Penulis : Andan Prayoga (Member KMO Alineaku)
Berbicara tentang pekerjaan, rasanya pekerjaan guru tak pernah lepas untuk diulik. Pekerjaan yang seringkali dijuluki dengan “Pahlawan tanpa tanda jasa” ini, rasanya tak pernah surut perbincangannya. Entah itu perbincangan tentang guru honorer, guru pns, jaminan hari tua guru pns, dan lain sebagainya. Apalagi dengan kebijakan pemerintah khususnya bidang pendidikan yang tiap kali ganti menteri, ganti pula kebijakannya. Baik berubah kurikulumnya, sistem belajarnya, maupun tentang kesejahteraan para gurunya.
Walau demikian, yang namanya pekerjaan tidak ada yang buruk terus. Tak ada juga yang baik terus. Semuanya ada masa suka-dukanya. Termasuk bekerja sebagai guru, banyak sekali suka-duka yang dialami sebagai guru. Bagi anda yang bekerja sebagai guru, mungkin beberapa poin suka-duka di bawah ini sudah tidak asing lagi. Kalian sudah familiar dengan suka-duka ini. Namun bagi mereka yang dari luar profesi ini, atau mereka yang mau terjun sebagai guru, poin-poin ini dapat dijadikan gambaran atau referensi bagaimana rasanya menjadi guru.
Agar kalian tidak merasa pesimis terhadap profesi ini, mari kita awali pembahasan ini dengan sukanya menjadi guru. Adapun sukanya menjadi guru adalah sebagai berikut.
Sepengalaman pribadi penulis, melihat siswa-siswi dapat menguasai ilmu yang kita beri, rasanya puas sekali. Bahkan sangking senangnya, seluruh beban tugas yang menumpuk di depan mata serasa hilang ketika siswa siswi dapat antusias dan menguasai pelajaran yang kita berikan.
Mengapa banyak relasi? Coba bayangkan, satu kelas terdiri dari 25-30 siswa. Sementara guru, normalnya mengajar 4 kelas dalam seminggu. Jika anggaplah satu kelas 30 anak, maka total siswa adalah 120. Dalam setahun itu, guru akan dikenal oleh siswa baru sejumlah 120 siswa. Banyak bukan? Maka tak heran jika ketika guru pergi ke suatu tempat, seringkali ketemu dengan murid-muridnya dulu. Yang biasanya, guru pasti sudah lupa nama murid tersebut karena sangking banyaknya muridnya.
Untuk poin ini, masing-masing guru dengan lainnya tidak bisa disamakan. Namun, sepengalaman penulis, yang namanya guru memang rata-rata awet muda. Walaupun kita sudah lulus kuliah, sudah mulai kerja, rasanya guru-guru kita tidak ada yang berubah. Benar tidak? Ngga percaya? Coba aja datang ke sekolah kalian, pasti guru-guru kalian terlihat masih sama seperti dulu.
Entah ini sebuah kelebihan atau kekurangan. Penulis menganggap poin sebagai kelebihan. Mengapa demikian? Karena banyak momen-momen yang perlu diraih dan perlu disyukuri ketika mampu menggapainya.
Contoh dalam jenjang karir seorang guru, awal mula mereka menjadi guru kelas, kemudian dipercaya menjadi wali kelas, lanjut lagi dipercaya menjabat di kepengurusan atau kepala kurikulum, kesiswaan dan sebagainya. Jika kita banyak menciptakan prestasi, kita bisa menjadi kepala sekolah. Jika selama kepemimpinan kita banyak prestasi dan kinerja kita bagus, kita bisa meningkat lagi menjadi pengawas pendidikan dan seterusnya.
Belum lagi, ketika kalian aktif menulis atau melakukan penelitian. Kalian bisa menjadi penulis atau peneliti di bidang pendidikan. Menarik bukan?
Sudah tahu kan bagaimana sukanya menjadi guru? Sebenarnya masih banyak sekali sukanya menjadi guru, misalnya bangga ketika alumni menjadi orang sukses, bangga ketika murid mendapatkan prestasi bagus, senang ketika murid masih dapat mengingat nama-nama gurunya dulu dan lain sebagainya. Kalian bisa merasakan sendiri bagaimana sukanya menjadi guru ketika kalian sudah menjadi guru kelak.
Selanjutnya, seperti yang dikatakan di awal, yang namanya pekerjaan pasti ada dukanya. Termasuk bekerja sebagai guru, ada beberapa hal yang membuat guru-guru menjadi pening. Beberapa hal yang membuat kepala pening adalah sebagai berikut.
Administrasi di sini maksudnya adalah beberapa hal yang harus dipersiapkan guru sebelum dapat mengajar di kelas. Administrasi ini bisa berupa membuat RPP, Silabus, Penentuan jam efektif, membuat modul dan media pembelajaran, dan lain sebagainya.
Belum lagi, ketika sudah selesai mengajar, guru harus mengoreksi hasil kerja siswa. Entah itu mengoreksi nilai ulangan harian, atau mengoreksi latihan harian.
Banyak ya? Memang. Namun kembali lagi pada tujuan awal kita menjadi guru. Jika kita menjadi guru dengan niat untuk memberi manfaat pada negeri kita tercinta, rasanya apapun yang kita kerjakan, asal demi kemajuan murid-murid, pasti tidak ada yang berat. Semua terasa ringan karena kita mencintai pekerjan ini.
Sebagai guru yang baik, kita sepantasnya dapat mengatur sisi emosional kita. Guru diharapkan untuk tetap ramah di depan murid-murid. Para siswa tidak mau tahu bagaimana masalah yang sedang dihadapi seorang guru. Yang mereka tahu dan inginkan dari seorang guru, yaitu guru dapat mengajar mereka dengan baik dan ramah. Tidak cemberut apalagi emosional atau marah-marah di kelas.
Maka tak heran, banyak penelitan menunjukan bahwa pekerjaan ini memang beban emosional/beban stressnya sangat besar sekali. Sebab, para guru harus bisa beradaptasi dengan beragam siswa yang memiliki kebiasaan berbeda-beda. Ada yang periang, pemarah, maupun pendiam dalam kelas. Guru harus bisa mengatur sisi emosionalnya ketika dengan murid-murid demikian.
Bukannya guru itu bekerja hanya 5 hari kerja ya? Atau ada juga yang menerapkan 6 hari kerja. Lantas maksudnya kerja kapan saja itu apa?
Begini, mungkin pandangan kita terhadap guru hanyalah interaksi siswa dengan guru. Siswa menerima ilmu, sementara guru memberi ilmu kepada mereka? Benar tidak?
Namun faktanya, dewasa ini, guru tak hanya berinteraksi dengan siswa. Seringkali guru juga menerima kelihan dari wali murid tentang perkembangan anak-anaknya. Mengapa anak saya susah memahami pelajaran ini ya, Bu? Mengapa anak saya nilainya jelek sekali, ya? Dan lain sebagainya. Mereka (wali murid) biasanya bertanya melalui gawai pintar mereka. Dan ini terjadi kapan pun. Entah itu hari sabtu, minggu, malam hari atau bahkan dini hari.
Tak hanya itu, surat izin yang zaman dulu dibuat menggunakan kertas dan dititipkan teman untuk dikirim ke guru/wali kelas, sekarang sudah berubah. Banyak wali murid membuat surat izin menggunakan dokumen di ponselnya. Ini masih mendingan. Parahnya, terkadang, ada wali murid yang hanya meminta izin lewat pesan WA di ponselnya. Apakah salah? Semua tergantung masing-masing orang dalam menanggapinya. Mungkin sebagian orang menganggap izin melalui WA lebih praktis, lebih cepat, dan sebagainya. Dan menggunakan WA, wali murid bisa mengirimnya kapan pun. Entah malam hari maupun pagi hari.
Dengan demikian, mau tidak mau, guru harus melayani pesan-pean dari wali murid. Entah itu pesan yang dikirim malam hari, pagi hari, minggu malam, senin pagi, dan sebagainya.
Untuk kasus ini, sebenarnya tidak bisa disama-ratakan ya. Hanya saja, dari zaman dulu sampai sekarang, rasanya demo-demo yang menuntut kesejahteraan guru, tak pernah habis. Hampir tiap tahunnya pasti ada saja sekolompok guru menuntut kesejahteraan hidupnya kepada pemerintah.
Sangking kompleksnya profesi ini, bahkan oleh musisi senior Iwan Fals, dibuatkan pula sebuah lagu yang dikhususkan untuk para guru kita, yaitu “Guru Umar Bakrie”. Dalam lagu tersebut, ada larik berbunyi “Jadi guru, jujur berbakti memang makan hati”.
Terlepas dari itu semua, yang namanya nasib tiap orang berbeda-beda ya. Ada yang baru lulus pendidikan guru, langsung diterima menjadi PNS/PPPK. Ada juga yang harus menunggu bertahun-tahun agar bisa lolos PNS/PPPK. Semua kembali pada nasib masing-masing individu. Maka dari itu, sebelum kalian terjun menjadi guru, pertimbangkanlah kembali secara matang apakah kalian siap dengan segala kondisi yang akan kalian hadapi ketika menjadi guru.
Akhirnya, artikel ini dibuat bukanlah untuk menggurui atau bahkan menakut-nakuti kalian yang ingin menjadi guru. Artikel ini hanyalah sekadar berbagi pengalaman yang dialami penulis ketika menjadi guru. Yang namanya profesi pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Tidak ada profesi yang isinya suka terus. Pasti ada kalanya sedih pun dialami dalam sebuah profesi. Jadi, setelah membaca artikel ini, mudah-mudahan anda dapat membulatkan tekad mau jadi apa di masa depan nanti.
Tabik.
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Kamu Memutuskan Untuk Jadi Guru!
Sorry, comment are closed for this post.