KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Beres …

    Beres …

    BY 24 Sep 2025 Dilihat: 12 kali
    Beres_alineaku

    Sebuah pickup melaju sedang di jalan depan kios tempat Mama jualan sembako dan membuka jasa menjahit. Teriakan kencang si pengemudi pickup menambah riuh kegaduhan anak-anak sekolahan yang datang berebutan membeli jajanan karena sementara jam istirahat. 

    “Beerrreesssssss…” demikian lengkingannya sembari membunyikan klakson berulang-ulang saat melewati kios. Deru mesin pickup yang terdengar kepayahan karena muatan yang tak sedikit, terdengar di sela-sela tawa riang si pengemudi pickup.

    Mendengar teriakan ini, aku dan Mama yang sementara kerepotan di kios melayani siswa-siswa yang membeli, otomatis menyahut dengan meneriakkan kata yang sama, 

    “Bbbeerrreeesssss…”, kemudian kami saling menatap, terkekeh dan menggeleng kepala bersama dengan suasana hati riang. 

    Hanya satu kata, namun bisa membawa kembali berjuta rasa dan kenangan masa kecil di kampung kelahiranku. 

    Ketika hari beranjak sore, anak-anak sekolah sudah kembali ke rumah mereka masing-masing, tinggallah sepi melanda seantero kios. Hanya bunyi alat kebersihan yang terdengar seiring dengan gerakanku dan Mama yang beberes kios sambil menata dan mengisi kembali isi kios yang hari ini terjual. 

    Sembari giat menata dagangan, Mama nyeletuk dengan riang. 

    “Om Sammy masih inga katu kang tu kata itu. Kira dia so lupa,” diiringi senyum merekah di bibirnya. Pipiku pun tanpa diperintah langsung merona merah muda, malu mengingat nostalgia masa kecil bersama Oma di kampung dulu. 

    Na, ngana tau to tu sejarah Beres itu?” kata Mama mengawali perbincangan kami. 

    “Tau no, Ma. Masa kwa kong nda,” perbincangan kami dalam logat Manado yang kental. 

    “Bagimana depe cirita yang ngana tau?”

    “Duh, Mama dang. Musti so mo cirita ulang? Malo ley kong ada orang datang ba bli kong dengar.”

    “Hih… kyapa kwa mo malo. Itu kan kenangan masa kecil. Nanti kalo ngana so kaluar dari Manado, kong Oma so nda ada, baru ngana mo rindu dengan tu kata itu,” cerocos Mama yang menyadarkanku bahwasanya memang benar satu kata itu nanti akan menjadi salah satu kenangan tak terlupakan untukku di kemudian hari. 

    Jadi, begini ceritanya…

    Saat aku masih bayi, dikarenakan Mama dan papa baru mulai merintis karir di kota, maka akupun dititipkan di Oma untuk diasuh, dididik dan dibesarkan di kampung halaman kelahiranku. Mama dan papa mencari nafkah di kota demi memenuhi kebutuhanku dan kebutuhan mereka. Kala itu, mereka masih mengontrak kamar di kota karena belum mampu beli rumah sendiri. 

    Aku ditinggalkan dengan Oma sejak masih bayi berumur tiga bulan. Setiap jejak perkembanganku, Oma lah yang paling tahu, bukan Mama. Kapan aku tumbuh gigi, kapan aku mulai jalan, kapan aku mulai belajar bicara, kapan aku mulai makan pedas, kapan aku bisa ke toilet sendiri, kapan hari pertama aku masuk sekolah dan sederet peristiwa pertamaku yang lainnya. 

    Ketika aku mulai belajar bicara, ada dua kata pertama yang ku sebutkan, yaitu “O…ma” dan “Beres” dengan huruf R sengau a la bayi. 

    Kata-kata itu ternyata terbentuk karena seringnya diucapkan Oma. Aku anak yang minum susu kalengan dari bayi, selalu teriak 

    “Ooommmaaaaaa… susu…” saat lapar dan haus melanda. Dan Oma akan menjawab pula dengan lantang, 

    “Bbbeerrreeesss…” dari manapun posisinya, di dalam maupun di luar rumah. Kata itu yang menjadi jawaban Oma setiap kali aku minta di buatkan susu, bahkan sebelum ku teriakkan kata susu. 

    Kebiasaan ini terdengar sampai di rumah tetangga. Dan mereka pasti langsung bisa menebak, kalau Oma teriak Beres… berarti aku minta susu. Dan hal ini bisa berlangsung sepuluh kali bahkan lebih dalam sehari, karena konon katanya aku tidak suka minum air putih. Jadi setiap kali haus, aku minta dibuatkan susu. Dan, kata itu adalah jawaban yang sangat menenangkan buatku, karena aku tahu pasti Oma akan segera membuatkan susu untukku. 

    Nah, Om Sammy, si pengemudi pickup tadi, adalah salah seorang tetangga Oma di kampung dari dulu sampai sekarang. Aku yang sudah bersekolah di kota, mulai jarang pulang ke kampung kecuali saat liburan saja. Tak disangka, Om Sammy yang sering lewat depan rumah kala membawa hasil bumi dari kampung untuk di jual di pasar di kota ini, masih ingat akan kata itu. Dan tanpa segan meneriakkannya dengan riang setiap kali lewat depan kios Mama. Akupun sangat terhibur dan terobati rindu pada Oma. 

    Beres … … …

     

     

    Kreator : Vidya D’CharV (dr. Olvina ML.L. Pangemanan, M.K.M.)

    Bagikan ke

    Comment Closed: Beres …

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021