KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Belajar Untuk Tidak Selalu Menjadi Tokoh Utama

    Belajar Untuk Tidak Selalu Menjadi Tokoh Utama

    BY 14 Mei 2025 Dilihat: 70 kali
    Belajar Untuk Tidak Selalu Menjadi Tokoh Utama_alineaku

    “Kita tidak selalu perlu menjadi pahlawan dalam cerita orang lain. Kadang, cukup menjadi orang yang mengerti, lalu berjalan dengan hati yang lapang.”

     

    Dalam perjalanan hidup, ada satu pelajaran berharga yang pelan-pelan saya pahami: tidak semua hal tentang kita. Tidak semua tindakan orang lain perlu kita pahami dari kacamata kita sendiri, apalagi dihakimi.

     

    Ada masa-masa di hidup saya ketika saya merasa bertanya-tanya, “Kenapa dia berubah?” atau “Kenapa mereka tidak lagi seperti dulu?” Otak saya sibuk menebak-nebak: mungkin saya salah bicara, mungkin saya tidak cukup hadir, mungkin saya tidak lagi penting. Rasanya seperti kehilangan kendali atas skenario di mana saya merasa berperan besar.

     

    Tapi perlahan, saya belajar: kadang-kadang, perubahan itu bukan tentang kita. Orang lain bergerak dalam cerita hidupnya sendiri. Mereka tumbuh, berpindah arah, atau bahkan menutup pintu — bukan karena kita berbuat salah, tetapi karena begitulah hidup bekerja. Setiap orang punya dunia internal yang rumit, yang kita tak sepenuhnya mengerti.

    Memahami ini membuat saya sadar bahwa kita bukan pusat semesta orang lain. Dan itu tidak apa-apa.

     

    Masalah sering muncul ketika kita terlalu cepat merasa disakiti, dikhianati, atau diabaikan. Kita menilai tanpa tahu seluruh cerita. Kita menuntut penjelasan tanpa menawarkan pengertian. Padahal, jauh lebih sehat bagi diri kita untuk belajar memahami: mungkin ada luka yang tak kita lihat, mungkin ada perjuangan yang tak mereka ceritakan.

     

    Menahan diri dari menghakimi itu berat, karena ego kita ingin sekali punya jawaban yang sederhana — “Aku diperlakukan tidak adil.” Tapi hidup jarang sesederhana itu. Orang-orang yang kita pikir menjauh, kadang hanya sedang berusaha bertahan di dunia mereka sendiri.

    Dan, yang paling menenangkan: kita tidak harus selalu penting dalam kehidupan orang lain. Tidak semua kehilangan adalah kegagalan. Tidak semua perpisahan adalah hukuman. Kadang, itu hanya bagian dari perjalanan masing-masing.

     

    Belajar menerima ini membuat langkah saya lebih ringan. Tidak lagi dipenuhi prasangka, tidak lagi penuh tuntutan tak perlu. Hanya ada ruang untuk memahami — dan melanjutkan hidup dengan lebih damai.

     

     

    Kreator : Kadek Suprapto

    Bagikan ke

    Comment Closed: Belajar Untuk Tidak Selalu Menjadi Tokoh Utama

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021