KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Aksi » Berbagi Takdir

    Berbagi Takdir

    BY 04 Jul 2024 Dilihat: 54 kali
    Berbagi Takdir_alineaku

    Di kerajaan Zima yang megah, kehidupan keluarga Jedlicka kembali dipenuhi dengan kehangatan setelah perjalanan panjang dan penuh rintangan. Malam itu, di dalam kediaman Jedlicka yang berkilauan oleh cahaya lilin, Ilta berdiri dengan penuh keyakinan di hadapan keluarganya. Di sampingnya, Svetlana yang anggun berdiri tegak, siap untuk memperkenalkan dirinya.

     

    “Ayah, Bunda,” Ilta memulai dengan suara yang tegas namun penuh hormat, “izinkan aku memperkenalkan pada kalian, pasanganku, Svetlana. Dia bukan hanya pasangan hidupku, tetapi juga Angeluc pelindung yang lahir bersamaan dengan kelahiranku. Dia telah melindungi keluarga kita sepanjang hidupnya, dan sekarang, dia adalah bagian dari keluarga kita.”

     

    Svetlana melangkah maju, membungkuk hormat. “Terima kasih atas sambutan hangatnya. Saya adalah Svetlana, Angeluc yang diciptakan dari cahaya biru muda saat Ilta lahir. Sebagai pelindungnya, saya telah bersama keluarga Jedlicka sejak awal. Hari ini, saya berdiri di sini bukan hanya sebagai pelindung, tetapi juga sebagai pasangan hidup Ilta.”

     

    Alexei dan Aria saling bertukar pandang, terkejut namun menerimanya dengan hangat. “Svetlana,” kata Alexei dengan suara lembut, “kami sudah merasa kau adalah bagian dari keluarga ini. Tapi, mengetahui Ilta sudah melakukan sumpah suci di usia muda… ini adalah kejutan besar bagi kami.”

     

    Aria menambahkan, matanya berkaca-kaca, “Kau memiliki banyak kesamaan dengan Ilta dan bahkan denganku. Seolah-olah kau adalah putri kami.”

     

    Svetlana tersenyum lembut. “Saya senang bisa mendengarnya, karena sejak awal, saya selalu merasakan ikatan yang kuat dengan keluarga Jedlicka. Penampilan saya diambil dari Ilta, dan sifat-sifat saya dari Ibu Aria dan Ilta kecil. Kami memang seperti anak kembar identik.”

     

    Setelah suasana hati sedikit tenang, Ilta melanjutkan. “Ayah, Bunda, aku ingin bercerita tentang kehidupanku selama kalian tidak ada di sisiku. Kehidupan tanpa kalian sangatlah sulit. Aku terpuruk, namun dengan bantuan keluarga Videnbe dan ajaran dari Sang Ilahi, aku mampu bangkit. Hingga bertemu dengan Svela.”

     

    Alexei dan Aria mendengarkan dengan penuh perhatian. Setiap kata yang keluar dari mulut Ilta membuat mereka merasa sedih dan bersalah. Mereka tidak bisa membayangkan betapa beratnya beban yang harus ditanggung oleh putra mereka saat masih kecil, dan kini telah menjadi sosok yang dewasa.

    ***

     

    Aria, dengan mata yang masih basah oleh air mata, mendekati Svetlana. “Bolehkah kita berbicara sebentar, Svetlana?” tanyanya lembut.

     

    Mereka berdua berjalan menjauh, berbicara dengan nada pelan. Sementara itu, keluarga Videnbe yang terdiri dari Radostaw, Ivana, Sybil, Walter, dan Mateka tiba untuk menjenguk Alexei dan Aria. Mereka disambut dengan kehangatan dan penuh kegembiraan melihat keadaan Alexei dan Aria yang semakin membaik.

     

    Aria memimpin Svetlana ke sudut ruangan yang lebih tenang, jauh dari Ilta dan Alexei yang juga saling berbicara. Dengan lembut, ia menggenggam tangan Svetlana, menatap mata gadis muda itu dengan penuh kasih dan kebijaksanaan.

     

    “Svela,” Aria memulai dengan suara lembut namun tegas, “aku ingin berbicara denganmu secara pribadi. Sebagai ibu Ilta, aku sangat peduli pada kebahagiaannya, dan aku tahu bahwa kau juga memiliki perasaan yang sama.”

     

    Svetlana mengangguk pelan. “Ya, Ibu Aria. Aku sangat mencintai Ilta dan berjanji akan selalu melindunginya.”

     

    Aria tersenyum tipis, merasakan kejujuran dalam kata-kata Svetlana. “Aku percaya padamu, Svetlana. Namun, menjadi bagian dari keluarga ini dan pasangan Ilta berarti kau harus siap menghadapi banyak tantangan. Dunia kita penuh dengan bahaya dan tugas yang berat. Kau siap untuk itu?”

     

    Svetlana menatap mata Aria dengan penuh keyakinan. “Aku siap, Ibu Aria. Aku telah bersama Ilta dan keluarga Jedlicka sejak lahir, melindungi dan mendampinginya. Aku akan melakukan apa pun untuk memastikan keluarga Jedlicka bahagia dan aman.”

     

    Aria menghela napas panjang, lalu memeluk Svetlana dengan erat. “Terima kasih, Svela. Kau sudah menjadi bagian penting dari keluarga ini sejak awal, dan sekarang, sebagai pasangan Ilta, kau adalah putriku juga. Jaga dia baik-baik.”

     

    Svetlana merasa senang dan terharu dengan kata-kata Aria. “Aku berjanji, Ibu Aria. Aku akan menjaga Ilta dengan seluruh kekuatanku.”

     

    Mereka berdua berpelukan dengan penuh kehangatan, menyatukan cinta dan komitmen mereka untuk melindungi keluarga Jedlicka. Dengan percakapan ini, hubungan antara Aria dan Svetlana semakin kuat, dan Svetlana merasa lebih diterima dan dihargai sebagai bagian dari keluarga besar ini.

    ***

     

    Namun, di tengah-tengah kehangatan itu, ada rasa ingin tahu yang mendalam di hati Alexei. Setelah mendengarkan kisah perjalanan panjang Ilta dan cobaan yang dihadapinya, Alexei merasa perlu mengajukan pertanyaan yang telah mengganggu pikirannya.

     

    Alexei, yang masih berusaha pulih sepenuhnya, menatap Ilta dengan penuh perhatian. “Ilta, ada sesuatu yang ingin Ayah tanyakan. Saat kau berada di alam Nadvore, bagaimana kabar kakekmu, Vadim?”

     

    Ilta terdiam sejenak, mengumpulkan pikirannya sebelum menjawab. “Kakek Vadim… beliau ada di alam Nadvore, Ayah. Beliau memberikan bimbingan dan nasihat. Meskipun kita berada di dimensi yang berbeda, aku bisa merasakan kehadirannya dan dukungannya.”

     

    Alexei mengangguk, merasa lega mendengar kabar tersebut. “Kakekmu memang orang yang kuat dan bijaksana. Aku senang mendengar bahwa beliau masih bisa memberikan dukungan meski dari alam yang berbeda.”

     

    Aria, yang telah menyelesaikan percakapannya dengan Svetlana, bergabung kembali dengan yang lain. “Vladyka ke-10, Vadim Jedlicka. Adalah sosok yang dihormati karena keterampilan beliau dalam memimpin kerajaan Zima, bahkan hingga saat ini, Dewan Kazimierz menggunakan sistem beliau berkat Ilta.”

     

    Alexei tersenyum, mengenang masa lalu bersama ayahnya. “Aku harus berterima kasih kepada Ayah. Beliau benar-benar tulang punggung keluarga ini meskipun berada di alam Nadvore.” Gumamnya, memberikan doa kepada Sang Ilahi.

     

    Svetlana yang berada di dekat Ilta, menambahkan, “Kakek Vadim juga sangat memperhatikan keselamatan Ilta. Beliau sering mengirimkan pesan dan nasihat melalui cahaya ilahi yang menghubungkan kami.”

     

    Ilta mengangguk setuju. “Benar, aku ada cara untuk berkomunikasi dengan Kakek Vadim melalui gerbang alam. Aku yakin beliau akan sangat senang melihat kita semua bersama lagi.”

     

    Dengan semangat baru, keluarga Jedlicka bersiap untuk berkomunikasi dengan Vadim di alam Nadvore. Namun, sebelum mereka melanjutkan, Aria menambahkan dengan lembut, “Untuk malam ini, mari kita rayakan kebersamaan kita. Setelah semua cobaan dan perjuangan, kita layak menikmati momen ini.”

     

    Alexei, Aria, Ilta, dan Svetlana, merasakan kehangatan dan kedamaian yang langka. Dalam momen ini, mereka merasakan kekuatan cinta dan persatuan yang tak tergoyahkan, siap menghadapi masa depan bersama dengan penuh harapan dan tekad.

    ***

     

    Keesokan harinya, setelah mendengar kabar bahwa Alexei dan Aria telah pulih, keluarga Videnbe yang terdiri dari Radostaw, Ivana, Sybil, Walter, dan Mateka segera datang untuk menjenguk mereka. Mereka tiba di kediaman keluarga Jedlicka dengan hati penuh harap dan kekhawatiran.

     

    Radostaw, kepala keluarga Videnbe, mengetuk pintu dengan lembut sebelum masuk. “Alexei, Aria, kami mendengar kabar baik tentang kalian. Kami datang untuk melihat bagaimana keadaan kalian,” katanya dengan suara penuh kehangatan.

     

    Alexei yang baru saja duduk di ruang tamu bersama Aria, Ilta, dan Svetlana, menyambut mereka dengan senyum lebar. “Radostaw, Ivana, kalian datang. Terima kasih atas perhatian kalian,” balasnya.

     

    Setelah semua duduk dan bertegur sapa, suasana di ruangan itu penuh dengan kehangatan dan kebahagiaan. Ivana memandang Aria dengan mata berkaca-kaca. “Aria, kami begitu khawatir. Melihatmu kembali membuat hati kami tenang.”

     

    Aria tersenyum lemah, namun penuh rasa syukur. “Terima kasih, Ivana. Kami juga sangat merindukan kalian.”

     

    Mateka, kepala akademi, yang telah menjaga identitas Ilta saat masih menjadi Izka Videnbe, duduk di sebelah Alexei. “Ilta telah menjadi sosok yang luar biasa selama masa sulit ini. Dia menunjukkan kekuatan dan kebijaksanaan yang luar biasa di usia mudanya.”

     

    Alexei mengangguk, matanya penuh kebanggaan pada Ilta. “Kami berhutang budi pada kalian semua, keluarga Videnbe. Kalian menjaga dan membimbing Ilta dengan begitu baik saat kami tidak ada. Kami ucapkan terima kasih dari lubuk hati yang terdalam.”

     

    Walter, saudara termuda dalam keluarga Videnbe, menambahkan dengan senyum hangat, “Ilta telah menjadi inspirasi bagi banyak orang di akademi. Kami bangga bisa mengenalnya.”

     

    Ilta, yang duduk di antara orang tuanya, merasakan kehangatan dan cinta yang mengalir dari keluarga Videnbe. “Kalian semua telah menjadi bagian penting dalam hidupku. Terima kasih atas segala bantuan dan dukungan kalian.”

     

    Sybil, saudara tertua, menggenggam tangan Ilta dengan lembut. “Kami akan selalu ada untukmu, Ilta. Keluarga tidak hanya soal darah, tapi juga tentang cinta dan dukungan.”

     

    Dalam suasana penuh haru dan kehangatan, Alexei dan Aria merasakan betapa pentingnya dukungan keluarga Videnbe dalam masa sulit mereka. Aria berkata dengan suara bergetar, “Kita sekarang seperti satu keluarga besar. Kami sangat berterima kasih atas semua yang telah kalian lakukan.”

     

    Radostaw tersenyum dan menjawab, “Kita adalah keluarga, dalam segala hal yang penting. Kebersamaan ini adalah anugerah terbesar.”

     

    Dengan kata-kata penuh makna itu, suasana ruangan dipenuhi oleh rasa cinta dan harapan. Mereka semua merasakan ikatan yang kuat, siap menghadapi masa depan bersama-sama dengan hati yang penuh kehangatan dan cinta.

     

    Ilta, yang kini memasang Cakra Zorya di Cakram Pelindungnya sebagai sarung tangan bersimbolkan kristal es, merasakan kehangatan di hatinya. Dia berterima kasih dalam hati kepada Rzyuu atas bantuan yang tak ternilai ini. Ilta tahu bahwa ikatan yang terbentuk dengan Rzyuu akan bertahan selamanya. “Terima kasih, Rzyuu. Kau membantuku untuk bisa merasakan kehangatan keluarga sekali lagi,” bisiknya pelan, sambil memandang langit yang cerah. Kemudian memanjatkan doa pada Sang Ilahi.

     

    Mereka semua merasakan kebahagiaan yang mendalam, mengetahui bahwa mereka telah melewati cobaan yang berat dan kini siap untuk menghadapi masa depan dengan hati yang penuh harapan dan cinta.

     

    Tugas Utama Utusan Sang Ilahi

    Setelah Ilta menikmati waktu bersama keluarganya, kebahagiaan dan kehangatan mereka segera diiringi dengan tanggung jawab besar yang datang dari Sang Ilahi. Dalam heningnya malam, sebuah suara lembut namun kuat meresap ke dalam hati Ilta, memberikan pesan yang sangat penting.

     

    “Ilta, engkau telah dipilih untuk menjalankan tugas utama sebagai utusan-Ku,” suara itu bergema dalam pikirannya. “Engkau harus menghapus seluruh energi kegelapan yang ada di alam Zivotu dan alam Nadvore. Ini bukanlah tugas yang bisa dianggap remeh, tetapi hanya engkau, dengan kemampuan unikmu untuk menyerap energi kegelapan dan memisahkannya dari energi cahaya, yang mampu melaksanakan tugas ini.”

     

    Ilta termenung sejenak, memikirkan beratnya tugas yang diberikan kepadanya. Namun, ia tahu bahwa ini adalah panggilan yang tidak bisa diabaikannya.

     

    Svetlana, yang melihat Ilta tiba-tiba termenung, mendekatinya dengan cemas. “Apa yang terjadi, Ilta? Kau terlihat sangat serius.”

     

    Ilta menatap mata Svetlana, mencari kekuatan dalam tatapannya. “Svela, aku baru saja menerima pesan dari Sang Ilahi. Aku ditugaskan untuk menghapus seluruh energi kegelapan di alam Zivotu dan Nadvore.”

     

    Svetlana terdiam sejenak, mencerna kata-kata Ilta. “Itu tugas yang sangat besar, Ilta. Tapi aku tahu kau bisa melakukannya. Kau memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa.”

     

    Alexei, yang mendengar percakapan tersebut, mendekat dan menaruh tangan di bahu Ilta. “Anakku, kau telah menghadapi banyak rintangan dan selalu keluar sebagai pemenang. Tugas ini mungkin berat, tetapi kami akan selalu mendukungmu.”

     

    Aria, dengan mata berkaca-kaca, memeluk Ilta erat. “Kami sangat bangga padamu, Ilta. Kau membawa harapan tidak hanya bagi keluarga kita, tetapi juga bagi seluruh dunia. Ingatlah, kau tidak pernah sendiri.”

     

    Ilta mengangguk, merasa diberkati oleh dukungan keluarganya. “Terima kasih, Ayah, Bunda, Svela. Dukungan kalian memberikan kekuatan yang tak terhingga bagiku.”

     

    “Jadi, kapan kau akan memulai tugas ini?” tanya Svetlana, mencoba menguatkan suaranya.

     

    Ilta menarik napas dalam-dalam. “Aku akan melakukannya setelah kita menyelesaikan urusan di Kerajaan Zima, termasuk menentukan siapa yang akan menjadi Vladyka ke-12. Aku juga perlu bertemu dengan seorang Utusan Sang Ilahi lainnya, Iva dari kelompok More, di ibu kota benua Vozduxu, kota Ludmila. Dia akan membantuku dalam tugas ini.”

     

    Alexei tersenyum bangga. “Kau telah menjadi seorang pemimpin sejati, Ilta. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mendukungmu.”

     

    Dengan dukungan penuh dari keluarga dan orang-orang yang dicintainya, Ilta merasa siap untuk menghadapi tugas berat ini. Dia tahu bahwa perjalanan ke depan akan penuh tantangan, tetapi dengan keberanian dan cinta, dia yakin bisa mengatasi segala rintangan.

     

    Keesokan harinya, Ilta mulai mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Ia mengumpulkan informasi tentang Iva dan kota Ludmila, merencanakan perjalanan, dan memastikan bahwa kerajaan Zima siap untuk masa depannya. Ilta dan Svetlana juga berlatih bersama, memperkuat kemampuan mereka untuk menghadapi tantangan yang akan datang.

     

    Dengan hati yang penuh tekad dan dukungan dari keluarga serta Svetlana, Ilta siap menjalankan tugas besar yang diberikan oleh Sang Ilahi. Mereka tahu perjalanan ini akan penuh dengan rintangan, tetapi dengan keyakinan dan cinta yang mengikat mereka, tidak ada hal yang tidak bisa mereka hadapi.

     

    Ilta menatap langit malam dari balkon kediamannya, merasakan angin sejuk yang membawa harapan dan keyakinan. “Semoga kita berhasil, dan semoga kita selalu diberkati oleh Sang Ilahi,” bisiknya pelan, memandang jauh ke cakrawala yang penuh bintang.

     

    Begitu Ilta menutup matanya, bayangan Iva dan kota Ludmila mulai terbayang di pikirannya, memulai babak baru dalam petualangan hidupnya sebagai utusan Sang Ilahi.

     

    Pahlawan Putih dalam Takdir Salju

    Disisi lain, banyak generasi muda yang mulai mendengarkan kisah Ilta yang dibawakan oleh para pengelana dan pedagang yang berkunjung ke kerajaan Zima. Kisah Ilta menjadi legenda baru serta motivasi bagi generasi muda untuk membuktikan kemampuan mereka tanpa mengenal status.

     

    Di dalam kisah-kisah yang tersebar, Ilta diceritakan sebagai seorang pahlawan muda yang berjuang seorang diri sejak menghilang orang tuanya. Ia dikenal sebagai sosok yang luar biasa, mulai dari prestasinya di akademi sebagai lulusan tercepat, termuda, dan terbaik, hingga saat ia mengalahkan Koschei, ancaman terbesar di benua Vetru. Ilta juga memimpin kerajaan Zima dari balik bayangan, menggunakan metode yang sama, bahkan melebihi kepemimpinan Vadim di masanya.

     

    Kisah-kisah tentang Ilta kebanyakan berasal dari orang-orang yang pernah ditolongnya, baik secara langsung maupun tidak langsung selama ia masih ada di akademi. Salah satu aspek yang paling disorot adalah sarkasme halus Ilta saat menjalani perannya sebagai Izka, yang mana kata-katanya diartikan sebagai motivasi untuk meningkatkan kemampuan seseorang.

     

    “Apa yang bisa diharapkan darimu jika kamu saja sudah menyerah di awal? Memang, sangat wajar bagi pecundang untuk lari dari kenyataan karena takut akan kegagalan.”

     

    “Setiap kegagalan adalah sebuah pelajaran, karena dari sanalah kamu dapat belajar untuk bisa lebih baik di percobaan selanjutnya. Tapi lihat dirimu, menyerah karena tidak mampu melakukannya dan menganggap hal tersebut mustahil. Sangat mengesankan, bukan?”

     

    “Aku mengenal pekerja keras yang senantiasa berlatih di saat semua orang mencelanya karena ia tidak memiliki bakat. Tapi kau? Kau lebih memilih menjadi pemalas yang menyia-nyiakan waktunya karena berpikiran bahwa bakat adalah sesuatu yang ditentukan sejak lahir. Brilian sekali.”

     

    “Apakah kau ingin menjadi seseorang yang berpikiran bahwa dirinya bodoh? Jangan pernah mendengarkan penghinaan dari orang lain. Namun, kalau kau memilih untuk tidak membuktikan dirimu dapat berubah, itu tentu pilihan yang sangat ‘bijaksana’.”

     

    Dari sinilah, awal mula nama Pahlawan Putih dimulai dalam kisah Takdir Salju. Ilta menjadi sosok yang tak terlupakan, simbol keberanian dan ketekunan yang tak kenal menyerah.

     

    Mulai saat ini dan seterusnya, Ilta menjadi simbol generasi muda yang membuktikan bahwa kerja keras selalu memberikan hasil terbaik. Ia menjadi bukti bahwa setiap orang yang mampu bertahan dari lelahnya bekerja keras serta pahitnya kehidupan yang dialami, pasti akan membawa perkembangan dan perubahan yang begitu besar.

     

     

    Kreator : Ry Intco

    Bagikan ke

    Comment Closed: Berbagi Takdir

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021