KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Bermain Cantik Untuk Suamiku

    Bermain Cantik Untuk Suamiku

    BY 15 Mar 2023 Dilihat: 52 kali

    Oleh : Veronia Tamara

    “Mau makan apa, Mas ?” 

    “Wah, menunya enak-enak nih, Mas. Aku jadi bingung pilihnya. Kalau Mas, mau menu yang mana?” Aku bertanya pada Mas Arga. Tapi yang ditanya tak terdengar suaranya. 


    Aku mengangkat kepala dan mengarahkan kepalaku ke depan, ke posisi duduk Mas Arga. Orang yang dari tadi aku ajak bicara ternyata tidak melihat ke arahku. Pantas saja tidak menjawab pertanyaanku. Rupanya aku tidak menjadi perhatian Mas Arga.


    Kepala Mas Arga mengarah ke seberang kirinya, berarti ke belakangku. Penasaran aku juga ikut memutar kepalaku mengarah sama dengan arah pandangan Mas Arga. Ow, di sana duduk seorang wanita cantik dengan gaun berwarna navy dan rambut paanjang melewati bahu. Di tangan Wanita itu tampak sebuah handphone iphone yang dari tadi dipandanginya. Kulitnya putih mulus dengan lipstik berwarna merah. 


    Ternyata ada pemandangan yang sangat indah yang sedang dinikmati Mas Arga. Aku jadi diabaikannya. Ada mulai merasakan suhu panas mengalir di hatiku. Aku cemburu. Kalau dibanding dengan wanita itu aku akui penampilanku jauh dibawahnya.


    Apa dia artis ? Atau istri konglomerat ? Aku bertanya-tanya dalam hati. Dari dandanannya dan handphonenya terlihat jelas kalau wanita itu berasal dari kelas atas. Dia menjadi magnet mata lelaki di restoran ini. 


    Malam ini aku dan Mas Arga sedang merayakan ulang tahun perkawinan kami yang kelima. Hanya kami berdua. Kami sudah punya sepasang anak. Mereka kami titip di rumah orangtuaku. Tidak ada pesta yang kami buat. Hanya makan malam berdua. Aku berharap ini adalah makan malam romantis.


    Makan malam yang aku harapkan akan memberikan kenangan indah, malah membuat suasana hatiku jadi rusak. Aku sangat tersinggung dengan ulah Mas Arga. Bukannya  memperhatikan dan menyenangkan hatiku, eh, malah memandangi wanita lain.


    Aku paham betul dengan pepatah Minang “condong mato ka nan rancak”, artinya mata itu lebih suka melihat keindahan dan yang rupawan. Tapi, kan ada istrinya di dekatnya, tetap aja melirik wanita lain.


    Aku diam dan menunduk sambil menarik nafas panjang. Ku hembuskan perlahan nafas panjangku, berusaha untuk menenangkan hati. Aku tidak boleh bertengkar dengan Mas Arga di tempat ini. Selain malu, tentunya rencana merayakan ulang tahun perkawinanku ini akan jadi berantakan. Aku tidak mau sejarah di lima tahun perkawinanku justru memberi kenangan buruk.


    Aku pejamkan mata sambal beristighfar. Aku memohon pada Allah agar diberi ketenangan dalam menghadapi situasi ini. Setelah kurang lebih 3 menit aku membuka mata dan berdiri dari tempat dudukku.


    “Selamat malam, Mba. Maaf mengganggu sebentar,” aku menyapa wanita cantik itu. Dengan menahan cemburu, aku memutuskan untuk berkenalan dengan wanita itu. Daripada marah hanya akan merugikan diriku sendiri, lebih baik aku membalas Mas Arga dengan “bermain cantik”. 


    “Selamat malam juga. Ada apa ya?” tanya wanita itu.


    “Perkenalkan, nama saya Zura. Saya minta maaf mengganggu waktu Mba sebentar. Saya mau bertanya beberapa hal kepada Mba,” jawabku. Aku menjelaskan alasan aku mendatangi mejanya dan menyapanya.


    “O iya. Saya Vania, bertanya soal apa ya, Mba?” tanyanya balik. Vania, mmm.. nama yang cantik, secantik orangnya. 


    “Mba Vania sendirian atau ada teman? Saya takut nanti temannya terganggu?” 


    “Saya lagi nunggu suami saya. Kami janjian makan malam disini. Suami saya berangkat dari kantor sedangkan saya dari rumah. Tapi masih belum datang, mungkin kena macet,” jawabnya ramah menjelaskan situasinya. Sama sekali tidak terlihat ekspresinya terganggu dengan kedatanganku.


    “Oh, kalau gitu, sekalian saya temanin dulu sambil ngobrol, bolehkan?” tanyaku lagi.


    “Boleh, tapi Mba Zura sendirian?” tanyanya balik.


    “Saya dengan suami saya. Itu yang di meja seberang itu,” aku mengarahkan ibu jariku ke arah Mas Arga. Ternyata Mas Arga sedang melihat ke arahku dengan mata agak membesar dan kening berkerut. Aku membalas ekspresi Mas Arga dengan senyuman lalu kembali berpaling ke arah Vania. Aku sempat melihat Vania menganggukkan kepala ke arah Mas Arga sebagai sopan santunnya.


    “Loh, kok suaminya ditinggal sendiri, Mba?” Suruh gabung di sini aja,” kata Mba Vania.


    “Ah, nggak usah Mba Vania. Saya cuma sebentar. Mas Arga biar di sana saja sambil milih-milih menu yang akan dipesan,” jawabku. 

    “Lagian saya mau bertanya soal rahasia,” lanjutku dengan suara agak berbisik.


    Mungkin hampir 15 menit aku ngobrol dengan Mba Vania dan meninggalkan Mas Arga sendirian. Aku ingin Mas Arga merasakan tidak enaknya diabaikan seperti yang dia lakukan padaku. Aku juga ingin agar Mas Arga sadar, bahwa aku juga memperhatikan kelakuannya. Bukan hanya kebutuhannya di rumah yang aku perhatikan dan aku urus tapi seluruh tindak tanduknya juga aku perhatikan.


    “Selamat malam.” Aku mendengar suara seseorang menyapa kami. Aku dan Mba Vania langsung menoleh pada arah suara itu.


    “Mas, udah datang ya,” sapa Mba Vania. 

    “Perkenalkan Mba Zura, ini suami saya, Mas David. Mas, kenalkan ini Mba Zura. Kami baru berkenalan  di sini,” jelas Mba Vania pada suaminya sambil memperkenalkan kami berdua. 


    “O iya, saya David, suami Vania,” kata Mas David sambil menganggukkan kepala.


    “iya, saya Zura. Itu suami saya di meja seberang. Maaf saya sudah mengganggu. Saya tadi ada perlu sama Mba Vania sebentar. Hitung-hitung sambil  nemenin nunggu mas David,” balasku menjelaskan kenapa aku bersama Mba Vania.

    Setelah berbasa – basi dan mengucapkan terima kasih pada Mba Vania dan suaminya, aku kembali ke tempatku. Mas Arga langsung menyambutku dengan berondongan pertanyaan.


    “Ngapain ke sana, Dek? Emangnya kenal sama mba itu? Mas ditinggalin sendirian, lama lagi,” cecar Mas Arga protes.


    “Maaf, Mas. Tadi Zura ada keperluan sama Mba Vania itu. Namanya Vania dan yang laki-laki itu suaminya. Zura, kenaM ya barusan itu mas. Ada hal mendadak dan mendesak yang membuat Zura harus menemui Mba Vania itu,” jelasku.


    “Keperluan apa?” tanya Mas Arga.


    “Ini Mas,” jawabku sambil menyodorkan secarik kertas. Mas Arga mengambil kertas itu dari tanganku lalu melihat apa yang tertulis di sana. Nampak keningnya berkerut dan matanya menyipit.


    “Apa ini?” Mas nggak ngerti,” katanya.


    “Itu catatan perawatan yang Mba Vania lakukan setiap hari dan ada juga yang bulanan. Berikut dengan biayanya. Zura sudah mencatat semua secara rinci  Mas. Mas bisa lihat totalnya, itu katanya yang termurah, Mas,” jelasku.


    “Untuk apa ini?” tanya Mas Arga lagi.


    “Ya untuk perawatan kecantikan. Mba vania itu bisa cantik, kulitnya bersih, putih mulus itu karena dirawat. Suaminya tiap bulan memberikan uang untuk perawatan kecantikan Mba Vania. Kurang lebih segitu, 10.5 juta perbulan. Katanya itu udah yang termurah. Itu perawatan lengkap”: Facial 300 ribu, Derma Peeling 2.5, Laser Glowing 3 juta, Spa 1.5 juta, Perawatan Rambut 700 ribu, Pilates 3 juta.


    “Kenapa Zura kasih ini ke Mas? Memangnya Mas disuruh melakukan perawatan wanita?” tanya Mas Arga lagi. Rupanya dia belum nyambung dengan apa yang aku lakukan.


    “Bukan untuk Mas, tapi untuk Zura, Mas. Kan dari tadi mas liatian Mba Vania terus, sampai – sampai Zura berkali-kali bertanya soal menu yang akan dipesan Mas nggak respon.  Rupanya Mas lagi asyik liatin Mba Vania. Zura akui Mba Vania itu cantik. Nah, untuk bisa cantik seperti itu, Mba Vania melakukan perawatan kecantikan setiap hari dan setiap bulan. Biaya yang dikeluarkan untuk perawatan kecantikannya kurang lebih 10.5 jutaan itu. Uang sebesar itu dikasih suaminya Mba Vania, khusus untuk Mba Vania pearawatan. Jadi kalau Mas senang melihat wanita cantik, Mas harus ngasih Zura uang juga untuk perawatan kecantikan. Zura juga mau cantik seperti Mba Vania itu. Tinggal Mas modali  Zura tiap bulan sebesar 10-an juta, lalu Mas nggak perlu lagi liat wanita lain. Tinggal liatin istri Mas yang udah cantik ini aja,” kataku sambil tersenyum mengedipkan mata.


    Wajah Mas Arga berubah menjadi merah dan mulutnya terbuka melongo.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Bermain Cantik Untuk Suamiku

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021