KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Betapa Nikmat Makan di Piring

    Betapa Nikmat Makan di Piring

    BY 29 Okt 2024 Dilihat: 206 kali
    Betapa Nikmat Makan di Piring_alineaku

    Konon, kabarnya sejak bayi umur dua bulan aku sudah dititipkan dan diasuh oleh Mama Piara. Setiap pagi  diantar Ibu ke rumah Mama Piara kemudian ditinggal pergi bekerja. Karena Ibu adalah seorang wanita karier. Jadi beliau pergi pagi pulang sore menjelang Maghrib. Begitu juga Ayah. Beliau bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik yang berangkat pagi dan pulang sore hari juga. Sehingga, aku diantar pulang oleh Mama Piara setelah kedua orang tuaku pulang kerja. Setelah mandi bersih dan setelah makan baru diantar pulang. Sehingga aku merasa dekat dan sayang kepada mama Piara bagaikan dekatnya dengan ibu sendiri.

    Bahkan ketika aku sudah sekolah TK, kedua orang tuaku pindah rumah kontrakan. Lumayan jauh jaraknya dari rumah Mama Piara. Tetapi, aku tetap dititipkan kepadanya. Mama Piara menjagaku seperti anaknya sendiri. Beliau juga yang mengantarku berangkat sekolah dan menjemputku sewaktu pulang. Kasih sayangnya kepadaku seperti kasih sayang dan perhatian kepada anaknya sendiri.

    Kini, aku sudah sekolah kelas 3 SD. Aku sudah tidak dititipkan lagi, sudah tidak diasuh lagi oleh Mama Piara. Tetapi, aku sudah dilepas sendirian di rumah setiap hari ketika Ayah dan Ibu kerja. 

    Hanya malam hari saja kami berkumpul bersama. Pagi-pagi bangun tidur aku persiapan berangkat sekolah. Ayah dan Ibu juga persiapan berangkat kerja. Sebelum berangkat kami dibelikan nasi untuk sarapan pagi. Ibu tidak pernah masak. Setiap hari untuk makan orang sekeluarga selalu beli. Baik untuk makan pagi makan siang maupun makan malam. 

    Setelah sarapan aku berangkat sekolah diantar Ayah. Kemudian Ayah berangkat kerja, setelah itu baru Ibu yang berangkat kerja. Nanti siang pulang sekolah aku dijemput ojek yang sudah menjadi langganan antar jemput sekolah. 

    Sesampai di rumah, kutemukan rumah kosong tanpa penghuni. Dan, aku sendirilah yang menghuni selama siang hari. Tak lama kemudian datang lah orang yang mengantar makanan untuk makan siang. Makanan yang sudah dipesankan oleh Ibu. Jika setiap siang penjual nasi datang mengantar makanan lalu aku bayar. Dengan istilah keren nya COD atau Cash on Delivery. Baru aku dapat makanan. Kemudian aku istirahat siang. Tidur di dalam rumah atau kadang-kadang temanku yang rumahnya berdekatan denganku datang ke rumah untuk bermain atau menemaniku. Kemudian jika adzan Ashar berkumandang, aku segera berangkat les ke rumah guru les-ku dan sepulang dari les aku mengaji ke rumah guru mengaji yang rumahnya tidak jauh dari rumahku. Selesai mengaji hari sudah menjelang Maghrib. Kadang-kadang aku ke Masjid bersama teman-temanku. 

    Usai dari Masjid, aku langsung pulang. Tidak berani main-main ke tempat permainan supaya segera sampai di rumah.

    Sesampai di rumah kadang-kadang aku temukan Ayah sudah pulang. Tak lama kemudian Ibu baru pulang. Namun, kadang-kadang sepulang aku dari Masjid belum menemukan kedua orang tuaku di rumah. Untung saja aku sudah terlatih, semua lampu sudah kunyalakan sebelum berangkat ke Masjid.

    Kemudian datanglah saat yang kutunggu-tunggu, yaitu nasi yang diantar oleh si penjual nasi. Makanan berbungkus styrofoam setiap hari datang sesuai pesanan Ibu. Dan, setiap hari aku makan menggunakan styrofoam sebagai piringku.

    Ketika malam hari aku bermain bersama teman-teman yang rumahnya berdekatan. Kami bersama-sama makan di jalan depan rumah dengan menggelar tikar. Dan, kami membawa makanan dari rumah masing-masing. Semua temanku makan menggunakan piring karena mereka makan masakan ibunya sendiri-sendiri. Sedangkan aku selalu makan makanan yang dibelikan karena Ibu tidak pernah masak sendiri. Saat yang demikian itu aku bayangkan betapa nikmatnya makan menggunakan piring.

    “Ya Allah. ya Tuhanku. Sampai seusia aku ini selalu makan pakai styrofoam karena Ibu tidak memasak sendiri, makanan selalu beli atau catering, dan selalu dikirim menggunakan wadah styrofoam. Apakah salah jika Ibu tidak masak untukku dan untuk Ayah? Apakah sudah benar Ibu menyediakan makanan hanya dengan membeli makanan matang terus menerus? Kadang aku mau protes ya Rabb… Tapi apakah salah jika aku protes, ya Robb?”

    ###################################  

     

     

    Kreator : Endah Suryani, S. Pd AUD

    Bagikan ke

    Comment Closed: Betapa Nikmat Makan di Piring

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021