KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Belajar Menulis

    Belajar Menulis

    BY 29 Des 2022 Dilihat: 160 kali

    Oleh : Nurkaisah Moka

    Aku ingat ditahun 1973, ketika aku masih duduk dikelas 3 Sekolah Dasar, aku sangat suka bermain pasir di bawah penerangan lampu jalan yang ada di dekat rumah kami. Biasanya setelah sholat Isya’, anak- anak sebayaku masih dibiarkan bermain di luar rumah. Biasanya kami bermain petak umpet, main lompat tali atau main kelereng yang sangat disukai anak laki-laki.
    Bila satu persatu diantara kami sudah mendapat panggilan masuk rumah, biasanya yang tertinggal hanya 2 atau tiga anak saja termasuk aku dan akhirnya tinggal aku seorang diri masih  asyik bermain pasir,
    Seingatku mami-papi sangat sering pergi untuk suatu keperluan di malam hari. Karena beliau berdua bekerja di pagi sampai siang hari.

     
    Sangat menyenangkan bagiku bermain pasir kala itu. Aku akan membangun rumah dari pasir dengan bantuan dua bilah bambu atau kayu berukuran 10-15 cm  yang kugunakan membuat cetakan dalam pembangunan desain rumahku. Oya, bangunan rumah yang kumaksud itu sebenarnya hanya lay out/denah rumah bukan bangunan fisik rumah dengan desain atap dengan fasadnya. Aku hanya bisa membuat lay out rumah yang menurut ku sangat bagus. Saat itu tak ada satu orang dewasa pun yang memberi komentar atas hobbyku itu. Aku hanya dipandang sebagai anak yang dibiarkan orangtuanya bermain sendiri di luar rumah tanpa pengawasan. Saudaraku yang lain tidak ada yang satu minat denganku sehingga sangat sering aku asyik seorang diri mendesain rumah pasir di bawah penerangan lampu jalan sampai saat mami-papi pulang dan memanggilku untuk masuk rumah.


    Berpuluh-puluh tahun kemudian aku baru menyadari kenapa aku sangat suka membuat lay out rumah, khususnya rumah hunian. Aku bisa tidak tidur semalaman jika tengah merancang rumah yang menjadi angan-anganku. Dan inilah yang seringkali membuat suamiku jengkel melihatku. Sebab kalau aku sedang asyik dengan pekerjaanku itu, aku akan jadi sangat keras kepala bila dipaksa tidur meskipun saat itu sudah  jam 2 dinihari. Aku masih “on” seperti jam 2 siang.


    Aku adalah orang paling cepat bosan dalam banyak hal, termasuk dalam hal pekerjaan. Satu-satunya pekerjaan yang masih kujalankan sampai diusia senja ini adalah usaha property.
    Mungkin pengalaman masa kecilkulah yang berperan mengapa bidang property ini adalah pekerjaan yang tidak pernah membuatku bosan.


    Aku bertanya pada diri sendiri, sebenarnya apa sih kelebihanku? Aku merasa tidak menemukan sesuatu yang membanggakan  yang ada pada diriku. Sehingga dalam memutuskan suatu kerjaan aku masih belum bisa fokus pada satu bidang pekerjaan. Aku sangat mudah tertarik dengan sesuatu yang baru tetapi juga sangat mudah merasa bosan. Ini adalah salah satu alasan kenapa aku tidak pernah berada di puncak pencapaian suatu usaha. Aku bisa saja cepat melejit bila menjalankan suatu usaha  baru tetapi kemudian juga akan cepat turun merosot tidak lama kemudian. Dan aku akan mulai merambah usaha baru yang lainnya. Begitulah, hampir terjadi seperti itu sampai berpuluh-puluh tahun lamanya. 

    Finalnya aku mulai memaksa diriku untuk menekuni usaha property saja. Meskipun demikian bidang usaha lain masih saja merayuku untuk mulai dibuka.
    Kenyataannya menekuni usaha Property masih menyisakan banyak waktu nganggur, menurutku.


    Aku merasa waktuku berjalan ditempat. Rasa bosan mulai menghampiriku. Tinggal di dalam rumah saja ternyata sangat mudah mengundang rasa jenuh. Kegiatan yang dilakukan hanya  itu-itu saja. Kurang variatif. Tapi tunggu, seperti nya aku mulai mencari-cari alasan. Bukankah waktu untuk menulis sangat berlimpah? Kenapa aku membiarkannya berlalu begitu saja? Setiap aku memaksakan diri untuk duduk dan mulai menulis selalu saja godaan untuk melakukan pekerjaan lain datang menyapa. Bila tidak benar-benar kupaksakan, aku tak akan berhasil menulis satu halaman pun dalam sehari.
    Andai saja aku punya mentor yang secara berkala menanyakan kemajuan tulisan yang sedang kubuat, bisa dipastikan aku akan bersemangat. Tetapi kendalanya, membayar jasa mentor menulis sangat mahal. Jadinya aku menulis dan menulis saja tanpa berhasil menyelesaikan satu tulisan pun dengan tuntas.


    Bagikan ke

    1 Komentar Pada Belajar Menulis

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021