“Tante, lagi ngapain di situ?” Terdengar suara Pampam begitu nyaring. Dia menyapa Tante yang ngontrak di depan rumahnya. Maklum namanya tinggal di perumahan padat penduduk, rumahnya saling berhadapan dan berdempetan. Sehingga banyak aktivitas yang tak luput dari pengamatan tetangganya. Banyak pula komunikasi atau obrolan sesama tetangga yang terdengar pula oleh tetangga dekatnya.
Begitu pula Si Pampam yang sedang menyapa tetangganya dengan sebutan Tante itu. Tanpa disadari bahwa suaranya didengar oleh orang lain mereka berkomunikasi biasa dengan akrabnya.
Sebagaimana pula komunikasi Pampam saat itu dengan Tante depan rumah yang baru dua bulan kemarin berbaiat masuk islam itu. Si Pampam tidak berpikir apakah pertanyaannya menyinggung perasaannya atau tidak, yang pasti si Pampam merasa heran dan mengetahui bahwa apa yang dilakukan itu tidak sesuai dengan ajaran agamanya.
Waktu itu Si Pampam pulang dari masjid berjalan kaki bersama teman-temannya Genk Squad Empat Sekawan. Sesampai di jalan gang rumahnya mereka berpisah belok ke rumah masing-masing. Begitu pula Si Pampam yang sudah sampai di depan pagar rumahnya, dia melihat Tante yang ngontrak di depan rumahnya sedang berada di pojok pagar depan rumahnya sendiri.
Si Pampam menghentikan langkahnya. Sambil berdiri berpegangan pagar yang akan dibukanya, si Pampam diam sejenak mengamati Tante tersebut. Penasaran dengan apa yang dilakukan Tante itu, si Pampam bertanya dengan suaranya yang lantang.
“Tante Viona, ngapain Tante di situ?” tanya Pampam dengan serius.
Tampak tetangga sebelahnya membuka pintu dan mencuri dengar dari balik pagar rumahnya. Tanpa bersuara dia berdiri mematung memperhatikan Si Pampam dan mendengarkan pembicaraannya dengan tetangga sebelahnya.
Sedangkan Si Pampam dan Tante Viona tidak menyadari bahwa obrolan mereka menarik perhatian tetangganya.
“Lagi berdoa.” Jawab Tante Viona singkat.
“Loh, Berdoa? Kenapa berdoa kok kayak gitu? Tante kan sudah masuk Islam? Kok berdoanya kayak gitu?” kejar Pampam semakin penasaran.
“Iya, Tante kan orang Cina. Ini berdoanya orang Cina.” Jawab Tante Viona memberi penjelasan.
“Lha, kenapa Tante masuk islam?” sahut Pampam masih dengan suara yang lantang.
“Ya gak papa lo. Kan ada juga orang Cina yang beragama Islam.” Jawab Tante Viona sambil melangkah pergi masuk ke dalam pagar rumahnya.
Pampam pun diam. Tidak lagi menimpali ucapan Tante Viona. Dia pun melangkah perlahan masuk ke rumahnya.
Dalam hati si Pampam yang masih kelas 3 SD itu berkata: “Berarti Tante itu belum tahu ya kalau sudah masuk islam berdoanya juga harus sesuai ajaran agama islam. Berarti Tante tadi masih melaksanakan ibadah sesuai agama yang dianutnya dulu. Aku tadi bermaksud untuk ngasih tahu kalau sudah masuk islam itu semua ibadah dan berdoanya juga harus sesuai ajaran agama islam. Artinya Tante itu harus meninggalkan kebiasaan ibadah yang dilakukan agama yang dianut sebelum masuk islam.
Tapi kayaknya Tante gak paham dech dengan apa yang aku maksud. Atau aku juga gak bisa memilih kata-kata yang bisa dipahami Tante itu tadi ya. Makanya saat aku bilang, kenapa masuk islam, tadi dia jawabnya kayak gitu. Maksudku tadi kenapa sudah masuk islam kok masih belum meninggalkan adat kebiasaannya berdoa ala Cina. Padahal dia orang Cina keturunan. Tapi, ya sudahlah. Allah Maha Tahu.
Semoga Allah selalu membimbingnya dan membimbing aku pula. Semoga aku dan dia selalu diberi petunjuk jalan yang benar. Semoga Tante nanti dipertemukan dengan orang yang mampu mengarahkannya dan memberi ilmu keislaman yang sempurna.” Ujar Pampam dalam hati.
Kreator : Endah Suryani
Comment Closed: BERDOA KOK DI SITU
Sorry, comment are closed for this post.