KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Berani Menentang Ketidakadilan

    Berani Menentang Ketidakadilan

    BY 30 Okt 2024 Dilihat: 187 kali
    Berani Menentang Ketidakadilan_alineaku

    Di sebuah sekolah Katolik yang dipenuhi semangat persatuan dan kasih sayang, terdapat seorang siswi bernama Geovani. Geovani dikenal sebagai sosok yang rendah hati, selalu membantu teman-temannya, dan memiliki iman yang kuat. Namun, pada suatu hari, Geovani menghadapi situasi yang membuat hatinya gelisah. Di sekolah, ia melihat teman sekelasnya, Juan, yang sering dibuli oleh beberapa siswa lainnya. Juan adalah anak pendiam dan memiliki keterbatasan fisik, tetapi hatinya lembut dan penuh kasih. Sayangnya, beberapa siswa sering mengejek dan mempermalukannya.

    Geovani merasa sangat tidak nyaman setiap kali melihat Juan diperlakukan dengan kasar. Hatinya berkata bahwa ini adalah hal yang salah. Pada suatu hari, saat istirahat, Geovani melihat Juan dipaksa untuk menyerahkan makanannya kepada sekelompok siswa yang lebih besar darinya. Hatinya bergejolak. Ia tahu bahwa ini adalah ketidakadilan nyata. Di tengah keraguan hatinya, ia mengingat ajaran yang pernah diajarkan oleh gurunya tentang keberanian dan keadilan. Geovani akhirnya memutuskan untuk tidak tinggal diam. Dengan keberanian yang dikumpulkannya, ia berdiri di depan Juan dan berkata, “Berhenti! Ini tidak adil. Kita semua seharusnya saling menghormati, bukan menyakiti.”

    Tindakan Geovani mengejutkan teman-temannya, bahkan para siswa yang sering mengganggu Juan. Mereka tidak menyangka bahwa Geovani, yang biasanya pendiam, akan berbicara dengan tegas seperti itu. Beberapa siswa mulai merasa malu dengan perbuatan mereka, sementara yang lain merenungkan kata-kata Geovani. Guru yang berada tidak jauh dari situ melihat kejadian ini dan merasa bangga atas keberanian Geovani. Dengan tindakan kecilnya, Geovani telah menunjukkan bahwa meskipun menghadapi tantangan, kita semua memiliki tanggung jawab untuk melawan ketidakadilan.

    Kisah Geovani ini mengingatkan kita pada kisah dalam Injil Lukas 6:6-11, di mana Yesus menyembuhkan seorang pria dengan tangan yang kaku pada hari Sabat. Meskipun para ahli Taurat dan orang Farisi menunggu untuk menemukan kesalahan dalam tindakan-Nya, Yesus tetap melakukan yang benar. Ia tahu bahwa hukum kasih jauh lebih penting daripada tradisi atau aturan yang kaku. Seperti Geovani yang berani berdiri untuk keadilan, Yesus juga menunjukkan bahwa melawan ketidakadilan dan memperjuangkan kebaikan adalah tindakan yang benar dan berani, meskipun mungkin menghadapi tantangan atau penolakan.

    Sebagai siswa di sekolah Katolik, kita diajak untuk meneladani keberanian Geovani dan kasih Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Jangan takut untuk melawan ketidakadilan, meskipun berarti harus berdiri sendirian. Ingatlah bahwa iman kita mengajarkan kita untuk selalu melakukan yang benar, bahkan saat itu sulit. Dengan keberanian dan iman, kita dapat membawa perubahan positif di sekitar kita, menjadi alat Tuhan dalam menyebarkan kasih sayang dan kebaikan kepada sesama. Mari kita berani melawan ketidakadilan, seperti Geovani, dan hidup sesuai ajaran Yesus.

    “Dalam setiap tindakan kecil melawan ketidakadilan, kita menjadi alat Tuhan untuk menyebarkan kasih dan kebaikan di dunia ini.”

    Refleksi

    Seorang pemenang selalu melakukan refleksi diri untuk segera mendapatkan pembelajaran yang maksimal. Luangkan waktu dan tuliskan apa yang kamu pelajari.

    1. Pembelajaran terbesar saya hari ini adalah…
    2. Formula yang paling berkesan untuk saya adalah…
    3. Hari ini saya sangat bersyukur karena…

     

     

    Kreator : Silvianus

    Bagikan ke

    Comment Closed: Berani Menentang Ketidakadilan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021