KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Bercanda Dengan Poligami (chapter 3)

    Bercanda Dengan Poligami (chapter 3)

    BY 29 Jun 2024 Dilihat: 177 kali
    Bercanda Dengan Poligami (chapter 3)_alineaku

    POV Iskandar

    Dengan perasaan geram Iskandar meninggalkan rumah kontrakan Sriatun, melaju dengan bentornya menuju rumah. Dia marah dengan kelakuan Husna yang mengumbar hubungannya dengan Sriatun. Sekarang mereka sah dan halal sebagai suami istri, jadi tidak rela dikatakan selingkuh. Kalau Husna menghargainya sebagai suami, dia akan menutup aib suaminya. Iskandar tidak menyangka dengan keberanian Husna menyebar pernikahan sirinya dengan Sriatun. Selama ini Husna pendiam dan menerima apa pun kelakuan Iskandar. Bahkan Iskandar pernah memukulnya, dia diam dan menyimpan kelakuan suaminya.

    Iskandar ingat sekali ketika beberapa bulan lalu Husna pernah lebam badannya karena pukulannya. Ketika itu Iskandar melihat Husna terlambat pulang ke rumah dan turun dari mobil Umar, tetangganya. Berbagai prasangka muncul, apalagi waktu itu hujan deras. Tanpa pikir panjang, Iskandar langsung memukul Husna beberapa kali.

    “Pulang lambat, diantar laki-laki lagi!” suara keras Iskandar sambil memberikan pukulan ke badan Husna. Husna berusaha membela diri karena tidak merasa bersalah.

    “Maaf, Bang. Tadi lama menunggu hujan reda.”

    “Mengapa Umar yang mengantar pulang?” Iskandar tidak puas dengan alasan yang diberikan Husna.

    “Cuma numpang, Bang. Karena searah, dan tadi adik kirim chat minta jemput Abang, tidak ada jawaban, padahal Abang sudah baca chat yang adik kirim,” Husna menjelaskan.

    Iskandar berhenti memukul Husna, merasa bersalah karena tidak menjawab chat yang dikirim Husna. Dia sedang mengantar Sriatun belanja tadi ketika chat dari Husna masuk di aplikasi hijaunya. Dia lupa membalasnya. 

    “Tapi tetap salah karena diantar laki-laki!” Iskandar gengsi mengakui kesalahannya, tetap menyalahkan Husna.

    “Dalam mobil juga ada istrinya Mas Umar.” Suara Husna lirih menahan tangis.

    Iskandar diam, karena dia telah salah sangka. Namun ego membuat dirinya tidak mau  mengakui kesalahannya. Beberapa hari kemudian ketika Dita, kakak Husna berkunjung, Iskandar curiga kalau Husna mengadukan kelakuannya. Namun ternyata kakaknya hanya mengantarkan oleh-oleh dari liburannya ke Bali. Iskandar lega karena Husna tidak mengadukan kelakuannya. Dia pun bersyukur memiliki istri seperti Husna yang pendiam, pemaaf, dan tidak suka mengadu.

    Karena sifat Husna yang pendiam dan pemaaf itulah Iskandar percaya diri dan penuh keberanian untuk mengkhianatinya. ‘Pasti nanti Husna akan memaafkannya’, pikirnya. Dia menikah siri dengan Sriatun dengan harapan Husna akan memaafkan dan mengerti dengan kelakuannya sebagaimana biasanya.

    Antara rasa kasihan dan rasa senang dengan perlakuan Sriatun kepadanya, membuat Iskandar mulai merasa jatuh cinta. Sriatun sering curhat dengan keadaannya yang sendirian membesarkan anak-anaknya sambil bekerja keras untuk mencari nafkah. Karena rasa iba, Iskandar selalu membantu dan siap menjadi tempat curhat Sriatun. Sriatun pun memperlakukannya dengan istimewa. Sering membelikan makanan yang enak-enak, memberinya pakaian dan sepatu yang bagus. Bahkan kadang memberinya uang.

    Walau pun janda, kondisi ekonomi Sriatun tergolong lebih dari cukup. Karena kepintarannya berdagang, sehingga banyak pelanggan. Kualitas pakaian yang dijual Sriatun termasuk bagus, dengan harga yang terjangkau sehingga pelanggannya puas. Kondisi keuangan yang baik, membuat Sriatun sering memberikan uang yang lebih dari ongkos sewa bentornya kepada Iskandar.

    Iskandar berpikir, akan menyenangkan jika menjadi suami Sriatun karena dia tidak akan kekurangan uang. Menambah istri dan menambah rezeki. Begitu harapannya. Sriatun juga langsung setuju untuk menikah siri dengannya. Iskandar hanya membayangkan kesenangannya beristri dua. Tanpa memikirkan resikonya.

    Dalam waktu lima belas menit, Iskandar sampai rumah. Dia melihat Honda Brio milik Dita, terparkir di halaman rumah. Berbagai prasangka hadir dalam benaknya. Jangan-jangan Husna mengadukan pengkhianatannya kepada Dita, sehingga kakaknya datang ke rumah. Iskandar segan dengan Dita karena Dita yang membantunya untuk mendapatkan cinta Husna sampai menikahinya. Iskandar dan Dita teman kuliah. Dita juga sering membantu perekonomian keluarganya. Bahkan ketika orang tua Iskandar sakit, Husna yang membantu biaya berobatnya. 

    Setelah lulus kuliah, Dita merintis usaha toko bangunan. Sedangkan Iskandar menjadi tukang bentor karena gagal menjadi pegawai negeri.

    Iskandar memarkirkan bentornya kemudian masuk ke rumah. Dia heran melihat Husna dan anak-anaknya yang sudah berdandan rapi. 

    “Ayah, ayo ikut ke mall, mama Dita mau traktir makan,” ajak Rio, anak sulungnya.

    “Ayo Is, kita makan di luar dulu, sekalian ajak anak-anak jalan,” Dita juga mengajaknya. Melihat keramahan Dita, Iskandar menahan hawa marahnya. Dia pun bergegas ganti pakaian dan ikut ke mall. Iskandar khawatir kalau dia menolak, Dita akan curiga dengan kelakuannya terhadap Husna. 

    Setelah makan, mereka berjalan keliling mall. Iskandar menggandeng Ragil, anak bungsunya ke toko mainan untuk membeli mobil remote. Meskipun sudah beranjak remaja, Ragil masih ingin main mobil remote. Mama Dita yang memberikannya. Dia sering melihat teman-teman di komplek rumahnya berlomba adu ketangkasan memainkan mobil remote. Dari toko mainan, mereka bermain basket di arena game lantai atas mall.

    Sementara Husna lebih banyak mengabadikan momen dengan kamera handphonenya dan siaran langsung melalui Facebook. Iskandar menyadari sikap Husna yang lebih banyak diam, sehingga dia berusaha menutupinya dengan bermain bersama anak-anaknya. Dia khawatir Dita akan curiga karena Dita hanya duduk-duduk sambil mengamati mereka bermain.

    Malamnya, anak-anak cepat tidur karena kelelahan bermain di mall. Husna juga cepat tidur, sehingga Iskandar tidak sempat melampiaskan kemarahannya. Bahkan memandangi wajah istrinya yang kelelahan, kemarahannya benar-benar hilang. Rasa bersalah menghantuinya karena telah mengkhianati Husna. Pengorbanan Husna untuk keluarga, kebaikan Dita kepadanya dia balas dengan pengkhianatan. Entah apa yang akan dilakukan Dita kalau tahu dia telah mengkhianati Husna. Dita sangat sayang kepada adiknya, karena tinggal Husna keluarga yang Dita miliki. Kedua orang tuanya sudah meninggal.

     

    Kreator : Tri Uswatun Hasanah

    Bagikan ke

    Comment Closed: Bercanda Dengan Poligami (chapter 3)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021