KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Bersekolah Sambil Berjualan Bayam

    Bersekolah Sambil Berjualan Bayam

    BY 04 Jul 2024 Dilihat: 223 kali
    Bersekolah Sambil Berjualan Bayam_alineaku

    Walaupun pekarangan rumahku tidak terlalu luas, namun masih ada kebun di depan dan belakang rumah. Salah satu jenis tanaman yang banyak tumbuh di kebunku adalah bayam (Latin: Amaranthus). Selain itu, tanaman sayuran berdaun seukuran telapak tangan dan berwarna hijau tua ini juga kami tanam di pinggir jalan kecil di depan rumah. 

     

    Jika sudah berumur beberapa bulan pohon bayam tumbuh melampaui tinggi manusia. Ranting-ranting pohon menjuntai ke segala arah dengan bunga di pucuk ranting menyerupai jambul ayam jago. Namun jika sudah berbunga, kata ibuku, daun bayam berubah jadi kaku dan terasa hambar, tidak segar lagi. Tiap ranting pun kami pangkas. Beberapa hari  kemudian bersemi, muncul lembaran-lembaran daun berwarna hijau muda yang menggoda untuk segera dipetik. 

     

    Menurut asal usul, tumbuhan berdaun segar ini berasal dari Amerika tropik, yang menyebar ke seluruh dunia. Siapa yang menyebarkannya? Mungkin burung-burung di udara yang mematuk putik-putik bunga bayam, lalu menjatuhkannya di sembarang tempat. Bersemilah di tempat itu. Bertumbuh membesar lalu  berbunga. Bunga-bunga yang bermekaran pun lalu bersama angin ke segala arah, jatuh di tanah-tanah yang subur. Termasuk jatuh di kebunku. Dan tahu-tahu tanaman bayam memenuhi kebunku. 

     

    Bayam yang tumbuh di kebunku tidak seperti bayam pada umumnya yang dijual tukang-tukang sayur keliling atau di pasar-pasar sekarang ini. Bukan jenis bayam cabut yang dijual satu pohon utuh dari ujung daun hingga akar-akarnya itu. Bayam di kebunku, termasuk jenis bayam petik, yang berdaun lebar. Pohonnya bertumbuh tegak dan besar mencapai tinggi hingga dua meteran. Untuk memetik daun-daun bayam di pucuk pohon, biasanya aku berdiri di atas dingklik (kursi tak bersandar terbuat dari kayu). Tidak mungkin kan memanjat pohon bayam, atau memasang tangga di pohon ini, karena batang pohon bayam tidak setegak pohon kelapa. (Makanya kita tertawa saja saat ada yang berniat gantung diri di pohon bayam)

     

    Lembaran-lembaran daun muda (sengaja aku pakai kata ‘lembaran’ supaya tidak menimbulkan salah pengertian) sangat enak dikonsumsi sebagai lalapan atau kudapan. Banyak jenis jajanan dengan bahan utamanya daun bayam, seperti pecel, lotek, gado-gado, dan urap. Ibu-ibu yang berpikiran out of the box malah menyelimuti daun bayam dengan adonan tepung, lalu digoreng, jadilah peyek bayam yang krispi berasa gurih. 

     

    Aku paling doyan jika bayam dimasak jadi sayur bening. Sangat mudah memasaknya. Cukup siapkan air secukupnya, diberi garam dan gula pasir secukupnya, lalu direbus dengan rajangan tipis-tipis bawang merah. Masukkan temu kunci (Latin: boesenbergia rotunda, yaitu tanaman umbi-umbian berbentuk mirip kencur untuk bumbu dapur) supaya terasa lebih segar. Begitu air mendidih daun bayam masukkan. Sekejap saja daun bayam akan melunak. Dan sayur bening daun bayam pun siap dihidangkan panas-panas.  

     

    Masyarakat yang tinggal di pedesaan tidak perlu membeli bayam. Mereka bisa memetiknya di kebun sendiri. Jika di kebun tidak ada tanaman bayam, lumrah jika meminta ke tetangga, dan pasti dipersilakan memetik sendiri di kebun. 

     

    Meski tanaman bayam tersedia di pekarangan rumah warga desa, toh tetap ada yang berjualan bayam di pasar-pasar tradisional. Disebut pasar tradisional, karena pasar di desaku sudah ada sejak dulu, turun temurun sebagai tempat bertemunya para pedagang dan pembeli berbagai komoditi hasil pertanian. Dan di setiap kecamatan (di DIY disebut kapanewon) biasanya hanya ada satu pasar utama, dan ada beberapa tempat pasar tiban. Kapan pasar-pasar di setiap kapanewon itu buka sudah terjadwal Hari Pasaran yang berjalan sejak zaman kolonial Belanda. Ada lima hari pasaran, yakni Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing. Misalnya hari pasaran Pon yang buka adalah pasar Sribit di Kapanewon Girimulyo, Wage di pasar Kenteng, Legi di Pasar Dekso, dan Pahing di pasar Nanggulan dan Sentolo. 

     

    Waktu itu sekitar tahun 1975, aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Namun kakak-kakakku yang semuanya perempuan sudah bersekolah di SMP. Masih kukenang, waktu itu kedua kakakku pada setiap hari pasaran Wage, saat berangkat ke sekolah dengan naik sepeda, mampir di pasar Nanggulan. Mereka menitipkan sekarung bayam ke bakul sayuran di pasar itu. Dalam karung itu ada beberapa puluh ikat bayam. Harga satu ikat bayam, kalau tidak salah sekitar Rp 10 (sepuluh rupiah).

     

    Kami memetik bayam itu pada sore harinya. Saat mentari di ujung langit barat hampir menghilang kami memetik daun-daun bayam muda di kebun dan kanan kiri jalan di depan rumah. Ada dua cara memetik bayam, yaitu langsung memetik daun bayam dengan jemari (dipunthes) seperti memetik dawai gitar, atau memetiknya dengan alat pisau.Memetik dengan memakai pisau hasilnya akan lebih rapi. 

     

    Kami bisa mendapatkan satu tenggok penuh pucuk-pucuk bayam. Malam hari, setelah belajar kami berkumpul di dapur. Bukan untuk memasak, namun membereskan sekarung bayam yang kami petik tadi sore. Sesaat sebelum berangkat tidur, bayam di dalam tenggok itu kami bagi menjadi ikatan-ikatan kecil. Biasanya bisa menjadi beberapa puluh ikat. Esuk hari bayam yang sudah diikat kecil-kecil itu dibawa ke pasar.

     

    Dengan berboncengan naik sepeda dua kakakku berangkat sekolah. Ya, bersekolah sambil berjualan bayam. Hingga sekarang aku masih heran, kedua kakakku perempuan itu ga malu berangkat sekolah sambil menenteng sekarung bayam untuk dijual di pasar. Teman-teman sebaya mereka tidak ada yang mau melakukan itu. Mental baja memang kedua kakakku itu. 

     

    Jarak rumah ke sekolah cukup jauh, sekitar empat kilometer. Setelah melewati jarak tiga km, sampailah di ibukota kecamatan/kapanewon. Di sinilah berada pasar Nanggulan. Pasar yang termasuk besar di Kapanewon Nanggulan. Satu pasar lagi yang sama besarnya adalah pasar Kenteng. Sebelum pasar Nanggulan ada dua pasar kecil dimana pada pedagang berjualan hanya di pinggir jalan, yaitu pasar Janti dan pasar Temanggal. 

     

    Tiba di pasar Nanggulan, kakakku masuk ke pasar menyerahkan sekarung bayam ke pedagang sayur yang sudah jadi langganan. Kakakku pun menerima beberapa ratus rupiah. Hem, lumayan lah. Uang hasil berjualan bayam itu kami gunakan untuk membayar uang sekolah, itung-itung meringankan beban orangtua. 

     

    Demikianlah hidup di desa. Anak-anak tidak bisa bermalasan. Mereka bisa mendapatkan uang dari hasil usaha sendiri, tak perlu meminta uang jajan kepada orangtua. Orangtua pun diringankan. Orangtua juga tenang, karena anak-anak tidak merengek-rengek minta uang jajan. Anak-anak dari keluarga-keluarga berjuang termasuk keluargaku, berusaha mencari uang sendiri untuk bisa jajan atau meringankan beban orangtua. Bangga lo, kami bisa mendapatkan duit dari usaha sendiri. Cara-cara seperti ini membuat kami tidak manja. 

     

    Kemampuan orangtua yang terbatas tak membuat kami surut langkah. Banyak cara untuk menggapai cita-cita. Berjualan bayam sambil bersekolah pun telah menempa hidup kami untuk mampu menghadapi dunia.

     

     

    Kreator : Breska

    Bagikan ke

    Comment Closed: Bersekolah Sambil Berjualan Bayam

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021