi pada hari berikutnya (berangkat jam 09.00 pagi dari Semarang) setelah naik angkutan pedesaan menuju ke kota Tuban ( untung ada kantor perwakilan Travel yang kami naiki di kota itu) dan naik Travel pengganti ke Surabaya! Hampir sehari semalam Semarang-Surabaya harus kami tempuh karena ban bocor!

     

    Sampai sekarang aku masih sering deg-degan bila naik kendaraan umum atau diboncengkan teman naik sepeda motor. Siapa tahu tiba-tiba ban-nya kempes. Tapi anehnya kalau aku menyetir sendiri, rasanya tidak pernah mengalami ban kempes. 

     

    Bila di perjalanan tiba-tiba terdengar suara “hewes…hewes..!” dan sopirku meminggirkan mobil, kemungkinan besar ban mobil menginjak eh tertusuk paku!. Bisa juga jebakan paku oleh orang-orang iseng ataupun memang menginjak paku yang memang terpelanting sendirian di tengah atau di pinggir jalan….

     

     

    Kreator : Manik Priandani

    Bagikan ke

    Comment Closed: Ban Kempes

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021