KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Belajar Sepanjang Hayat

    Belajar Sepanjang Hayat

    BY 30 Des 2022 Dilihat: 187 kali

    Oleh Irma Muthiah Saleh

       Seperti biasa di setiap hari Selasa menjelang waktu dhuhur maka  ibu-ibu warga di sebuah pondok, sebut saja An Nur akan segera mengakhiri aktivitas mereka. Mereka akan bergegas pulang dan menyiapkan diri untuk mengikuti kegiatan halaqah taklim yang dilaksanakan sekitar pukul 14.00. Sebuah kegiatan pertemuan rutin ibu-ibu untuk belajar bersama mulai dari belajar tahsin, tafsir kata perkata dari ayat Al-Qur’an, belajar Sirah nabawiyah, kajian manhaj dan setoran hafalan. 

           Setiap kelompok terdiri dari kurang lebih 10 hingga 12 orang. Kegiatan halaqah didampingi seorang muallimah dan murabbiyah.  Adalah kelompok 3 yang anggotanya mayoritas ibu-ibu yang sudah sepuh dengan usia kisaran 60 ke atas. Dapat dibayangkan bagaimana dinamika kelompok tersebut.

           Seorang ibu nyeletuk “rasa-rasanya sudah diatur mulutnya supaya bacaannya benar tapi yang keluar masih salah,” yang langsung disambut oleh ibu-ibu yang lain dengan suara riuh seolah menyadari kondisi mereka masing-masing. 

           “Tepuk kakinya!” kata seorang yang paling muda di kelompok tersebut ketika muallimah kesulitan menghentikan salah seorang anggota yang sedang membaca ayat tapi belum tepat ucapannya. Rupanya si ibu sudah agak terganggu pendengarannya sehingga harus di beri sentuhan untuk menghentikannya ketika ada kesalahan bacaan. 

           Dengan usia yang sudah demikian sepuhnya ditambah pemahaman  dasar bacaan Qur’an dari kecil yang didapatkan ketika belajar di daerah masing-masing maka tentunya bisa difahami bersama jika butuh tantangan dalam perbaikan bacaan Qur’an anggota kelompok tersebut agar sesuai dengan hukum tajwid. Tapi satu hal yang membesarkan hati bahwa mereka tetap bersemangat dalam belajar. Meskipun apa yang dipelajarinya hari ini bisa jadi pertemuan berikutnya lupa lagi dan kembali lagi melakukan kesalahan-kesalahan yang sama pada ayat-ayat lainnya, namun dengan antusiasme mereka dalam belajar membuat halaqah tersebut tetap aktif. 

           “Rajin aja diulang-ulang Bu, nanti juga in syaa Allah bisa,” kata muallimah memotivasi seorang nenek yang kesulitan melafadzkan ‘ra’ dengan tebal. 

    “Agak dibuka mulutnya Bu agar sempurna bacaannya.” ujarnya pada ibu disebelahnya yang sangat sulit diajak membuka mulut. Huruf-huruf seakan dikulumnya di mulut. 

           ‘Jangan diseret bacaannya Bu. Diucapkan dengan jelas. Tunaikan setiap hak huruf.”

           Demikianlah disetiap pertemuan, sang muallimah dengan sabar menuntun ibu-ibu yang berulang melakukan kesalahan. Meskipun masih sering melakukan kesalahan, Ibu-ibu sepuh itupun tetap bersemangat untuk tetap datang dan belajar disetiap hari pertemuan. Bukankah Rasulullah bersabda “Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala ‘ (HR.  Bukhari Muslim).

           Ketika sampai pada pembacaan Sirah Nabawiyah mereka mendengar dengan khusyuk. Demikian halnya ketika mendengarkan uraian materi utama tentang manhaj yang di bawakan oleh murabbiyah. Ibu-ibu tua itu fokus dan mendengarkan dengan serius. Mungkin andai mereka masih kuat menulis maka penuhlah catatan mereka dengan materi-materi yang didengar. Tapi karena tangan-tangan mereka sudah kaku memegang alat tulis sehingga mereka  menyimak materi dengan mengandalkan pendengarannya serta memperhatikan murabbiyahnya dengan sungguh-sungguh.

            Belajar tidak mengenal usia. Kesadaran akan pentingnya bacaan Al-Qur’an yang benar dan perlunya pemahaman tentang ilmu agama serta kemuliaan bagi orang-orang yang menuntut ilmu, mendorong para ibu tersebut untuk terus belajar. Dan yang lebih penting lagi sistem yang dibentuk dalam komunitas tersebut yang memang mewajibkan anggotanya untuk mengikuti halaqah taklim disetiap pekannya. Ini menjadi sarana pengikat bagi para warga untuk terus belajar dan wujud ketaatan mereka kepada pimpinannya. 

            Karena kegiatan itu di programkan dalam bentuk kegiatan rutin maka menjadi kewajiban setiap ummahat untuk hadir disetiap jadwal pertemuan. Ketika berhalangan hadir maka mereka harus meminta izin kepada murabbiyah atau menitipkan pesan lewat teman sekelompoknya. Demikianlah kegiatan tersebut berjalan sudah puluhan tahun. Anggota kelompoknya berganti seiring dengan jumlah anggota yang semakin meningkat atau ada yang mendapat tugas ke tempat lain. 

            Terlihat sederhana sebenarnya. Mereka datang belajar mengaji walau hanya satu ayat per pekannya yang ditahsinkan, kemudian diterjemahkan dan difahami maknanya per kata. Setelah itu mereka mendengarkan sira Nabaw dan kajian inti tentang ilmu agama.  Kegiatan itu diawali dengan berinfaq terlebih dahulu dan diakhiri dengan kegiatan shalat berjama’ah. Bahkan  sebelum bubar kembali ke tempat masing-masing mereka menikmati sajian makanan yang disiapkan oleh tuan rumah. 

            Tampak para ibu-ibu sepuh tersebut menikmati sajian yang disiapkan tuan rumah. Tidak terlihat adanya sikap menolak makanan apapun yang diberikan hatta usia seperti mereka biasanya sudah selektif dalam hal makanan karena terkait kesehatan.  Keyakinan mereka yang kuatlah sepertinya yang menjadikan setiap makanan yang dikonsumsi berubah menjadi sumber energi dan bukan sebaliknya menjadi sumber penyakit. 

            Meskipun beresiko akan tetapi sekali lagi karena keyakinan merekalah sehingga kalaupun ada dampak dari apa yang dikonsumsi tersebut yang mungkin secara kesehatan berpantangan dengan kesehatan mereka akan tetapi pikiran positif mereka disebakan karena keyakinannya maka hampir tidak ada ungkapan yang menganggap makanan tersebut sebagai penyebabnya. 

            Meskipun saat sesi shalat berjamaah beberapa diantaranya sudah harus memegang lutut bahkan untuk jalan dalam jarak cukup jauh mereka sudah kepayahan karena usia. Namun mereka tidak menganggap makanan yang dikonsumsinyalah sebagai penyebab keluhan-keluhan ringan yang mereka rasakan.

            Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan kemudahan kepada para ibu dan seluruh ummat muslim yang selalu bersemangat menuntut ilmu,  dapat  melafadzkan ayat-ayat Al-Qur’an secara benar, memahami ilmu agama dan  keistiqomahan dalam menuntut ilmu. Semoga yang demikian itu kelak mengantarkan kita mendapatkan syafaat dari Al-Qur’an yang kita baca, fahami dan amalkan.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Belajar Sepanjang Hayat

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021