Kesempatan untuk belajar mengajar di sebuah sekolah formal mungkin bisa dianggap ‘gampang’ walau terkadang juga belum tentu mudah. Sudah mengirimkan beberapa lamaran di beberapa lembaga pendidikan tapi tidak kunjung datang panggilan. Lain halnya dengan kisah ini yang diawali dengan kesempatan menjadi guru pengganti sementara selama cuti melahirkan bagi guru yang sesungguhnya.
Aku mendapat kesempatan menjadi guru pengganti sementara selama teman kuliahku dulu cuti melahirkan. Ya, hanya tiga bulan lamanya. Dan kesempatan itu tidak aku sia-siakan. Sebelumnya aku memang mengajar di sebuah Madrasah Tsanawiyah di desa kelahiranku. Aku mengundurkan diri untuk kembali ke kota Semarang karena tugas akhir kuliah belum selesai. Jadi, niatnya kembali ke kampus untuk menuntaskan skripsi.
Sewaktu kembali ke Semarang mendapat tawaran menggantikan mengajar sementara di SMAN 6 Semarang sebagai guru Bahasa Indonesia Kelas 10. Guru utama teman kuliahku yang sudah lulus, sudah menjadi guru bantu di sekolah itu. Dan kebetulan akan cuti melahirkan selama tiga bulan. Dengan berbekal Surat Keterangan PPL dan pernah mengajar di MTs, Kepala Sekolah mengizinkan aku menggantikan sementara.
Itulah kali pertama aku mengajar di jenjang Sekolah Menengah Atas, karena pengalaman sebelumnya di SMP atau MTs. Ada hal yang berbeda karena murid-muridnya lebih dewasa bahkan sangat kritis. Jadi, aku sempatkan untuk belajar materi pembelajaran juga sharing dengan teman sejawat.
Lima kelas yang aku ajar dari kelas 10.1 sampai 10.5. Berbekal ilmu yang aku peroleh saat kuliah dan pengalaman mengajar sebelumnya memberi kekuatan dan kepercayaan diriku tumbuh. Aku kira murid-muridku juga senang belajar denganku. Aku juga merasa nyaman belajar dengan mereka. Berbagai metode mengajar aku terapkan agar tidak membosankan atau tidak monoton.
Hampir tiga bulan aku menjalankan tugas dan sebentar lagi guru utama akan hadir kembali ke sekolah. Kabar baik yang kuterima bahwa aku mendapat jam mengajar guru bahasa Indonesia lainnya yang akan purna tugas. Artinya, sangat mungkin aku lanjut bertugas meskipun guru yang aku gantikan cuti melahirkan akan kembali ke sekolah.
Namun, aku jadi teringat bahwa niatku untuk menuntaskan skripsi harus aku prioritaskan maka aku memberanikan diri menyampaikan kepada pimpinan sekolah.
“Ibu, saya mengucapkan terima kasih telah diberi kesempatan dan pengalaman mengajar di SMA N 6 ini. Banyak hal yang saya peroleh dalam berkolaborasi dengan teman guru lainnya. Banyak arahan dan bimbingan Ibu dalam menuntaskan tugas saya. Saya mohon izin untuk tidak melanjutkan tugas mengajar di sini.”
Begitu penyampaian lisanku kepada Ibu Kepala Sekolah waktu itu.
Ibu Kepala Sekolah yang bijaksana juga menyambutnya dengan baik dan memberi pesan untuk terus menjalin silaturahmi.
Tiada kata perpisahan yang istimewa tapi berkah menjadi guru pengganti, aku mendapat kesempatan belajar dan menyusun strategi bahkan ide khusus sejalan dengan skripsi yang aku susun. Tiga bulan menorehkan kenangan indah. Bertemu dengan Ibu-Bapak guru yang hebat, yang menjadi inspirasi untuk menjadi dewasa dalam menghadapi semua tantangan hidup.
Bahkan aku sempat berkunjung ke rumah beberapa guru. Ada yang rumah tinggal sederhana atau biasa, ada pula guru dengan suami seorang dokter spesialis rumah tinggalnya mewah, luar biasa. Aku menjadi berkaca diri bahwa semua penuh warna, dalam posisi aku seorang wanita lajang yang sudah siap berkeluarga.
Berkah sebagai guru pengganti aku peroleh dengan kesempatan menata diri menuju kesiapan merampungkan skripsi. Bersamaan itu pula aku mendapatkan salam perjumpaan dengan kawan lama melalui teman kuliah lainnya. Ibarat kata aku dijodohkan dengannya. Bak gayung bersambut, kisah kasih itu tak berselang lama. Tiga bulan aku menjadi guru pengganti sementara, tiga bulan berikutnya aku menyelesaikan skripsi, tiga bulan lanjut aku mendapat pinangan, dan tiga bulan selanjutnya aku melangsungkan pernikahan suci.
Begitulah hikmah dan karunia Tuhan untukku dalam perjalanan mencapai mahligai rumah tangga. Dalam doa yang kulantunkan agar dapat menggapai kehidupan sakinah mawaddah wa rohmah. Jadi, jangan pernah mengabaikan hal sederhana dalam hidup ini, hanya membantu sebagai guru pengganti sementara selama tiga bulan tetapi mendapat karunia yang tiada disangka-sangka bahkan nikmat yang luar biasa.
Kreator : Dwi Astuti
Comment Closed: Berkah menjadi guru pengganti
Sorry, comment are closed for this post.