Pagi itu Iskandar pamit kepada Husna untuk berangkat kerja. Husna melepas kepergian suaminya dengan penuh harapan mendapatkan rezeki yang lancar dan berkah. Iskandar bekerja sebagai supir bentor. Husna tenaga honorer di kantor kelurahan. Kehidupan mereka pas-pasan, kadang kekurangan karena menanggung dua anak yang masih sekolah. Anak pertama kelas duabelas, anak kedua kelas delapan.
Iskandar suami yang ulet, selalu berusaha keras untuk bisa menghidupi keluarganya dengan mengandalkan hasil dari menarik bentor. Husna istri yang tidak banyak menuntut, bisa mengerti penghasilan suami. Pendapatan tukang bentor bergantung situasi penumpang. Kalau banyak penumpang hasilnya mencukupi untuk makan sehari-hari. Kalau penumpang sepi, Husna membantu suami menafkahi keluarga dengan gajinya.
Sore itu Iskandar memberitahukan kepada Husna melalui chat di WhatsApp , kalau malam ini agak larut pulangnya karena mengantar penumpang yang ke luar kota. Iskandar biasa mengantarkan penumpang dengan jarak yang jauh, sehingga kadang pulang sampai larut malam. Namun kali ini sampai pagi Iskandar tidak pulang, tanpa kabar, handphone mati tidak bisa dihubungi. Husna risau, karena biasanya Iskandar selalu memberikan kabar ketika terlambat pulang. Husna berdoa semoga suaminya baik-baik saja.
Sepulangnya Husna dari kantor kelurahan keesokan harinya Iskandar sudah di rumah. Ia meminta maaf karena tidak memberi kabar dengan alasan telepon genggamnya kehabisan baterai. Husna menanyakan menginapnya di mana, penumpangnya siapa, laki-laki atau perempuan. Iskandar terusik dengan pertanyaan itu, dan tidak sanggup menyembunyikan kecurangannya karena tidak biasa berbohong.
Kemudian berterusterang kalau yang diantar adalah Sriatun, penumpang langganan yang sering antar jemput dari pasar. Karena bawa penumpang perempuan, takut jadi fitnah dan takut terjadi zina, Iskandar dan Sriatun menikah siri. Husna duduk lemas di kursi mendengar penjelasan suaminya. Dunia serasa runtuh. Tidak mungkin menikah siri dengan tiba-tiba. Pasti sudah direncanakan. ‘Takut jadi fitnah dan takut zina hanya alasan agar bisa dimaklumi.’ Begitu batin Husna.
Selama ini Husna sudah mengetahui suaminya sering berhubungan lewat chat dengan Sriatun, Husna berprasangka baik, percaya kepada suami. Mereka berhubungan sebatas penumpang dan tukang bentor. Sriatun berjualan pakaian anak-anak di pasar. Iskandar tiap hari antar jemput sambil membantu membawakan barang dagangannya. Sriatun janda ditinggal mati suaminya, harus menghidupi tiga anak, merasa terbantu sekali dengan berlangganan bentornya Iskandar.
Mungkin witing tresno jalaran soko kulino.
“Laki-laki boleh poligami,” Iskandar membela diri ketika Husna tidak mau menerima apa yang telah dilakukannya.
“Bukan seperti ini cara poligami !” Protes Husna. “Harus minta izin kepada istri !” Lanjutnya.
“Poligami itu ada dua cara, kalau minta izin tidak dikasih, ya minta maaf,” Iskandar masih membela diri tanpa rasa bersalah.
“Jangan bercanda dengan poligami, itu jawaban yang tidak bertanggung jawab. Poligami itu ada syarat dan tanggung jawabnya berat di hadapan Allah!”Suara Husna meninggi karena kesal dengan jawaban suaminya.
“Sudah terlanjur, bismillah dan adik terima Sriatun jadi keluarga kita,” pinta Iskandar.
Husna geram dengan permintaan suaminya, tanpa rasa bersalah memintanya untuk menerima Sriatun. Husna memilih diam. Dia paham sifat suaminya selalu merasa benar. Sia-sia berdebat dengannya. Hati terluka akan tambah sakit kalau berdebat dengan suami yang sedang mabuk cinta kepada seorang janda.
***
Di kantor kelurahan, Badriah mendekati Husna yang terlihat murung. Sementara teman-temannya sedang berkumpul karena ada objek gosip.
“Badriah, janda sebelah rumahmu itu sudah menikah, ini lihat story Facebooknya !” seru Balqis, sekretaris kelurahan yang paling heboh kalau bergosip. Badriah meninggalkan Husna dan melihat story yang dimaksud. Janda sebelah rumahnya, Sriatun memamerkan cincin permata, dilingkarkan oleh pria yang dia kenal.
“Husna!” Tiba-tiba teriakan Badriah mengagetkan ruangan kantor kelurahan. Kemudian mendekati Husna dan memperlihatkan story Facebook Sriatun.
“Ini yang membuat kamu murung Husna?” Badriah turut merasakan sakit hati. Husna menjawab dengan anggukan kepala tanpa sepatah kata, air mata mengalir tanpa bisa ditahan.
“Mengapa kau mengizinkannya, kasihan anak-anakmu kalau sampai tahu,” Badriah menyayangkan nasib Husna.
“Mereka menikah siri diam-diam, tanpa sepengetahuanku,”Husna semakin terisak.
“Aku tidak akan tinggal diam, akan kubuat perhitungan dengan janda itu,” Ancam Badriah.
Badriah mengumpulkan teman-temannya, entah apa yang mereka bahas, Husna menyendiri dalam kesedihan. Terbayang-bayang story Facebook Sriatun. Teganya suami yang selama ini dia percayai mengkhianatinya, sanggup membeli cincin untuk seorang janda. Sedangkan untuk makan sehari-hari kadang Husna harus utang di warung tetangga. Yang membuat semakin sakit, Husna pernah menjual semua perhiasannya ketika mereka awal membangun rumah tangga, agar bisa makan. Karena waktu itu Iskandar belum ada pekerjaan, dan mereka kehabisan uang.
Husna sudah lupa peristiwa itu karena ikhlas demi keluarga. Tetapi melihat cincin permata yang diberikan kepada Sriatun, dia tidak bisa menerima. Hati terasa teriris-iris. Tak pernah terpikir oleh suaminya untuk mengganti perhiasan yang telah dijualnya, tetapi malah membelikan cincin untuk seorang janda. Sebagai istri Husna merasa terhina karena suaminya menganggapnya istri yang tidak berharga sampai diperlakukan seperti ini. Apalagi kadang Husna disuruh utang untuk keperluan makan sehari-hari atau keperluan sekolah anaknya. Tetapi ada uang dan mampu membelikan cincin untuk seorang janda. Husna merasa perngorbanannya demi keluarga tidak dihargai oleh Iskandar. Pengorbanan dibalas dengan pengkhianatan.
Malam itu pulang dari menarik bentor, Iskandar marah besar kepada Husna. Dia perlihatkan postingan orang-orang di kantor kelurahan, teman-teman Husna.
“Jangan libatkan orang lain, awas kamu ya!” Ancam Iskandar.
Husna melihat postingan teman-temannya yang ditunjukkan oleh Iskandar. Isinya ajakan boikot jualan Sriatun di pasar, karena dia seorang pelakor, merusak rumah tangga orang. Husna tidak menyangka teman-temannya peduli kepadanya, tetapi dia yang akhirnya dimarahi suaminya.
Husna hanya diam dicaci-maki oleh suaminya. Sia-sia membela diri. Iskandar tidak akan percaya kepadanya. Sudah jatuh tertimpa tangga. Sakit dikhianati suami, sekarang dicaci-maki. Merasa tidak dihargai, sakit hati karena kecewa. Ingin pergi sejauh-jauhnya, tetapi kasihan anak-anak. Terpaksa bertahan demi anak-anak.
Kreator : Tri Uswatun Hasanah
Comment Closed: Bercanda Dengan Poligami (chapter 1)
Sorry, comment are closed for this post.