Konon, kabarnya sejak bayi umur dua bulan aku sudah dititipkan dan diasuh oleh Mama Piara. Setiap pagi diantar Ibu ke rumah Mama Piara kemudian ditinggal pergi bekerja. Karena Ibu adalah seorang wanita karier. Jadi beliau pergi pagi pulang sore menjelang Maghrib. Begitu juga Ayah. Beliau bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik yang berangkat pagi dan pulang sore hari juga. Sehingga, aku diantar pulang oleh Mama Piara setelah kedua orang tuaku pulang kerja. Setelah mandi bersih dan setelah makan baru diantar pulang. Sehingga aku merasa dekat dan sayang kepada mama Piara bagaikan dekatnya dengan ibu sendiri.
Bahkan ketika aku sudah sekolah TK, kedua orang tuaku pindah rumah kontrakan. Lumayan jauh jaraknya dari rumah Mama Piara. Tetapi, aku tetap dititipkan kepadanya. Mama Piara menjagaku seperti anaknya sendiri. Beliau juga yang mengantarku berangkat sekolah dan menjemputku sewaktu pulang. Kasih sayangnya kepadaku seperti kasih sayang dan perhatian kepada anaknya sendiri.
Kini, aku sudah sekolah kelas 3 SD. Aku sudah tidak dititipkan lagi, sudah tidak diasuh lagi oleh Mama Piara. Tetapi, aku sudah dilepas sendirian di rumah setiap hari ketika Ayah dan Ibu kerja.
Hanya malam hari saja kami berkumpul bersama. Pagi-pagi bangun tidur aku persiapan berangkat sekolah. Ayah dan Ibu juga persiapan berangkat kerja. Sebelum berangkat kami dibelikan nasi untuk sarapan pagi. Ibu tidak pernah masak. Setiap hari untuk makan orang sekeluarga selalu beli. Baik untuk makan pagi makan siang maupun makan malam.
Setelah sarapan aku berangkat sekolah diantar Ayah. Kemudian Ayah berangkat kerja, setelah itu baru Ibu yang berangkat kerja. Nanti siang pulang sekolah aku dijemput ojek yang sudah menjadi langganan antar jemput sekolah.
Sesampai di rumah, kutemukan rumah kosong tanpa penghuni. Dan, aku sendirilah yang menghuni selama siang hari. Tak lama kemudian datang lah orang yang mengantar makanan untuk makan siang. Makanan yang sudah dipesankan oleh Ibu. Jika setiap siang penjual nasi datang mengantar makanan lalu aku bayar. Dengan istilah keren nya COD atau Cash on Delivery. Baru aku dapat makanan. Kemudian aku istirahat siang. Tidur di dalam rumah atau kadang-kadang temanku yang rumahnya berdekatan denganku datang ke rumah untuk bermain atau menemaniku. Kemudian jika adzan Ashar berkumandang, aku segera berangkat les ke rumah guru les-ku dan sepulang dari les aku mengaji ke rumah guru mengaji yang rumahnya tidak jauh dari rumahku. Selesai mengaji hari sudah menjelang Maghrib. Kadang-kadang aku ke Masjid bersama teman-temanku.
Usai dari Masjid, aku langsung pulang. Tidak berani main-main ke tempat permainan supaya segera sampai di rumah.
Sesampai di rumah kadang-kadang aku temukan Ayah sudah pulang. Tak lama kemudian Ibu baru pulang. Namun, kadang-kadang sepulang aku dari Masjid belum menemukan kedua orang tuaku di rumah. Untung saja aku sudah terlatih, semua lampu sudah kunyalakan sebelum berangkat ke Masjid.
Kemudian datanglah saat yang kutunggu-tunggu, yaitu nasi yang diantar oleh si penjual nasi. Makanan berbungkus styrofoam setiap hari datang sesuai pesanan Ibu. Dan, setiap hari aku makan menggunakan styrofoam sebagai piringku.
Ketika malam hari aku bermain bersama teman-teman yang rumahnya berdekatan. Kami bersama-sama makan di jalan depan rumah dengan menggelar tikar. Dan, kami membawa makanan dari rumah masing-masing. Semua temanku makan menggunakan piring karena mereka makan masakan ibunya sendiri-sendiri. Sedangkan aku selalu makan makanan yang dibelikan karena Ibu tidak pernah masak sendiri. Saat yang demikian itu aku bayangkan betapa nikmatnya makan menggunakan piring.
“Ya Allah. ya Tuhanku. Sampai seusia aku ini selalu makan pakai styrofoam karena Ibu tidak memasak sendiri, makanan selalu beli atau catering, dan selalu dikirim menggunakan wadah styrofoam. Apakah salah jika Ibu tidak masak untukku dan untuk Ayah? Apakah sudah benar Ibu menyediakan makanan hanya dengan membeli makanan matang terus menerus? Kadang aku mau protes ya Rabb… Tapi apakah salah jika aku protes, ya Robb?”
###################################
Kreator : Endah Suryani, S. Pd AUD
Comment Closed: Betapa Nikmat Makan di Piring
Sorry, comment are closed for this post.