KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » BANYAK SEKALI DOANYA

    BANYAK SEKALI DOANYA

    BY 05 Sep 2025 Dilihat: 16 kali
    BANYAK SEKALI DOANYA_alineaku

    Hari itu pagi menjelang siang. Sudah saatnya pembelajaran di kelas Kelompok Bermain di tempatku mengajar diakhiri. Tampak jarum jam telah menunjukkan pukul 09.15. 

    Agar sepeninggal bocil-bocil nanti kelas lumayan rapi dan juga melatih para bocil itu untuk rajin dan bertanggung jawab, maka aku mengajak mereka bersama-sama memasukkan kembali mainan yang berserakan di lantai. Membiasakan mereka memasukkan kembali mainan yang selesai dipakai ke dalam wadahnya.

    Dan menata kembali media mainan ke tempat semula. Membiasakan hal demikian perlu kesabaran dan ketelatenan. Serta pelu trik-trik jitu supaya cil bocil masa kini itu mau melaksanakan dengan senang hati.

    Karena tidak heran jaman sekarang jarang kita sering menemukan cil bocil yang selalu menggantungkan orang lain untuk melayani dirinya sendiri. Tercermin dari kebiasaan di rumah selalu dilayani dan tidak terlatih untuk belajar melayani diri sendiri. Tidak terlatih mengatasi permasalahan dirinya sendiri. 

    Maka disini senyampang mereka masih dini ditanamkan kebiasaan baik dan kebiasaan mandiri. Melayani kebutuhan dirinya sendiri, tidak selalu menyuruh atau meminta tolong orang lain. Misalnya sekedar mengambil tas miliknya, si bocil dilatih untuk mengambil sendiri. Dan dilatih pula untuk membuka tas atau resleting sendiri. Karena walaupun hanya sekedar membuka resleting tas, jika tidak dilatih, tidak diajari, dan tidak dibiasakan bocil tidak akan bisa mengerjakannya dengan baik pada usia dini.

    Begitu pula melatih anak merapikan kembali mainan yang habis dipakai perlu diajarkan sejak dini. Sehingga bocil akan tertanam rasa tanggung jawab. Akan tertanam rasa mencintai kebersihan, kerapian, dan rasa bangga telah berkarya melakukan sebuah pekerjaan menciptakan suasana lingkungan sekitar menjadi bersih dan rapi. 

    Jika hal yang demikian ditanamkan sejak dini sesuai fakta banyak pengalaman yang menunjukkan bahwa bocil akan terbiasa melakukan pekerjaan baik, akan berpikir baik, dan akan tercipta jiwa tanggung jawab, rajin, dan disiplin.

    Beberapa upaya yang aku lakukan untuk itu adalah dengan mengajak mereka para bocil untuk memasukkan kembali mainannya sebelum berdoa penutup untuk pulang. Mengajak mereka dengan menyanyikan lagu membuat mereka tertarik melakukannya dengan senang. Seolah-olah tetap bermain walaupun beres-beres. 

    Dengan lirik lagu, 

    “Beres-beres yuk kita beres-beres, Mbak Ina beres-beres, Mbak Zizi beres-beres, Mbak Hani beres-beres, Mas Juna beres-beres, Mas Rafif beres-beres, semuanya ikut beres-beres.” 

    Dalam kalimat atau syair lagu ajakan itu disebut nama anaknya, maka mereka akan semakin bersemangat. Dan seolah-olah mereka sedang berlomba-lomba.

    Sambil membereskan mainan tampak si bocil Zizi melongok keluar lewat jendela. Tampaknya dia melihat orang tuanya yang sudah kelihatan menjenguknya.

    “Bu guru, ayo pulang. Aku sudah dijemput Mama.” Ucap Zizi kepadaku sambil menyerahkan mainan yang sudah berada dalam wadahnya.

    “Iya, Mbak Zizi. Sekarang waktunya berdoa pulang. Ayo kita semua duduk melingkar yuk, kita bersama-sama berdoa pulang.” Jawabku kepada Zizi, sekalian mengajak bocil-bocil yang lain untuk segera duduk manis. 

    Masih belum bersegera untuk duduk manis, ternyata para bocil ini perlu diajak dengan nyanyian lagi. maka segera aku menyanyikan lagu yang isi syairnya menjaka nak kanak bocil untuk duduk.

    Ternyata tak cukup dengan lagu saja mengajak mereka duduk manis segera digubris. Sambil mulut bernyanyi, tangan harus melambai-lambai. Mengajak mereka yang masih lari-lari ke sana kemari. Untuk mau berhenti dan duduk manis. Bahkan tangan ini harus sigap menangkap anak yang lari berseliweran di depanku untuk aku dudukkan semanis teman-teman sesama bocil yang sudah mau duduk manis.

    Setelah upaya keras mengkondisikan mereka duduk manis, kini mereka sudah duduk melingkar dan siap mengikuti kegiatan akhir yaitu berdoa penutup.

    Sebagaimana yang telah disepakati di lembaga sini, doa apa saja dan bagaimana urutan doanya sudah ditentukan dan dilaksanakan sejak dahulu.

    “Anak-anak yang sholih sholihah, ayo kita berdoa kepada Allah dengan tertib dan sungguh-sungguh ya.” Ajakku kepada mereka.

    “Semuanya kaki dilipat, tangan dilipat, lihat mulutnya bu guru, dengarkan ucapan bu guru, dan ikuti ya. Sebisanya anak-anak buka mulut dan mengikuti menirukan doa yang diucapkan bu guru.” Aku kasih instruksi demikian kepada bocil-bocil yang memperhatikan dengan seksama itu.

    Kuajak mereka bersama-sama membaca surat Al ‘Ashr, lanjut doa kafaratul majelis, doa bepergian, doa naik kendaraan darat, doa masuk rumah.

    Tak terduga olehku, si bocil Zizi menyeletuk komentar kepadaku. “Buu kok banyak sekali doa-nya? Jadinya gak cepet pulang.” sambil memandang ke arahku.

    Dengan senyum manis menutupi rasa kaget, aku respon ucapannya dengan tenang sekalian memberi pengertian kepada bocil-bocil yang lain. 

    “Iya Mbak Zizi, doa nya ini tadi banyaknya. Mbak Zizi mau doa-nya sedikit saja? Sambil kupandang wajah polosnya yang mungil.

    “Anak-anak, bu guru minta maaf ya kalau kelamaan berdoa. Tapi gak papa, ini nanti kalau sudah terbiasa anak-anak akan merasa sebentar, tidak terasa lama. Dan akan terasa sedikit, tidak banyak. Nanti kita baca setiap hari anak-anak akan cepat hafal dan merasakan semakin enak. Oke?” Aku mengakhirinya dengan sedikit review dan apresiasi pada nak kanak serta dengan ucapan salam.

     

    Kreator : Endah Suryani

    Bagikan ke

    Comment Closed: BANYAK SEKALI DOANYA

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021